Chapter 12

140 27 1
                                    

Lihat, apakah kau percaya sekarang?
Apa pilihanmu sekarang?















Lihat, apakah kau percaya sekarang?Apa pilihanmu sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Hari terus berganti, meninggalkan sejuta kenangan yang ingin ditinggalkan atau bahkan dilupakan oleh tiap makhluk yang bernyawa. Mereka yang kehilangan harapan, hanya bisa pasrah sembari melangkah perlahan untuk bangkit dari keterpurukannya.

Begitu juga dengan (Name). Ia telah berulang kali mencoba melarikan diri. Namun, pada akhirnya ia memilih kembali dan menunggu seseorang menjemputnya. Walaupun membutuhkan waktu lebih lama, setidaknya ia bisa kembali dengannya.

Kini, entah berapa kali (Name) menghela nafas cukup panjang. Bahkan dia pun tampak tidak memiliki semangat untuk hidup lagi.

Ya, ia memang telah berharap agar kematian segera menjemputnya. Namun, sayangnya hal itu tidak pernah terjadi.

"Setidaknya, aku tahu jika hidup itu memang tidak adil," gumam (Name) yang tengah merenung dihadapan jendela.

Burung-burung bernyanyi dan terbang sesuka hati. Meninggalkan hati yang pilu seorang diri.

'Amagi, kapan kau menjemput diriku? Apa kau sudah melupakanku? Apa kau sudah berpaling? Jika iya, aku pun tidak akan heran. Ini juga karena ulahku sendiri,' pikir (Name).

Tidak lama kemudian, pintu kamar (Name) pun dibuka tanpa izin yang membuat (Name) sedikit terkejut atas kehadiran orang yang menculiknya.

"Kau belum makan juga?" ucap pria itu yang telah melirik nampan berisi makanan utuh.

(Name) tidak berniat untuk menjawab pertanyaan pria itu. Karena, ia sudah berkomitmen untuk tidak memakan makanan apapun hingga Rinne menjemputnya.

Bukannya (Name) sangat mempercayai Rinne, ia hanya waspada akan gerak-gerik orang yang tidak ia kenal. Bisa saja, dia meracuni (Name) melalui makanan ataupun minuman.

Ya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua bisa terjadi jika tidak ada sikap waspada sedikitpun.

"Malam ini, aku ada pertemuan. Jadi, aku ingin kau memakai pakaian itu," ucapnya yang telah memberikan bingkisan untuk (Name).

"Terserah," jawab (Name) yang ingin agar pria itu segera pergi dari ruangannya.

Namun, sebelum hal itu, terjadi, pria itu menggenggam dan mencium tangan (Name), "Jangan begitu. Aku akan sedih jika kau murung."

(Name) hanya memasang tatapan tidak peduli. Karena yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Rinne seorang.

*****

Hari telah menjadi gelap. Hanya lampu yang menjadi penerangan mereka. Kemanapun mereka pergi, lampu tidak akan lepas dari mereka.

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang