Chapter 6 - Falling Deeper In Love With You

266 33 98
                                    

Sebelum kalian baca bab terakhir ini, aku ingin minta maaf karena ending chapter 5 sedikit menyesatkan tentang sebutan 'wanita' yang seharusnya 'gadis'. Tetapi, terkadang sebutan itu cocok utk mereka yang ga sesuai usianya, atau ... itu kulakukan cuma demi twist di cerita ini. 

...

..

.

Sesshoumaru menengok ke kiri, ke arah suara tadi berasal. Dengan hela napas kalah, ia memerintah, "Aku kuhargai jika kau bertanya dengan lebih sopan!"

Kagura, gadis yang terkesan amat, sangat, dewasa, jauh di atas usia aslinya itu lantas patuh, "Baiklah, maafkan aku."

"Kagura, Kagome adalah ... " Ia menatapku lekat, gejolak emosi bergantian merajai sinar mata pria itu.

"Aku bekerja di bawah bimbingan tuan Sesshoumaru," imbuhku cepat-cepat.. Rasa bersalah begitu kuat menjalar di dada. Betapa aku menyesali semua pikiran buruk yang telah kumiliki tentangnya. Sesshoumaru memandangku sejenak sebelum kembali menoleh ke dalam rumah.

Tak lama kemudian, "Suara dan wujud menggemaskan muncul dari balik pintu. "Siapa yang datang, Ayah?"

'Ayah!' Ulangku dalam hati. 'Sesshoumaru adalah seorang ayah!'

"Kagome," Sesshoumaru mengambil jeda untuk membungkuk lalu menggendong seorang gadis kecil berambut cokelat sebahu dengan pipi tembam yang merona, "perkenalkan, ini kedua putriku," tangan kirinya merangkul bahu gadis kecil yang berdiri di sisinya, "Kagura, juga Rin." Pria itu kini menatap wajah anak yang digendongnya.

Kali ini, aku memandang raut muka Sesshoumaru dalam-dalam. Ekspresinya teduh, kelembutan yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

"Kagura dan Rin, ya ... " aku mengangguk-angguk. Aku yang sudah menyiapkan diri untuk bertemu dengan wanita super cantik dengan bentuk tubuh, riasan mengoda, dan pakaian modis setara model, justru kecele. Spekulasiku salah total. Apa yang kutemui benar-benar di luar ekspektasi.

"Kagura, ini Kagome, sekretaris kakek yang kini bekerja dengan ayah. Kagome, ini putriku. Kagura, perkenalkan dirimu!"

Gadis berumur sepuluh tahun itu membungkuk secara formal, "Namaku Kagura Taisho, senang bertemu denganmu, Nona ... "

"Higurashi," aku balas membungkuk, "Higurashi Kagome."

Tak disangka, gadis kecil itu tersenyum dan berkata lagi, "Senang bertemu denganmu, Nona Higurashi. Terima kasih telah menjaga ayahku selama ini," ujarnya dengan sikap santun yang patut diacungi jempol.

"Tidak, seharusnya aku yang berterima kasih telah dibimbing oleh ayahmu."

Bocah yang ada di pelukan Sesshoumaru memaksa untuk turun. Tak mau kalah, ia ikut membungkuk dan memperkenalkan diri, "Namaku Rin Taisho."

Ketika mendengar anak itu melafalkan namanya sendiri dengan cadel, senyum mengembang di wajahku. Tak kalah ramah, aku membalas, "Senang bertemu denganmu, Nona Taisho," lagi-lagi, Kagome sedikit membungkuk, memberi hormat.

Untuk beberapa saat kami berempat saling memandang satu sama lain. Hingga, Kagura menarik lengan kemeja ayahnya yang tergulung sampai ke siku. "Ayah," panggilnya. Setelah mendapat perhatian dari orang tuanya, ia melanjutkan, "Mengapa kau tak mengundangnya masuk?"

Saran dari sang anak sulung bagai memutus lamunan Sesshoumaru, "Tentu."

"Silakan masuk, Nona Higurashi," ujar Kagura seraya merentangkan tangan kanannya ke dalam rumah.

I Can Keep A Secret, Can You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang