Penggangu

1.3K 123 2
                                    

"Ya ampun, imut sekali anak ini. Pintar lagi. Tidak heran ya.. kau dari keturunan Uchiha, sih..."

Seorang anak laki-laki bertubuh kecil dan sedikit kurus dari anak-anak seusianya terduduk murung di ayunan yang berada di sebuah taman bermain pusat kota Konoha sambil melihat kerumunan ibu-ibu di depannya. Lagi-lagi dia dijauhi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Memangnya ada yang salah dengan dirinya?

"Ngapain kau datang ke sini, monster. Kau pasti mau mengganggu anak-anak kami ya!" Anak laki-laki yang belum genap lima tahun itu ingin menangis rasanya saat salah seorang ibu-ibu membentaknya sekitar setengah jam lalu, ketika ia berlari ke sebuah ayunan yang sekarang didudukinya. Memang ada yang salah kalau dia juga ingin bermain di taman? Dia kan tidak membawa virus atau apalah semacamnya. Memang dia itu anak yatim-piatu, tapi bukankah mereka tidak seharusnya memusuhi dia seperti itu?

"Hey, hey. Naru boleh ikut bermain?" kata balita berambut pirang kepada sekelompok anak di taman. Mereka langsung menghindar pergi saat menyadari kedatangannya. Hanya ada satu anak perempuan berambut pendek yang terlihat sangat pemalu memandangnya sebentar. "M-maaf, tapi orang tua kami tidak memperbolehkan kami bermain denganmu."

Lamunan bocah berambut pirang itu terpecahkan saat seseorang yang sama kecilnya dengan dia duduk di ayunan sebelahnya. "Sasu duduk di sini ya," begitu kata pria kecil berambut pantat ayam itu.

Mata biru bocah berambut pirang itu membesar melihatnya. Anak yang dikenal sebagai Naruto oleh orang-orang itu mengenali siapa yang duduk di sebelahnya. Dia adalah anak yang selalu saja dielu-elukan setiap orang yang ditemui Naruto. Dia berasal dari Uchiha. Naruto pernah melewati pintu gerbang klan itu saat berjalan-jalan dengan Iruka. Guru sekaligus penjaganya itu bilang bahwa di dalam klan itu terdapat banyak orang-orang kuat. Tapi mereka tipikal orang yang sangat dingin serta sedikit anti-sosial.

Dan Naruto amat tidak suka dengan salah satu anggota klan Uchiha yang saat ini duduk di sebelahnya. Dia kan anak yang tadi berada di bawah kumpulan ibu-ibu yang dilihat Naruto, kenapa dia ada di sini? Apa yang dilakukannya di sini?

Naruto tersadar lagi dari lamunannya saat ada sesuatu jatuh di pangkuannya. Dua buah permen lollipop rasa strawberry dan cokelat berada di situ. Naruto heran melihat permen itu tiba-tiba datang entah darimana.

"Sasu dapat dari tante-tante di situ. Tapi mereka ngasih Sasu kebanyakan. Jadi Sasu bagi-bagi saja permennya." Mata biru Naruto memandang kembali ke arah Sasuke yang sedang memakan lollipopnya dengan riang. Tapi Sasuke sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Ngapain kau duduk di sini? Cepat pergi!" gerutu Naruto sedikit kasar, cukup keras sehingga Sasuke bisa mendengarnya. Sebenarnya Naruto tidak bermaksud demikian. Tapi ia harus melakukannya.

Sasuke, untuk pertama kalinya menatap mata biru yang memandangnya dengan amat sengit itu dan menggembungkan pipinya. Mungkin saat ini Sasuke berpikir bahwa Naruto adalah anak yang tidak punya rasa terima kasih, tapi Naruto sudah tidak peduli itu.

"Suka-suka Sasu dong mau duduk di mana. Lagian ayunan ini kan bukan punyamu!" jawab Sasuke yang memutuskan pandangan matanya dari Naruto. Ia memandang ke depan sambil mengayunkan sedikit ayunannya. Sebenarnya ia sedang lari dan berusaha sembunyi dari ibu-ibu yang mengerumuninya tadi.

Naruto menggeram kesal. Kalau bocah Uchiha itu terlihat duduk dengannya, pasti ia akan mendapat masalah. Naruto cukup berpengalaman untuk dicerca oleh para orang tua yang melihat anaknya bermain dengannya. Dan sungguh ia tidak ingin berurusan dengan keluarga Uchiha. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan mereka.

Sebenarnya Naruto sangat senang karena Sasuke menghampirinya dan berbicara kepadanya. Tidak ada anak-anak lain yang berani melakukan itu sebelumnya – apalagi sampai memberinya dua buah lollipop. Selalu saja Naruto yang berusaha membuat ulah dengan menjahili anak-anak di taman agar mereka mau melihat ke arahnya.

The Power of Sasuke's Eyes (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang