fault

1.6K 140 19
                                    

"granger.. Aku minta maaf granger.."

"Cukup. Hentikan, kumohon.."

"Dengarkan.. Aku.. Aku tidak bermaksud.."

"Tidak bagaimana? KAU MENCIUMNYA DIDEPANKU SIALAN!"

"Please.. Aku bisa jelaskan.. Jangan begini granger."

"granger, keluarkan kembali bajumu.."

"granger, kumohon."

Tok.. Tok.. Tok..

"mommy, nana cudah ciap."

"Ap.. granger, kumohon. Jangan begini. Dengarkan aku dulu.."

alucard menarik tangan pucat milik 'istrinya' itu. Hatinya berdenyut sakit melihat lelehan air mata dari kelereng hitam itu. Dirinya khilaf, dirinya salah. Sungguh, ia mengaku salah.

"Lepas!"

alucard tersentak, melihat dengan nanar bagaimana tubuh mungil granger mengangkut koper besar kemudian pergi dari situ. Didepan pintu, nana menatap sayang mommynya sebelum melirik dingin kearah alucard.

"granger, tunggu!"

granger melirik sekilas kearah alucard sebelum menggandeng erat tangan nana.Koper nana sudah ditaruhnya didepan pintu, jadi ia bisa berjalan cepat mengikuti langkah kaki granger. Dibelakang, alucard berusaha mengejar ditengah rasa sakit yang dideranya. Kakinya sakit karena terkena hantaman vas bunga yang dilempar granger saat ia berusaha mencegah istrinya itu pergi.

"Ayo cepat nana. Kau sudah hubungi nenek kan?"

nana mengangguk kecil, kedua neneknya sudah ia hubungi. Yang menjemput mereka nanti juga adalah suruhan kakeknya. Melihat kebelakang,nana sama sekali tidak merasa kasihan ataupun sedih pada daddynya itu. Eh, mantan daddy maksudnya. alucard bersusah payah mengejar mereka. Wajah sebelah kirinya lebam, kakinya pincang sebelah, dan perjalanan dari kamar ke pintu depan memang cukup jauh karena ruang keluarga yang besar. Menyeringai sekilas, nana kembali fokus kepada mommynya. Wajah mommy penuh air mata. Dan itu cukup membuat nana terusik tidak rela. Dirinya berjanji akan selalu membahagiakan mommynya, tidak seperti dia.

Brak!

granger membuka pintu dengan keras, didepan pagar mobil jemputan ayahnya sudah menunggu. alucard yang melihat itu segera berlari, mengacuhkan segala sakitnya untuk menangkap pergelangan tangan granger. alucard terengah, granger menatap marah. granger membungkuk kearah nana.

"nana masuk mobil dulu ya, mommy cuma sebentar kok." mengangguk patuh, nana segera berlari menuju mobil. johson yang melihat nona muda kecilnya datang

"Kau punya waktu 5 menit sebelum aku menendangmu, alu."

"granger, sungguh. Maafkan aku. Aku benar-benar stress waktu itu, dan hanya dia yang disampingku selama itu. Aku khilaf, dan.. Dan.. Aku sungguh menyesal, maafkan aku granger. Kembalilah, kumohon.."

granger mendengus seraya mengusap air matanya kasar. Ia cengeng, memang. Hatinya sakit melihat kekasihnya terlihat begitu putus asa. Namun, granger juga manusia. Hatinya bukan dari batu. Kelakuan alucard setahun terakhir sudah membuatnya sakit, ia bertahan karena naan. Berharap alucard kembali melihat padanya. Kalaupun tidak, lihat nana. Lihat keadaannya, tidakkah itu mengetuk hati alucard? nana masih kecil, ia butuh bimbingan.

"Dulu kita tidak seperti ini alu. Dulu kau berjanji padaku, kau tidak akan mengkhianatiku, kau tidak akan memukulku, kau akan selalu bertanggung jawab untukku. Tapi setahun terakhir, kau langgar semua janjimu satu persatu. Aku bertahan alu, nana masih kecil. Ia masih butuh daddynya. Tapi kelakuanmu malam itu adalah langkah yang membuatku yakin agar aku meninggalkanmu. Ternyata aku sendiri yang berjuang selama ini, jika diingat-ingat lagi. Dari awal kita menikah pun hanya aku yang berjuang ya. Kukira dengan hadirnya nana, kau akan berubah, alu. Aku selalu berharap seperti itu."

alucard & grangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang