[ 7 ] Terungkap

1K 156 6
                                    

NamePov.

Aku terbangun di sebuah tempat yang tidak paling aku suka. Atau mungkin tempat yang paling aku benci.

Tentu saja itu adalah rumah sakit.

Aku paling tidak suka kalau aku terbangun di sebuah ruangan berbau obat dengan kasur yang dingin, sepi, sunyi. Tidak ada siapapun..

"Lagi lagi seperti ini." Gumam ku.

"Aku sudah bosan.. aku sudah capek dengan ini semua.. aku juga tidak mau mati begitu saja.. aku ingin di dunia ini lebih lama.. tapi mau bagaimana lagi.. ini sudah takdir. Tiada yang bisa melawan sebuah takdir. sudah tidak ada harapan lagi untuk bertahan" lanjutku sembari menatap langit di luar yang sedang cerah.

Cklekk!

Terdengar suara seseorang membuka pintu ruangan. Tidak lain itu adalah Suna. Suna menghampiri ku yang sedang menatap langit di balik jendela rumah sakit.

"(Name), bagaimana kondisimu?" Suna duduk di pinggir kasur tepat di sebelah ku yang masih fokus menatap langit.

"Suna-san.. kamu ada di sini? Sedang apa kau di sini? tidak gunanya kau di sini. Kau hanya melihat seseorang yang sakit sembari berdiam diri tidak jelas.. tidak bisa melakukan apapun.. yang ku lakukan hanyalah merepotkan kalian.. sekarang kau sudah tau bahwa aku adalah orang yang lemah.. dan maaf tidak memberitahu kan yang sebenarnya selama ini" jelas ku yang perlahan menjatuhkan air matanya.

"Hiks..Suna-san.. kau pasti sekarang membenciku, kan?" Tanya ku yang membuat nangis ku semakin menjadi jadi.

"Kau boleh memanggilku seorang
pembohong atau apapun itu ..hiks.. karena aku pantas mendapatkan nya."

"Sekarang bukan waktunya untuk menangis dan menyesalinya (name).. kau ingin bebas dari penderitaan ini semua, kan? Kalau begitu jangan menyerah. Kau pasti bisa melawan ini semua (name), asal kau mau berusaha" Tangisan ku berhenti sejenak setelah mendengar nya. Aku tak tau apa yang membuatku berhenti menangis.

"Dan satu lagi, aku tidak akan pernah membenci mu sama sekali dan aku juga akan tetap memanggil namamu seperti biasa. Karena mau sebagai manapun kau membohongiku dan lain lain. Kau tetaplah kau, kau akan selalu menjadi teman pertamaku" Suna memeluk tubuhku yang lemas, walaupun begitu Suna masih bisa merasakan kehangatan temannya itu.

"Aku yakin kau pasti bisa melawan ini semua, jadi jangan menyerah." Pelukan suna semakin erat membuatku menangis kembali.

"Terimakasih suna-san.. sekarang aku sudah baik-baik saja dan aku tidak akan menyerah dan tidak akan mengecewakan mu.. pasti! Aku berjanji!" Suna mengangguk dan tersenyum.

Suna tidak tau kalau aku tidak akan bertahan lebih lama lagi. Mungkin kira-kira aku akan hanya bisa bertahan sekitar 3 bulan.

Mengenai penyakit yang kuhadapi ini sudah menjangkit tubuh ku dari aku berumur sekitar 7 tahun. Dari situ aku mulai merasakan penderitaan itu.

masih terlalu kecil bukan?

Iya, memang itu yang harus aku hadapi.

"Aku tau.. sudah sekarang kau hanya perlu istirahat" Suna melepaskan pelukannya.

"Dan ingat aku akan selalu berada di sisimu (name). Aku akan membantumu untuk melawan ini semua" Aku tersenyum dan mengangguk kecil.

"Kalau begitu, sampai jumpa besok di sini. Aku akan datang lagi sehabis pulang sekolah." Suna pergi meninggalkan ku sendirian di sana. Suna melihat aku tersenyum sekilas.

Deg

Suna langsung menutup pintu ruangan tersebut.

SunaPov.

"Perasaan apa ini? Kenapa ini begitu menyakitkan" Gumamku

Tak lama dari itu ibu (name) datang ke ruangan yang kamu tempati.

"Konnichiwa.." Aku membungkuk kan badannya.

"Ara~ konnichiwa suna-san.. kau sudah ingin pulang?" ujar ibu (name).

"Ah iya.. besok aku akan datang kembali setelah pulang sekolah" Ibu (name) tersenyum sembari berkata. "Arigatou suna-san.." ucap ibu (name) dan langsung memasuki ruangan tersebut.

'terimakasih untuk apa?' batinku.

'nyatanya aku tidak melakukan apapun untuk (name)'

Setelah melewati panjangnya hari ini aku akhirnya pulang ke rumah.

19:00 pm

Kini aku sedang makan malam dengan ibunya. Ayah? akhir akhir ini sedang berada di luar kota karena pekerjaan nya.

"Okāsan, seperti nya besok aku akan pulang telat" Ucapku.

"Hm? Kenapa?"

Aku tidak menjawab pertanyaan ibunku melainkan hanya diam sembari menikmati makan malamnya.

"baiklah tapi jangan malam malam."

Aku yang mendengar nya langsung bangkit dari kursinya dan menuju kamar tidurnya.

"Aku selesai.. terimakasih atas makanan nya"

"Eh? Mau kemana cepat sekali?" Tanya ibuku heran.

"Tidur."

"Ya ampun anak itu.. ada apa dengannya" Ibuku terkekeh kecil.

***

"

Besok." gumam suna sambil menatap langit langit kamarnya.

"Aku harus membawakannya sesuatu. Tapi apa?" Pikirku.

"Apakah aku harus menanyakan kepada okāsan? Ah sepertinya tidak.. itu akan membuat masalah menjadi lebih sulit."

Suna kembali berpikir, "Teman sekelas? Aku lupa kalau aku hanya mempunyai satu teman yaitu (name)."

"Sudahlah.. besok saja ku pikirkan" Suna mematikan lampu nya dan tidur.
















































Haii ges!

Hmm apa ya:v
Cmn mau bilang .. kependekkan g si? Dh itu doang:)

oh iya kalian tau ga si? Gw tu seneng bgtt akhirnya oikawa muncul lagi di eps hari ini:> ya.. walaupun kek cmn numpang lewat.. tapi asli gw kngn bgt Ama oikawa hikd..
Gw emg lebay jadi g ush di temenin

Percayalah ini hanya buat manjang manjangin aja biar g kependekan hha.

Btw happy b'day buat akaashi keiji
05/12/20-!

Btw happy b'day buat akaashi keiji05/12/20-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekian terimakasih.

Typo? Gomenahai ngik ngok.

Thank you | Suna RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang