Chapter 24 - Klandestin

2K 376 750
                                    

🍁 Separuh NafasDewa 19

🍁 Separuh Nafas - Dewa 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Klandestin

Kegiatan yang dilakukan secara rahasia atau diam-diam dengan tujuan tertentu.

***


Pukul 22.00 WIB.

Bagi Jungwoo, cinta pertama itu sebenarnya silly things. Makin dewasa makin paham kalo itu bukan cinta, but the truth is... it was! Itu adalah cinta, awal mula lahirnya cinta yang baru.

Jungwoo rasa, hubungan dia dan Hawa dulu suatu pembelajaran untuk hubungannya dan Cherry sekarang, memastikan kesalahan yang dulu gak keulang lagi.

Rasa bersalah Jungwoo ke Cherry, menghujam kuat. Panic attack-nya yang buat dia gak bisa mengendalikan emosinya tadi.

Dia udah cari Cherry kemanapun usai antar Hawa pulang, tapi nihil. Jadinya, rumah Cherry satu-satunya tujuan akhir.

"Cherry..."

Jungwoo bisa liat Cherry yang sekarang jalan melewatinya menuju pintu masuk, gak peduliin Jungwoo.

"Cherry kamu jalan kaki? Atau ada yang nganter kamu?" tanya Jungwoo khawatir, dia nahan tangan Cherry.

Tapi Cherry tetap diam, dan Jungwoo tau ini bakal terjadi, ini juga salahnya.

Cherry paham kalo logikanya ingin dia membalas perkataan Jungwoo dengan relax biar situasi gak makin buruk, tapi perasaannya pingin dia marah-marah supaya puas.

Luckily, Cherry punya emotional intelligence yang sangat baik.

"Cherry, saya gak mau kita stuck di posisi yang sama, dengan masalah yang sama sampai besok," ujar Jungwoo, sulit menelan ludahnya.

Cherry tertawa sarkas, "Deep down aku selalu berusaha nahan tawa kalo ada orang yang menjanjikan sesuatu yang belum tentu terjadi ke aku. Aku pikir yang salah bukan kalimatnya, tapi orangnya, aku salah ekspektasi."

Jungwoo tercekat, dia emang gagal jaga janjinya kali ini.

"Nyatanya, it's dangerous untuk berpegang janji sama manusia. Dan point' lainnya... kecewa, it's a lesson."

"Cher—"

"Yeah tapi aku juga salah, apa yang sir Jungwoo lakuin udah bener, kok. Eh iya, gimana keadaan Kak Hawa?"

Jungwoo menatap langit-langit rumah Cherry sejenak, menghela napasnya. Demi apapun, dia gak ingin kehilangan Cherry.

"Cher, saya gak pakai rasa ke Hawa. It was clearly just a sense of humanity. Saya punya panic attack yang kadang buat saya juga gak terpredikasi, saya cuma niat menolong."

CHARMOLYPI | Jungwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang