Aku sampai di rumah, tapi tidak tau apa yang akan kulakukan. Kupikir aku akan mandi, lalu memikirkan semua langkah selanjutnya di atas kasur sambil berbaring santai. Atau begitulah yang kupikirkan sampai aku membuka pintu rumahku, dan muncul 2 orang yang mengejutkan aku di depan pintu dan langsung memecahkan pikiranku.
Mereka adalah kakak dan adikku. Dery adalah kakakku, berumur 21 tahun, seorang mahasiswa di fakultas Teknik, dan jomblo akut. Sedangkan adikku Steven berumur 15 tahun, seorang murid baru SMA.
Entah kenapa, mereka langsung menghampiri ku di depan pintu. Steven menggenggam tanganku, dan Dery memegang kedua pundak ku dengan kedua tangannya. Aku yang baru sampai di rumah pun terkejut. " Kalian ngapain? ". Sebuah pertanyaan yang 100% akan ditanyakan oleh orang normal saat berada di posisi yang kini ku alami. " Kak, kamu beneran mau nikah sama Arisa? Beneran? Bener kan? " Steven mulai membuka pertanyaan. Matanya bersinar sinar menatapku, dia semangat tentang hal ini, terlalu bersemangat malah. Sebaliknya, kakakku malah terlihat lebih lesu dan mukanya lecek, disertai dengan pandangan yang tidak enak ditujukan kepadaku.
" Eh, iya. Memang kenapa? " Jawabku. " Kamu mau nikah sekarang? Di umur segini? Ga, ga boleh." Kakakku entah kenapa menolaknya." Ah, kurasa aku tau penyebabnya." Meski tau penyebabnya, akan tetap kutanyakan. " Kenapa? ". Aku menahan tawa saat menanyakannya. " YA GABOLEH DONG, KAKAKMU AJA BELUM DAPET PACAR, MASA KAMU LANGSUNG NIKAH DULUAN! APA KATA ORANG NANTI? GA KASIAN SAMA KAKAKMU INI APA? ". Tebakanku benar. Aku tau kakakku tidak serius menentang pernikahanku, jadi aku tak terlalu memikirkannya. " Lagian kok bisa kakak belum dapet pacar? " Aku bertanya balik. " Karena di fakultas teknik ceweknya sedikit tau gak! ". " Kan udah dibilang, kalo mau yang banyak ceweknya masuk ke tata boga atau desainer, Bukannya masuk teknik! " Aku menjawab. Serius, dia masuk kuliah cuma buat cari pacar doang. Meskipun tujuannya cuma cari pacar, sebenarnya kakakku ini cukup pintar, bisa dibilang 5 besar di angkatannya. Menurutnya, kalo dia pinter dia bisa populer dan bisa cepet nyari pacar, padahal nyatanya engga tuh." Kak angger, kamu udah diizinin sama orang tua Arisa? nikahnya kapan? Pesta nikahnya kapan? Dimana? Siapa aja yang diundang? " Steven nyerocos ngebut tanpa lampu merah. " Belum Kaka bahas sama Arisa. Kamu itu kelewat semangat tauk " Aku hanya menjawab semua pertanyaan Steven dengan 1 jawaban. " Ya jelas semangat dong, kakak bakal nikah, cepet banget lagi!. Kalo nunggu kak Dery yang nikah mah gatau berapa tahun lagi " Sindir Steven. " Oy, aku masih disampingmu tau!" Balas Dery.
" Ah udah! Jangan dipintu, aku mau masuk." Mereka sudah menahanku cukup lama di depan pintu, kupikir. "Ah iya, masuk terus mandi sana, keringetmu banyak tuh, mending wangi." Ujar Dery. " Aku udah mandi kalo kalian ga nahan aku daritadi tau.". Mereka
melepaskanku. Aku langsung mandi, dan pergi ke kamarku.
Nah, sekarang waktunya berpikir. " Bagaimana caranya agar aku dapat menikah, mencari rumah, dan pindahan hanya dalam 1 bulan?. Aku memang bilang ga ada pesta pernikahan, tapi itu keputusan sepihak yang bahkan Arisa ga tau. Tapi ya, mana ada wedding organizer yang bisa nyiapin pesta pernikahan kurang dari seminggu pemesanan. Paling ngga kita harus cari, terus pesen , dan itu ga mungkin cuma 1 Minggu. Yang ada dimarahin sama yang punya wedding organizer. Masalah kedua, cari rumah. Cari rumah bukanlah masalah kecil, karna kita bakal tinggal disana lama banget. Lingkungan rumah juga harus nyaman untuk anak anak. Eh? Aku mikirnya kejauhan ga sih? Kami bahkan belum resmi. Akh, kayaknya emang harus diskusi sama Arisa." Aku mengambil handphoneku. Chat Arisa.
" Ris, aku mau ngomongin soal pernikahan kita "
Terkirim.
Belum dibaca.
Aku membalikkan posisi berbaring ku, sekarang mengahadap ke atas. Menatap langit langit.
Kosong, tak ada apapun selain lampunyang dipasang di situ. Pikrianku mulai kosong, dan aku mulai mengantuk. Aku mencoba menutup mataku.
TING!, suara notifikasi muncul dari handphoneku. Aku trkehut, membuka mata , mengambil handphone, dan melihat apa isi notifikasinya.
Arisa, " kenapa?"
Balasan dari Arisa. Akhirnya.
" Uhh, ada beberapa hal yang mau ku omongin. Dan aku harus bahas sama kamu. "
" Apa aja?"
" Pertama, bulan depan aku mulai kerja di kota, dan itu berarti kita harus nikah sebelum bulan depan, yang berarti kita ga bisa ngadain pesta pernikahan."
"Humm, terus apalagi?"
"Karna aku harus kerja di kota, kita harus cari rumah. Mau mulai kapan cari rumah? Aku ada uangnya, jadi kita tinggal cari dan pindah."
" Eh?!, Kok kamu ga bilang dari awal?"
" Aku lupa "
" Sebentar, "
Chatting terhenti sejenak. Kenapa chatting? Kenapa ga ketemu langsung? . Ini udah malem, mau rumah sedeket apapun , ga sopan kalo kunjungan malem malem. Walo dulu waktu kecil sering sih, xixixi
" Ngger "
Chattingan kembali dimulai
" Ya? "
" Kamu udah bilang ke orangtuaku tapi belum bilang ke aku? "
" Ehh, aku lupa "
" Oh "
Eh? Taukah kamu? Bahwa ketika cewek mengeluarkan kata " oh ", itu artinya dia sedang marah!. Yah, kalo konteksnya begini wajar dia marah.
" Kamu marah?"
" Ga tuh "
" Masa? "
" Kalo engga ya engga !"
Dia beneran marah.
" Aku minta maaf kalo lupa ngasih tau, tapi tadi beneran lupa kok, serius "
" Masa?"
"Iya"
"Serius?"
"Duarius"
" Bener?"
" Iya "
Buset, 3 kali ga yakin.
" Kalo gitu jangan diulang lagi!"
" Siap Kanjeng ratu "
" Kalo ada apa apa, kasih tau aku dulu. Soalnya kan aku istrimu (walau belum sah sih)"
Kau tau? Membaca atau melihat seorang wanita mengucapkan " istrimu " adalah sebuah kebahagiaan yang sangat amat besar bagi seorang laki laki. Kalau anda waria mungkin beda.
" Jadi, gimana soal yang tadi? "
Sekarang kembali ke topik
" Kita bisa mulai cari rumah besok "
" Besok? Ga kecepetan? ". Aku terkejut.
" Engga, aku belum daftar kuliah atau dapat pekerjaan. Jadi aku punya banyak waktu kosong."
" Umm oke. Soal pernikahannya gimana? Kita mungkin cuma ngeresmiin formulir pernikahan di kantor kependudukan aja loh, tanpa ada pesta "
" Ga masalah, mau ada pesta ataupun ga, yang terpenting kita tetep nikah kan? "
" Yakin gapapa? "
" Yakin "
" Umm oke . Kira mulai cari rumah besok. Saat kita udah dapet rumah, kita pindahan terus nikah atau nikah dulu baru pindah? "
" Itu, kita liat sesuai kondisi nanti."
" Oke, waktunya tidur. Besok harus bangun pagi dan mulai cari rumah! makin cepat makin bagus "
" Ya! "
Oke, sesi chatting berakhir. Saatnya tidur, dan bersiap untuk esok hari.
Disaat kita menikah atau mempunya pasangan, akan lebih mudah untuk menyelesaikan sebuah masalah dibandingkan sendirian. Kenapa demikian? Karna saat kita menikah atau mempunyai pasangan, kita punya dua kepala untuk berpikir penyelesaian masalahnya
![](https://img.wattpad.com/cover/249781351-288-k807342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
No Wife No Life
RomanceHari ini tiba, Hari dimana Aku, Angger Tresfi melamar teman masa kecilku, tetanggaku, teman sekolah ku, dan pujaan hatiku, Arisa Stevie. Di acara reunian SMA Dery angkatan ke-24 ini, kukumpulkan keberanianku untuk mengungkapkan cinta yang telah kupe...