Undefined Man

166 15 8
                                    

"Han Ji Pyeong sangmunim terlalu bersinar dan terlalu sempurna. Dia berdiri di belahan bumi yang berbeda denganku. He deserve someone better than me."

- Seo Dalmi -

-.-.-

Time Setting: 2020
Satu bulan sebelum Nam Dosan kembali ke Korea

-.-.-

"Chughahabnida, Han sangmunim." ucap Dahee sedikit berteriak, dengan kedua tangan mengulurkan buket mawar putih untuk Han Ji Pyeong.

"Apa ini?" Ji Pyeong menerima bunga itu kemudian mencium harumnya.

"Hadiah atas kenaikan jabatanmu."

"Kenapa mawar putih?" Ji Pyeong menaikkan alisnya penuh tanya.

"Karena filosofinya, seperti dirimu." Dahee menunjuk dada Ji Pyeong dengan telunjuknya.

"Bukan karena kamu yang menyukaiku?" Ji Pyeong menggoda Dahee diakhiri senyuman manis.

"Sialan." Dahee mendengus dengan pipi yang sedikit merona.

"Aku bercanda, Hee-ya. Jadi apa filosofinya, kenapa kamu katakan mirip denganku?"

"Kesucian, kemurnian hati, dan keagungan. Cocok sekali bukan, untuk seseorang yang tengah melakukan cosplay menjadi malaikat di dunia yang penuh iblis dan setan."

"Hahaha. Kamu mengejekku rupanya. Terima kasih ya hadiahnya, aku suka, harum sekali."

Ji Pyeong tersenyum lebar sembari terus menciumi mawar putihnya. Dahee memperhatikan hal itu tanpa berkedip. Ingatan tentang masa dimana dia meninggalkan Ji Pyeong sendirian di panti asuhan, tepat dua bulan sebelum seharusnya mereka dikeluarkan bersama, memenuhi pikirannya.

"Ji Pyeong-a."

"Hmm?" Ji Pyeong mengalihkan perhatiannya dari bunga dan menatap Dahee.

"Gomawo geurigo mianhae."

"Ya?" Ji Pyeong berusaha mengonfirmasi yang dia dengar.

"Selama tiga tahun terakhir kita bertemu lagi, aku belum sempat mengatakannya, kan. Terima kasih sudah mau memaafkan tindakanku dimasa lalu, terima kasih sudah mau menerimaku menjadi bagian hidupmu seperti dulu, dan maaf pernah meninggalkanmu di dunia yang selalu kamu khawatirkan setiap detiknya."

"Tiba-tiba?" Ji Pyeong heran dengan ucapan Dahee yang tiba-tiba itu.

Dahee mulai terisak membuat Ji Pyeong sedikit panik. Bukan panik karena takut dituduh orang sudah melakukan sesuatu yang tidak benar. Toh mereka ada di sudut balkon yang sepi. Ji Pyeong panik karena Dahee akan membuat matanya bengkak sempurna saat menangis, meskipun hanya sesaat.

"Hei, jangan menangis, ok?"

"Maafkan aku." isakan itu semakin keras.

"Kamu masih harus bekerja setelah ini, Dahee. Berhentilah menangis atau kedua matamu akan membengkak." Ji Pyeong menepuk bahu kiri Dahee dengan tangan kanannya.

"Maafkan aku." ucapan maaf yang kesekian kali membuat Ji Pyeong bingung, ada apa dengan Dahee saat ini.

"Lee Dahee, ada apa denganmu?" Ji Pyeong memanggil Dahee dengan marga ayah kandung gadis itu. Ji Pyeong tau, setidaknya Dahee menyukai saat ada seseorang yang mengenal dirinya sebagai seseorang bermarga Lee, bukan Choi.

Completely MiserableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang