_________
"Sepertinya itu enak," Hoseok hendak menyentuh kotak bekal berwarna transparan yang Jungkook bawa. "Awh!"
Belum sampai disentuh, Hoseok sudah mengaduh sakit saat tangannya ditampar kasar oleh Jungkook. Laki-laki Jeon itu langsung menjauhkan kotak bekalnya dari Hoseok. "Ini bukan untuk dicicip, tidak boleh minta!"
Ruang kelas jurusan ilmu komputer itu mendadak ramai sebelum dosen pengajar masuk, tak terkecuali empat sekawan yang jahil ingin mengerjai Jungkook yang tiba-tiba membawa bekal dari rumah. Ini bukan pertama kalinya Hoseok maupun yang lainnya melihat Jungkook ke kampus membawa bekal.
Namanya juga masih anak mama yang suka dimanja. Maklum saja teman-teman Jungkook menanggapi tingkahnya. Pasti pacar ataupun mantan Jungkook tidak percaya melihat kelakuan laki-laki Jeon itu seperti ini. Playboy alim.
"Untuk apa kau bawa brownies kalau tidak untuk kita makan?" pungkas Jimin saat melihat keanarkisan Jungkook terhadap Hoseok.
"Siapa bilang ini untuk kalian?" Jungkook sewot, "Ini untuk seseorang."
Hoseok yang sedang mengelus tangannya yang sempat dipukul itu mengernyitkan alis, "Sepertinya perempuan. Siapa lagi yang akan kau pacari, Jung? Ada-ada saja."
"Yang lebih penting adalah perempuan mana yang mau kau sogok dengan brownies di zaman seperti sekarang, ha?" Taehyung tertawa kencang meledek Jungkook.
"Ada, kok." Jungkook memandang kotak berisi brownies buatan ibunya dengan senyum hangat, "Dia suka makanan yang manis-manis."
Jimin mendekat ke arah Jungkook, "Coba tunjukkan wajahnya. Aku mau lihat."
Tiba-tiba Jungkook menghindar, sudah mencetak wajah sok ganasnya, "Eit, tidak ada coba lihat coba lihat! Ini koleksi pribadiku."
"Dih, songong." Hoseok berdecih, "Lagipula kita hanya akan melihat wajahnya saja, kok. Tidak minta nomor ponselnya."
Nah, masalahnya Jungkook pun tidak punya nomor ponselnya. Nama lengkapnya saja tidak tahu.
Jungkook menggeleng, "Tidak boleh. Nanti kalian suka saat melihatnya." Ingat kembali selain agak kasar, Jungkook juga posesif. Walau sadar ia dan Jihan bahkan belum berpacaran tapi sudah mengklaim seenak jidat.
"Terserah kau saja." Jimin menunjuk ke arah wajah Jungkook, "Omong-omong itu kenapa bibirmu terluka?"
Jungkook spontan memegang bibirnya, terasa perih saat disentuh. Tapi ketika ditanyai seperti itu, Jungkook malah tersenyum tidak jelas.
"Astaga, anak ini ditanya malah senyum-senyum sendiri, kau sehat?" Hoseok melihat tingkah aneh Jungkook malah frustasi, pokoknya hari ini Jungkook banyak anehnya. Hoseok sampai mau gila.
"Anu .. ini bibirku digigit." Jungkook menahan senyum, lalu mengulum bibirnya malu-malu.
"Wow, digigit siapa? Ganas sekali, haha." kata Jimin.
Taehyung dari bangkunya sedang memainkan ponsel menyahut, "Digigit siluman, mungkin. Makanya jadi begitu."
"Tidak." Jungkook membela diri, "Ini digigit pacar."
Jimin memencet bibir Jungkook yang terluka itu, bibirnya kering dan pecah-pecah, "Baru kali ini aku melihat Jungkook terluka karena perempuan."
Yah, kalau teman-temannya tahu yang membuat Jungkook terluka seperti ini bentukannya cebol dan masih polos, tak yakin Jungkook teman-temannya akan percaya. Secara, Jungkook itu tipikal laki-laki yang bertindak jadi penguasa di setiap hubungannya bersama perempuan. Tapi yang kali ini sepertinya beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate ✔
FanfictionJihan kecil punya hutang dengan kakak-kakak mesum di minimarket. Start : 21 November 2020 End : 25 Februari 2021 ©Arriverdeci 2020