[ 9 ] Salju pertama

999 128 43
                                    

NormalPov.

Seperti yang Suna janjikan, hari ini ia akan kembali menemani (name), dan jangan lupa juga dengan kue strawberry yang Suna janjikan.

Suna segera pergi menuju rumah sakit dan menemui (name), berhubung hari ini sekolah di liburkan.

"Ittekimasu." Suna melangkahkan kakinya keluar pintu dan menghirup udara di pagi hari yang dingin itu, kebetulan sebentar lagi akan berpindah ke musim dingin, jadi wajar kalau udaranya yang dingin.

Ya mana ada musim dingin udaranya panas.

"Rintarou tunggu sebentar!"

"Ada apa okāsan?"

Ibu Suna memakaikan syal berwarna merah pada leher Suna, "Pakailah ini agar kamu tidak kedinginan"

"Baiklah." Suna langsung melanjutkan perjalanan nya ke rumah sakit.

"Itterashai, Rintarou."

Suna sedang berjalan menuju rumah sakit. Asap dari mulut Suna pun mulai keluar akibat udara yang ada di situ semakin dingin.

"Huh.. hah.. apakah hari ini salju akan turun?" Gumam suna sembari mengatur nafasnya.

'mungkin'

Suna kini sudah sampai di depan rumah sakit yang dimana tempat (name) di rawat.

Langkah kaki Suna sudah menginjak lantai rumah sakit itu, saat ia memasukinya. Ia melihat semua orang yang bekerja di situ sibuk dengan pasien nya. Berlalu-lalang ke sana ke sini membawa pasien.

Di sana suna melihat ada seorang yang menangis karena seperti nya putrinya mengalami kecelakaan dengan luka yang serius. Suna melihat banyak hal di sana. Padahal yang kemarin ia lihat tidak sampai sebanyak ini.

Suna kembali untuk melangkahkan kakinya kembali menuju lift dan menekan tombol lift nya yang mengarah kan ke lantai 2.

pintu lift terbuka, Suna langsung keluar dan pergi menuju ruangan 203.

Saat Suna ingin membukanya, ia mendengar suara yang berisik, suara itu terdengar sampai keluar ruangan. Suna membuka pintu ruangan tersebut.

"(Name)-san apa kau mendengar ku?? (Name)-san! Hei beri aku sinyal kalau kau mendengar kan ku!" Ucap salah satu suster yang berada di situ.

Suara alat EKG di sana pun terdengar, dan membuat Suna terkejut mendengarnya.

Deg

Suna yang biasanya membuka pintu dan langsung melihat (name) yang sedang menatap langit di balik jendela sembari merenung, kini Suna melihat ia sedang tidak berdaya di atas kasurnya.

'ada apa denganku. Entah kenapa, sesuatu yang ada dalam diriku.. terguncang begitu hebat, perasaan apa ini?' batin suna.

'apa aku salah ruangan? Tidak. Jelas jelas ini ruangan yang bertuliskan 203, dan ini adalah ruangan rawat yang di tempati oleh (name), tapi kenapa? Ada apa?'

'tidak. Tidak mungkin, (name) sudah berjanji padaku untuk menemani nya untuk keluar hari ini..'

Suna meremas syal yang terdapat pada lehernya.

Suna hanya bisa berdiam diri di sana, melihat (name) tidak berdaya sama sekali di sana. Suna bingung apa yang harus ia lakukan.

Pada akhirnya ia memilih untuk menunggu dan hanya bisa berharap (name) baik baik saja.

***

"Suna-san? Hei! Bangun lah.. kenapa kau tidur di sini?"

Suna mendengar suara perempuan yang samar samar di dekatnya dan anehnya Suna merasa familiar dengan suara tersebut.

Thank you | Suna RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang