Srek-srek, gesekan ayunan kaki Jungkook dengan dedaunan. Ia menunggu kedatangan Rosé ditaman dekat dorm Rosé. Hari pun makin sore. Angis terus menghembus membawa dedaunan kering.
"Ah, sepertinya akan turun hujan" keluhnya.
Krek, Jungkook langsung mengalihkan atensi nya kearah suara itu. Terlihat lah seseorang yang ia tunggu sejak tadi, namun orang itu tidak begitu terlihat baik. Ia pun langsung menghampirinya.
"Hah Jungkook, maaf, aku terlambat" suara Rosé tergesah-gesah karena tadi ia berlari dari dorm untuk menuju kesini menemui Jungkook.
"Tidak apa-apa, Sie. Santai rileks. Tarik nafas buang pelan" Ucap Jungkook sambil mempraktikannya.
"Yasudah, ayo kita duduk disana" Ajak Jungkook sambil menuntun Rosé.
Mereka pun duduk sebelahan dibangku taman."Kamu kenapa lari-lari sih?" Tanya nya khawatir namun sedikit meledek.
"Aku takut kamu nanti kelamaan nunggu, dan benar saja, sekarang sudah sore" Jawab Rosé menunduk.
"Yaampun, biasa aja kali, Sie" Tawanya.
"Bisa-bisanya ya kamu ketawa?" Kesal Rosé sambil memukul-mukul lengan kanan Jungkook.
"Aw sakit, Sie" Ucap Jungkook mengusap-usap lengannya sambil tertawa.
"Yasudah, aku pulang aja ya" Rosé berdiri hendak meninggalkan Jungkook. Namun Jungkook menahan tangannya.
Duk, kotak yang dibawa Jungkook terjatuh saat ia ingin menahan tangan Rosé. Rosé pun berbalik menatap Jungkook kemudian menatap kotak itu.
"Jangan pergi dong, Sie. Tuh kan jatuh hadiahnya." Jungkook segera mengambil kotaknya.
"Itu apa Kook?" Tanya Rosé heran.
"Mau tau? Makanya jangan pergi dulu" Godanya.
"Iya-iya, aku duduk lagi nih." Rosé dan Jungkook pun kembali duduk.
"Aku mau nunjukin sesuatu sama kamu, Sie."
"Apa Kook, jangan buat aku jadi penasaran dong."
"Iya, kamu lagi PMS ya? Marah-marah mulu"
"Kalau iya kenapa? Ayo cepat, aku penasaran Kook"Daripada meladeni Rosé yang sepertinya sedang PMS itu, Jungkook pun membuka kotak biru itu dan mengeluarkan isinya. Mata Rosé berbinar-binar melihat isi kotak itu.
"Kamu masih menyimpan itu, Kook?"
"Iya aku masih menyimpan ini. Kan kamu yang nyuruh aku simpan ini."
Sebuah kalung dengan liontin kunci kecil. Jungkook menyimpan itu dengan hati-hati dan sangat dijaganya. Karena itu kenangan dari Rosé untuknya.Rosé pun mengeluarkan kalung miliknya yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Ia menunjukannya pada Jungkook.
"Ini pasangannya Kook." Rosé menunjukkan kalung dengan liontin gembok kecil itu yang masih terpasang dilehernya kepada Jungkook.
"Wah ternyata ada pasangannya ya?"
"Iya Kook." Rosé melepaskan kalung itu dan mencoba memasukkan kunci dikalung yang Jungkook pegang ke gembok kalungnya."Lihat, cocok kan?" Ucap Rosé dengan senang.
"Benar Rosie, ini cocok. Jadi, kalung ini untuk ku atau bagaimana, Sie?"
"Iya itu untuk kamu, tanda persahabatan kita."Hanya persahabatan ya, Sie? Aku ingin lebih.
"Wah, padahal aku mau lebih" Ucap Jungkook melemah dikalimat terakhir.
"Hah? Lebih? Aku cuma punya dua Kook, yang ini dan yang itu."
"Bukan itu maksudku. Yasudah tak usah dibahas. Yang penting aku senang bisa punya kalung ini sampai sekarang. Karena dulu, kalung ini sempat hampir hilang, dan aku cemas sekali."Sebenernya aku tau maksud kamu Kook.
"Yasudah, sekarang kalungnya kita pakai masing-masing ya." Ucap Jungkook.
Mereka pun memakainya.
"Cantik"
"Apa Kook? Aku memang cantik" Percaya diri sekali Rosé.
"Aku memuji kalungnya, bukan kamu ya, Sie" Jungkook mengelak.Tik-tik, butiran air hujan pun perlahan mulai berjatuhan. Menggangu dua insan yang sedang bersama itu.
"Yah-yah hujan, Sie. Bagaimana nih kita?"
"Ya pulang lah Jungkook. Ayo kita lari"
"Iya ayo. Lihat itu ada supermarket, kita beli payung dulu saja ya."
"Baiklah Kook, ayo"
Mereka pun berlari ke supermarket untuk membeli payung. Rosé diam menunggu diluar supermarket. Bahaya jika mereka ketahuan oleh orang-orang. Mereka bisa terkena skandal nanti.☔☔☔
Setelah membeli payung, mereka segera berjalan ke arah dorm Rosé terlebih dahulu. Setelah sampai pintu dorm, tiba-tiba Jungkook menarik tangan Rosé ke tempat mesin ATM.
"Loh kok, kita kesini Kook?"
"A-aku ingin berbicara sesuatu sama kamu"
"Berbicara apa Kook?"Kok jantungku berdebar semakin kencang. Ada apa ini. Rosé memegang dada kirinya.
"A-aku...." Jungkook langsung memeluk Rosé.
"Ka-kamu kenapa Kook?" Terkejut lalu menepuk-nepuk punggung Jungkook.
"A-aku... aku ingin kamu menjadi pacarku, Rosie. Valid no debat pokoknya!" Ucap Jungkook seperti memaksa.
"Hah? Apa Kook? Coba kamu lepasin pelukannya dulu, aku sulit bernapas"
"Yaampun Rosie maafkan aku" Jungkook segera melepas pelukannya."Ka-kamu ini kenapa sih Kook?" Tanya Rosé gugup.
"A-aku?"
"Eum" jawabnya.
"Mulai sekarang kamu pacarku, milikku, ya Rosie!"
"Hah? Gimana-gimana?" Rosé bingung dan massh tak percaya dengan apa yang sedang terjadi saat ini."Aku sayang, cinta, dan suka kamu. Aku tidak mau kita hanya sebatas sahabat atau pun adik-kakak. Aku mau kamu jadi milikku, dan aku jadi milikmu!" Ucap Jungkook dengan tergesa-gesa dan tulus.
".." Rosé belum mengeluarkan kata-kata apapun, dan mata mereka yang berkaca-kaca saling nmemandang.
"Kok kamu diam saja, Sie? Kamu tidak mau ya?" Tanya Jungkook melembut dan menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba, Rosé langsung meluncurkan badannya ke pelukan Jungkook dan memeluknya dengan erat.
"Aku mau Kook!" Jawabnya tegas tetapi suaranya terpendam dipelukan.
"Wah, aku senang Rosie. Akhirnya kita bisa saling memiliki"Beberapa menit kemudian, mereka melepas pelukannya. Mereka tidak sadar jika ada yang mengamati mereka sejak tadi.
To Be Continue
Akhirnya aku lanjut ngetik lagi nih, maaf ya wkwk
Rencananya cerita ini mau aku cepetin hehe.
Gimana nih menurut kalian?
Dan untuk cerita ku yang lainnya, keknya bakal hiatus lama deh atau kemungkinan buruknya bakal aku unpublish😩😭
Aku butuh votement kalian ya. Jangan ragu buat komen ya, karena komen kalian juga sangat berpengaruh, terima kasih semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide | Rosékook
FanficKisah seorang wanita yang berkarir di dunia entertaint. Dimana ia dikenali hampir diseluruh dunia ini. Kehidupan seorang idol memang sangat ketat yang dijaga sebuah kontrak yang mengikat. Ia awalnya ingin bertemu teman semasa kecilnya yang sudah lam...