"Untuk apa bersama kalau hanya saling menyakiti? Aku menyakitimu dan kamu menyakitiku"
"Aku sayang padamu..."
"Rasa sayang tak cukup untuk membuat suatu hubungan bertahan phi..."
"Kalian sudah tau siapa junior yang akan kalian asuh?" akhirnya Toosafe membuka suaranya setelah hampir 15 menit merasakan kesunyian di antara teman-temannya yang sibuk bermain game di ponsel mereka masing-masing. Yin, Prom dan juga Jeffy tak menggubris pertanyaan yang dilontarkan Toosafe sama sekali, bahkan sekedar mengalihkan pandangan dari ponsel merekapun tidak.
Di kampus mereka, khususnya di Fakultas Teknik terdapat sistem senior asuh dimana mahasiswa angkatan pertama dan mahasiswa angkatan kedua yang mempunyai nomor induk mahasiswa yang sama seperti nomor 12 dengan 12, maka akan menjadi pasangan senior dan junior asuh. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan tetap diteruskan karena ini adalah salah satu cara agar tidak ada jarak antara senior dan junior di Fakultas Teknik. Selain itu juga Fakultas Teknik sangat terkenal akan solidaritas antar angkatannya. Itu kenapa tradisi ini masih diterapkan hingga sekarang.
Toosafe yang merasa dirinya diabaikan tak tinggal diam dan langsung memukul kepala teman-temannya tersebut dengan gulungan kertas yang berisikan nama-nama senior dan junior yang akan menjadi pasangan junior dan senior asuh. "Oihh... apa yang kau lakukan?" keluh Jeffy sambil mengusap pelan kepalanya.
"Aku sudah tau siapa junior asuhku, jadi kau tidak perlu memberitahukannya padaku" intonasi suara Prom yang terdengar dingin membuat Jeffy dan Toosafe yang sedari tadi saling adu argumen akhirnya diam. "Siapa dia?" Yin akhirnya membuka suara dan menatap Prom yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Hmm..." Prom diam sejenak terlihat mencoba mengingat nama junior asuhnya. "War Wanarat... iya namanya War Wanarat"
Yin mengernyitkan dahinya. Nama itu seperti tidak asing baginya. Tapi dimana ia pernah mendengar nama itu? "Kau sudah bertemu dengannya?" Jeffy bertanya pada Prom yang kini sudah meletakkan ponselnya di saku almamaternya.
Prom hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan yang Jeffy lontarkan tadi.
*
[ War Wanarat ]
Berkali-kali aku menghela nafas saat memandang lembaran kertas yang ada di tanganku. Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus dengan salah satu anggota dari kelompok itu? Apa tidak ada senior lain yang bisa menjadi senior asuhku? "Oihhh...!!!" gerutuku sambil menghentak-hentakkan kaki di lantai koridor kampus.
"Pria kecil..." suara yang terdengar dingin menyapa pendengaranku saat itu. Aku membalikkan badan dan mendapati sosok pria tinggi yang memakai seragam biru fakultas teknik kampus kami. Ia menatapku dengan pandangan tajamnya yang membuat seluruh tubuhku rasanya ingin membeku saat itu juga. Terlebih saat aku melihat siapa pria yang sedang berdiri di sebelahnya membuatku sangat ingin menghilang saat ini juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ini namanya Prom)
"Kau yang bernama War Wanarat? Kau sudah tau kan bahwa aku senior asuhmu?" tanda basa basi ataupun memperkenalkan diri, ia langsung melontarkan pertanyaan itu. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku seolah pita suaraku saat itu mendadak rusak.