Petir menjerit jerit diatas langit,bergetar ketakutan karenanya tak hanya sampai disana, hujan mulai turun ketika kilat dan petir semakin menjadi-jadi, mereka berkolaborasi dalam membuat suara memekakkan telinga, tak peduli dengan gadis kecil yang meringkuk disudut ruangan.
gelapnya langit menjadi saksi akan bencana yang akan segera datang, bencana yang menjungkir balikan hidup seorang renata.
1 jam berlalu, hening yang terlihat lebih menyeramkan dari pada suara gemuruh kilat dan petir.
Gadis disudut ruangan itu kini terlelap tidur dengan tubuh meringkuk kedinginan.
Tiba tiba.
Tanah dan bangunan bergetar hebat, tempat dimana sigadis sedang meringkuk juga ikut bergetar hebat.
Dia terbangun dengan mata membelak kaget.
"Tidak! tidak mungkin!"
Renata pov.
Aku mencoba berdiri tapi tak bisa, gempa yang terjadi terlalu kuat untuk ukuran bocah seperti ku.
Aku menyadari akan bahayanya gempa ini, jika tidak segera keluar dari ruangan ini dalam waktu 10 detik, aku tau akan terkubur bersama puing puing bangunan yang sangat tidak keren jika benar benar terjadi, aku tak mau jika harus mati mengenaskan, dengan tekad kuat, aku merangkak mendekati jendela yang samar samar terdengar teriakan-teriakan mengerikan, tebakan ku itu penduduk desa yang sama sengsaranya.
Ketika berhasil menggapai tirai jendela, dengan cepat ku tarik dan membuat diriku terjungkal keluar jendela.
Ku pejamkan mata ini, tau akan hal bodoh yang barusan dilakukan, melompat dari jendela, yang baru ku ingat, aku terkurung dalam gudang dimana gudangnya berada dipuncak gedung.
"Bodoh, bodoh!"
Pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya, mencoba menenangkan diri sendiri nyatanya tidak bisa.
Memikirkan cita citanya yang ingin sekali memakan tai kucing ketika keluar dari gudang sialan itu, membuat ku tersadar, dan tak mau putus asa begitu saja.
Menengok ke kanan dan kiri, membalikkan badan, yang pasti jika jatuh muka imutku ini akan hancur, oh sial sekali.
Dengan cekatan dan penuh perhitungan, tubuh kecil ini mendayu Dayu di batang pohon yang tingginya 10 meter dari tanah, mengambil ancang ancang untuk terjun dengan baik dan benar.
Dan ya! Berhasil.
"Oh untung saja"
"Sial!"
Belum sempat bernafas lega, kini bangunan dibelakang bergetar dan tau itu akan rubuh dalam hitungan ke tiga
Terdengar suara gemuruh yang ku tau itu bukan dari petir atau pun tetek bengeknya, nyawa ku dalam bahaya sekarang.
Tak sempat mengambil keputusan untuk lari ke arah mana, bangunan dibelakang sudah ambruk yang membuat getaran di sekitarnya semakin bergetar hebat.
Kaki ku terpelintir, debu debu berterbangan, menyerang diri ku, mata ku perih nafas ku tercekat.
"aaaaaaa!" Sungguh bodoh, aku justru berteriak yang membuat debu pasir atau apapun itu masuk ke mulut dan hidung, batuk batuk hingga berdarah tak bisa ku kontrol.
Berdoa dihati, semoga selamat dari bencana ini.
Merasakan ada kekuatan tak terkendali dari dalam, kekuatan amat besar, aku tak bisa menahan nya untuk tidak keluar disaat seperti ini, namun naas, dia sungguh keras kepala, lalu semuanya gelap.
****
Di tempat lain.
"Bagaimana bisa kau melupakan Gadis tengil itu! Bodoh!"
"Maaf bos, kami sibuk menyelamatkan diri sendiri, karna bos tau, tadi terjadi gempa, itu diluar dugaan kita, kami melupakan gadis itu, maaf bos"
Bughhhhh
"Masih punya nyali untuk menjawab!"
"Gadis itu tau terlalu banyak tentang rahasia kita bodoh!! Kau!! Kau!! Cari dia sampai ketemu, atau kau akan mati mengenaskan seperti dia dia dia, hahahahahaha"
"baik bos"
****
516 kata.
Maaf terlalu sedikit.
Selanjutnya saya usahakan lebih baik dan tentu saja lebih menarik, lebih banyak, dan lebih lebih lainnya.
Wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA
Tajemnica / Thriller............ ini kisahku, kisah dimana bab baru dari sebuah rahasia lama. Karna hadirku, rahasia itu akan perlahan lahan tampak kepermukaan. Percaya atau tidak itu akan terjadi.