Chapter 4
[ War POV ]
Pagi itu di sepanjang perjalanan menuju kelas, aku sama sekali tak dapat berfikir jernih. Bagaimana bisa aku berfikir jernih ketika pagi ini semua mata anak fakultas teknik tertuju padaku? Mereka menatapku seolah seperti 'apakah itu orangnya? Apakah orang itu yang ada di postingan Yin kemarin malam?'. Aku rasanya ingin mendatangi phi Yin dan mengutuknya menjadi katak saat ini juga. Aku tak suka menjadi pusat perhatian kampus seperti ini, terlebih jika perhatiannya karena aku terkena gosip yang bahkan mereka tidak tau kebenarannya.
"Jangan terlalu di fikirkan. Jangan pedulikan apapun tentang mereka" Bever yang sejak tadi berjalan di sebelahku akhirnya mengeluarkan suara. Sepanjang perjalanan dari apartement ke kampus, aku terus mengeluh kepada Bever tentang bagaimana aku akan menghadapi respon anak-anak di kampus nanti. Terlebih semua orang tau siapa itu Yin Anan Wong. Mahasiswa paling tampan di angkatan itu dan dia juga mahasiswa berprestasi dengan meraih nilai sempurna di tahun pertama perkuliahan.
"Aku rasa aku hampir gilaa..." keluhku lagi pada Bever sambil memasuki ruangan kelas kami yang ada di lantai dua fakultas.
Aku baru saja duduk di salah satu bangku kosong yang ada di kelas, lalu segerombolan gadis yang ada di kelasku mengerubungiku. "War... Apakah benar kamu berkencan dengan phi Yin?" gadis yang aku tau bernama Ciize itu akhirnya membuka suaranya dan menatapku seolah menunggu aku mengatakan jawaban yang akan membuat seisi dunia heboh.
"Apa yang kau bicarakan. Kembali ke tempat dudukmu.." ujarku padanya.
"Kalian ini apa-apaan. Kembali ke tempat duduk kalian hushh..." Bever akhirnya mengusir para gadis itu dari sekelilingku dan ia duduk tepat di bangku kosong di sebelahku.
Meski mereka sudah pergi, aku masih bisa mendengar bahwa mereka berbicara dan bergosip tentang phi Yin. "Aku fikir phi Yin menyukai seorang gadis, tapi ternyata tipenya seorang pria? Aku merasa patah hati" aku mendengar salah satu dari mereka berbicara.
"Oihh.. kalian tidak taukah? Mantan Phi Yin kan juga seorang pria. Aku dapat info dari angkatan kedua bahwa sebelumnya phi Yin pernah berkencan dengan seorang pria saat masih ada di tahun pertama perkuliahan" ujar Ciize dengan nada yang sangat bersemangat. Aku tak paham dengan mereka. Apa pentingnya mengurusi kisah cinta orang?
"Benarkah?? Apa kamu tau siapa mantannya? Apa orang itu juga ada di kampus ini?"
"Tidak. Aku tidak tau. Tapi kudengar, mereka putus karena phi Yin dicampakkan olehnya dan pria itu pindah ke Jerman" ujar Ciize lagi pada teman-temanya.
Tepat sebelum temannya membuka suara lagi, dosen kami pagi itu masuk ke kelas dan seketika kelas menjadi sunyi. Tetapi aku tak bisa berkonsentrasi mendengar pelajaran pagi itu. Phi Yin punya mantan seorang pria?? Siapa? Kenapa aku tak mengetahuinya sebelumnya??
*
[ Yin POV ]
Aku dan teman-temanku sedang ada di taman fakultas teknik membahas pelajaran yang akan kami presentasikan minggu depan. Tetapi aku terus menatap layar ponselku me-refresh room chat ku dengan War. Sejak tadi malam hingga siang ini, ia sama sekali tak membalas pesan dariku. Apakah dia marah padaku soal postinganku kemarin malam? Apa aku melakukan kesalahan besar mencuri fotonya diam-diam seperti itu? "Ooihh..!!!!" teriakku frustasi membuat teman-temanku yang ada di meja itu melihatku dengan tatapan mengerikan.
"Kau dicampakkan oleh nong War ya? 5555..." Toosafe menggodaku sambil menahan tawanya.
Aku hanya mendengus kesal mendengar ucapannya. "Aku rasa ia marah padamu karena postinganmu kemarin malam" kini Prom membuka suaranya. Aku mengeluh kembali dan mengacak-acak rambutku frustasi. Kenapa seorang pria kecil seperti War bisa membuatku begitu gelisah hanya karena ia mengabaikan pesan dariku? Kenapa aku bisa seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tired
Fanfiction"Untuk apa bersama kalau hanya saling menyakiti? Aku menyakitimu dan kamu menyakitiku" "Aku sayang padamu..." "Rasa sayang tak cukup untuk membuat suatu hubungan bertahan phi..."