Jungkook menyentuh bahu Lisa yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit untuk menunggu dokter, melepas kembali gips di kakinya. Ya, Lisa kembali cidera, dan kali ini dokter benar-benar memintanya untuk berhenti menari karena meski saat itu Jungkook ada bersamanya, Lisa tak boleh menggunakan kakinya lebih dari itu.
Dan untuk pertama kalinya Lisa tidak bersedih karena seseorang memintanya melupakan impian terbesarnya, kondisi kakinya memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk ballet, juga Lisa tak ingin menentang hal itu. Yang membuatnya tak lagi bersedih, selain dirinya sudah mengikhlaskan mimpinya, adalah Jungkook yang kini ada di dekatnya.
Pria itu konyol, terkadang sedikit menyebalkan. Namun Lisa selalu bisa tertawa, jika bersamanya. Lisa seperti kembali ke masa lalu, saat mereka remaja dulu. Meski sudah memasuki kepala dua, di mata Lisa, Jungkook tak ubahnya bocah SMP yang sering mengganggunya dulu.
"Maaf, seharusnya aku tidak memaksamu untuk menari lagi." Jungkook benar-benar menyesal.
"Kau sudah mengatakannya lebih dari 1000 kali sejak minggu lalu, Jung."
Kening Jungkook mengkerut, "benarkah? Aku sudah mengatakannya sebanyak itu?"
Lisa berusaha menahan tawanya, "makanya, berhentilah meminta maaf. Aku sudah baik-baik saja dan dokter juga bilang kalau gips ku sudah bisa di lepas."
"Tapi kakimu-" Melihat Lisa yang menajamkan pandangannya, membuat Jungkook menyerah. "Baiklah-baiklah, dan bisakah kita bicara lebih serius sekarang?"
"Kau harus katakan itu pada dirimu sendiri Jung." Lalu mereka berdua tertawa bersama. "Kau kan memang tidak pernah bisa bicara serius!"
"Tapi kali ini aku benar-benar ingin serius dan kau yang mendengarkan, Lis." Jungkook mengulum bibir bawahnya, lalu mendesah pelan. "Aku ingin bicara tentang.. kita?"
Senyum Lisa menghilang, dia mendudukan dirinya, tepat di hadapan Jungkook yang memilih pinggiran ranjang untuk duduk. "Ya?"
"Aku akan bicara dengan ayah." Katanya pasti, "soal kau dan aku."
"..."
"Aku akan jelaskan, kalau kita sudah bersama sekarang. Bagaimana menurutmu?"
Lisa terlihat berpikir, meski kedua matanya menyelami oniks kelam milik Jungkook. Tidak ada keraguan atau rasa takut di dalam sana sekalipun, Jungkook mengatakannya dengan sangat yakin.
"Kau sudah memikirkan ini dengan matang, Jung?"
"Ini adalah impianku seumur hidup."
Dan jawaban Lisa hanya sebatas anggukan, yang membuat Jungkook tak pernah lebih bahagia lagi dari sekarang.
Samidare
Mereka berdua berkencan di sekitaran Seoul town square yang ramai pada sore itu. Jungkook mengangkat sebelah tangannya ke kepala Lisa, untuk menghalau gerimis yang mulai turun. Jungkook mengambil cup smoothies Lisa yang sudah kosong, ia menyatukan miliknya dan membuangnya ke tong sampah.
Tujuan mereka setelah ini adalah bioskop, Lisa bilang film favoritnya mendebutkan sequel hari ini, dan jam tayangnya di mulai sepuluh menit lagi. Jadi mereka berlari kecil untuk segera sampai ke gedung bioskop, selagi menghindari derai hujan yang mulai deras.
Mereka sampai, Jungkook menepuk cardigan milik Lisa yang terkena air hujan. Lalu ia membenahi rambut gadis itu yang terlihat berantakan karena tertiup angin juga hujan. Lisa tersenyum padanya, kini gantian gadis itu yang menyingkirkan anak rambut yang menghalangi kedua mata indah Jungkook. Membuat Jungkook merapatkan dirinya dengan Lisa, seolah memberitahu berbagai pasang mata yang hadir di sana, kalau mereka adalah pasangan yang paling bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIDARE [LIZKOOK] (COMPLETE)✓
FanfictionHighest rank, 20 dec 2020 #02 - Liskook Samidare, Hujan di awal musim panas.. Samidare, Hujan yang mempertemukan Lisa dan Jungkook Samidare, Hujan yang menutupi rahasia di wajah Jungkook yang menangis Samidare, waktu di mana takdir seolah kembali me...