“Braaakkkk…” sebuah lukisan yang tergantung di dinding tiba-tiba jatuh dan bingkainya rusak. Joon Hee kaget melihat lukisan dirinya terjatuh. “Yaa…waeyo do?!” ucapnya kesal. Hari ini dia benar-benar dibuat kesal. Semua orang tidak menghiraukannya apalagi sahabat yang sudah dianggapnya sebagai hyungnya sendiri juga tidak mempedulikannya. “Kau juga marah padaku sekarang? Geurae…bagus sekali…semua orang tidak menghiraukanku dan sekarang lukisanku sendiri juga tidak mau melihatku. Sial..” umpatnya kesal. Ia berjalan ke kamarnya dan memilih membaringkan tubuhnya. Memang benar-benar kesal kalau kita tidak dihiraukan oleh orang lain, apalagi dia adalah sahabat terbaik kita.
Di sisi lain…Jae Ho bersedih karena kehilangan dongsaeng tersayangnya. Apalagi kematiannya yang tiba-tiba dan keanehan tentang misteri kematiannya membuatnya tidak dapat mempercayai kalau dongsaengnya itu sudah meninggal. Ia mengamati album-album kenangan mereka saat mereka bersama. “Jigeum, neo eoddieya??” tanyanya pada gambar foto di hadapannya. Jae Ho kalut dengan kesedihannya sampai-sampai ia jatuh tertidur di atas sofa sambil memegangi album foto miliknya.
* * *
Pagi ini Joon Hee terbangun oleh suara berisik di lantai bawah. Ia mengucek sebelah matanya dan beranjak dari tempat tidur. “Ck…siapa sih yang berisik di bawah??” ucapnya kesal. Ia membuka pintu kamarnya dan melongokkan kepalanya dari atas. Betapa terkejutnya dia, ketika melihat paman beserta beberapa orang memindahkan perabotan rumah miliknya ke suatu tempat.
“Yaa..yaa..yaa..samcon, apa yang samcon lakukan dengan barang-barangku?” tanyanya sembari berlari menghampiri pamannya.
“Barang-barang ini harus segera dipindahkan untuk dilelang, tiga hari lagi tempat ini akan dihuni penghuni baru” ucap sang paman sambil menyuruh orang-orang memindahkan perabotan ke luar rumah.
“Mwo?! Samcon, apa samcon sudah tidak waras? Ini rumahku, samcon mau menjualnya tanpa sepengetahuanku?!” kata Joon Hee ngamuk. Joon Hee memang tidak begitu suka dengan pamannya yang satu ini. Bukan hanya karena sifatnya yang arogan tapi dia begitu suka mencampuri urusannya, apalagi saat kedua orang tuanya meninggal ia ingin sekali mengambil hak warisan orang tuanya.
Pria paruh baya itu tak menghiraukannya sedikitpun. Joon Hee kesal ia berteriak keras untuk mencegah orang-orang memindahkan semua barangnya. Namun tidak ada satupun dari mereka yang menghiraukannya. “HENTIKAN AKU BILANG!! KEUMANHAE!!!” teriaknya. Namun seperti tak mendengar apapun, semua tak terganggu dengan teriakannya. Saking kesalnya Joon Hee mencoba menghentikan mereka. Tapi anehnya, tangannya tidak bisa menyentuh tubuh mereka satupun. Ia terkejut sekaligus heran dan bingung. Tubuhnya seperti bias cahaya hologram yang menembus dan tidak bisa menyentuh apapun.
“Wae..wae guerae…kenapa seperti ini? Ada apa dengan tubuhku kenapa tubuhku tidak bisa menyentuh mereka?” tanyanya bingung.
Joon Hee tambah terkejut saat tubuhnya ditembus oleh seseorang. Ia ternganga tak percaya dengan kondisi tubuhnya saat ini. “Wae geureokji?” ucapnya dalam kebingungan.
* * *
Holla....Rya bawa cerita baru lagi....ini agak ke-korea-korea-an....Ada yang bingung bahasaku nggak? Lagi belajar ini...perlu translate nggak ya? Nanti klo perlu Rya edit-in translatenya...happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Day's I Can't
Romance"Neo..nuguya?" tanya Rae In saat melihat Joon Hee duduk di sofa sendirian. "Na? Aku pemilik rumah ini, kau siapa? Kenapa kenal sama Jae ho hyung?" Joon Hee berbalik menanyai gadis yang kini menatapnya penuh keheranan. "Hyung? Jae ho oppa arayo? Na...