19

57 40 16
                                    

"Yoor, kamu kalo obatnya habis bilang dong sama mama atau papa. Kakak kaget lihat kamu pingsan kayak tadi, tau ga." -Joshua

"Iya kak.. lagian Yoori juga udah gak apa-apa kok." -Yoori

"Bukan masalah gak apa-apa Yoor, dokter bilang ini bisa kambuh terus." -Joshua

"Aku akan minum obatnya rutin kok. Udah gak usah khawatir kak" -Yoori

"Tadi dokter ngomong apa lagi?" -Joshua

"Ya..cuman..rajin minum obat.." -Yoori

"Itu doang?" -Joshua

"Sama..jangan banyak ngelakuin aktivitas fisik dulu.." -Yoori

"Mulai besok kakak bakalan anter jemput kamu. Bilang sama pacar kamu kalo kakak yang anterin." -Joshua

"Kan kakak ada kerjaan, jangan ditinggalin gitu kak. Yoori gak enak jadinya." -Yoori

"Gak perlu ngerasa gak enak, lagi pula perusahaan itu kan juga perusahaan Papa nya kakak." -Joshua

"Kak, maaf ya gara-gara Yoori nelfon, jadinya kakak harus ninggalin kerjaan" -Yoori

"Yoori, nyawa kamu itu lebih penting dibandingkan kerjaan kakak!" -Joshua

×××

Yoori kembali ke rumah dengan Mama yang sudah ada di ruang keluarga.

"Mama? Bukannya Mama seharusnya nemenin Papa di rumah sakit?" -Yoori

Seketika Mama langsung memeluk Yoori, "Yoori, kamu gak apa-apa kan?"

"Masih kerasa sakit gak?" -Mama

"Apa yang kamu rasa tadi?" -Mama

"Mama khawatir banget Yoor" -Mama

"Mamaaa.. jangan kayak gini dong, Yoori jadi sedih lihat Mama kayak gini.." -Yoori

"Maafin Mama ya, Mama gak bisa nolongin kamu tadi." -Mama

"Gak apa apa Maa, lagi pula kak Joshua kan juga udah nganterin aku ke rumah sakit" -Yoori

"Oh ya, kak Joshua terus dimana?" -Mama

"Udah balik duluan, soalnya ada kerjaan katanya." -Yoori

"Oh..terus tadi kata dokter apa Yoor?" -Mama

"Katanya..rajin minum obat..jangan ngelakuin aktivitas fisik dulu gitu.." -Yoori

"Terus soal penyakitnya gimana? Memburuk gak? Ada apa gak?" -Mama

"...e-enggak kok Ma.. udah Mama gak perlu khawatir.. Yoori baik-baik aja kokk" -Yoori

"Ya udah, Mama mau bikinin kamu makanan sehat dulu, kamu tunggu di kamar aja yaa" -Mama

"Iya Ma"

Yoori pergi ke kamarnya.

Disana ia mengamati obatnya.

Obat yang berbeda.

Tentu saja untuk penyakit yang berbeda.

Penyakit yang dimiliki Yoori dulu adalah penyakit jantung koroner. Tetapi sekarang bukan itu penyakit yang ia miliki.

Berbeda.

Dan mungkin bisa dibilang lebih parah.

Sebenarnya dokter tidak hanya mengatakan bahwa Yoori harus meminum obatnya dengan rajin maupun tidak boleh melakukan aktivitas fisik saja. Tetapi dokter mengatakan bahwa Yoori telah mengidap gejala penyakit gagal jantung.

Yoori belum siap memberitahu orang-orang di sekitarnya, terutama Mama. Ia tidak ingin membuat mamanya memiliki banyak pikiran.

Ia membuka jendela kamarnya sambil menikmati angin malam, ia berkata, "Semesta, aku masih ingin berada disini. Setidaknya berikan aku 1 tahun. 1 tahun terakhir untukku."

Ia melihat langit.

"Bintang. Haha, dulu aku selalu mau menggapai bintang, tapi sekarang? Diberikan kesempatan untuk menggapai bintang malah tidak mau."

"Dan kamu langit, mengingatkan aku kepada seseorang."

Yoori menghentikan kalimatnya sejenak untuk tersenyum.

"Orang yang aku cintai, yang selalu ada untukku, cari saja. Namanya Kim Junkyu. Huft, nabastalaku. Aku masih belum siap meninggalkannya-"

BENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang