"Mereka benar-benar bersama, sekarang."
Benar-benar bersama.
Bersama.
Bersama?
Apa itu artinya, adalah dirinya yang telah dilupakan dan digantikan oleh kakak sialannya itu? Jemari Jungkook terkepal erat seiring langkahnya yang meninggalkan Golden music building. Peduli setan dengan tatapan beragam yang terarah padanya, Jungkook butuh ketenangan saat ini, dan ketenangan yang bisa ia dapat hanyalah dengan melihat wajah Lisa.
Gadis itu, gadis yang menyakitinya, dan entah kenapa juga masih menjadi dunianya.
"J-jungkook-ssi?"
Jauh dibelakangnya, Rose sendiri baru menyelesaikan tugas yang Jungkook minta, dan berniat mengejar langkah panjang pria itu. Namun sayang, saat ia sampai di lobby, mobil pria itu sudah meninggalkan selasar gedung.
Gadis Australia itu tampak kebingungan, dia memandang CD demo yang Jungkook minta. Masih jelas diingatannya jika pria itu sangat-sangat marah, saat mengomentari musik yang divisinya buat, dan akan memecat Rose jika CD ini tak sampai padanya siang ini.
Rose menggeleng, dia tidak mau dan tidak bisa kehilangan pekerjaannya ini. Kehidupannya cukup terbantu setelah bekerja di sini, belum lagi ia baru saja kembali menjumpai pria yang telah merebut hatinya sejak tiga tahun lalu, meski tak mungkin, ia hanya berharap bisa melihat wajah Jungkook setiap hari.
"Aku harus menyusulnya!"
Samidare
Nyali Jungkook yang membumbung tinggi, perlahan sirna saat decitan ban mobilnya berhenti pada selasar Jeon's manor. Jantungnya berdegup kencang, ia masih merasakan kehangatan tangan Lisa saat membantunya mengenakan syal tadi pagi, dan ia berani bersumpah jika tatapan gadis itu tak pernah berubah, tatapan cinta yang hanya ia perlihatkan pada Jungkook.
Jungkook hanya melakukan satu kesalahan, dia meninggalkan gadis itu di masa-masa terburuknya. Melarikan diri, dan hidup dalam pengasingan bertahun-tahun, tanpa ingin tahu apa yang terjadi pada Lisa. Dan kini, ia menuntut tanpa malu akan perasaan gadis yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.
Tidak.
Bukan ini akhirnya, kan?
Napasnya terasa tercekat, ia merasa asing meskipun yang hendak ia masuki adalah rumahnya sendiri. Rumah tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, rumah yang sebentar lagi akan menjadi kediaman sang pujaan hati berstatus sebagai istri kakaknya. Lagi-lagi, perkataan Taehyung mengganggunya.
Setengah diri Jungkook tidak ingin mempercayai itu, dia tahu benar siapa Lisa. Namun, setengah dirinya yang lain merasa ragu, apalagi setelah melihat bagaimana mereka bersama. Langkahnya berhenti pada undakan rumah pertama, tepat saat pintu mahoni besar itu terbuka.
Sosok cantik yang selalu menyita seluruh pikirannya muncul di sana, wajahnya agak kebingungan sembari membenahi selendang berbahan sutra yang ia gunakan untuk menghalau dinginnya udara di penghujung tahun.
"Jungkook, kenapa diam di luar? Ayo masuk, di luar sangat dingin!" Lisa menarik lengannya untuk masuk ke dalam rumah. Lisa memang selalu tahu, jika Jungkook yang datang.
Lihat itu, Lisa tidak pernah berubah, mana mungkin cintanya dapat berpaling dengan begitu mudahnya. Jungkook hampir menangis, jika saja Lisa tidak kembali bersuara.
"E-eh, Kau Rose kan?"
Manik Jungkook membulat, ia ikut berbalik, memandang apa yang Lisa lihat di balik tubuhnya. Gadis itu yang bekerja di kantornya kan? Mau apa dia di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIDARE [LIZKOOK] (COMPLETE)✓
FanfictionHighest rank, 20 dec 2020 #02 - Liskook Samidare, Hujan di awal musim panas.. Samidare, Hujan yang mempertemukan Lisa dan Jungkook Samidare, Hujan yang menutupi rahasia di wajah Jungkook yang menangis Samidare, waktu di mana takdir seolah kembali me...