3. Dirty Talk

970 43 2
                                    

Jisoo × Seokjin
18+
330 kata

Happy Reading!!

Tidak hanya tangan Seokjin yang bergerak, mulutnya juga ikut bergerak. Seokjin menggerutu sambil memasak sarapan mereka pagi ini. Menu sarapan yang ia buat adalah sandwichㅡkini rotinya sedang terpanggang di teflon.

"Ahh, akhirnya sampai juga." Seokjin menoleh, tepat di belakangnya wanita yang sah menjadi istrinya 17 jam yang lalu, sedang duduk di meja makan.

"Kau ini," gerutu Seokjin.

"Apa?" dengan malas Jisoo bertanya.

"Ini hari pertamamu menjadi istriku, bagaimana bisa kau telat bangun? Seharusnya kamu yang masak untuk sarapan kita." oceh Seokjin.

"Ck. Memangnya siapa yang membuatku bangun siang seperti ini? Lagian aku juga belum bisa memasak," jawab Jisoo membela dirinya. "Dan aku sulit berjalan. Dari kamar ke sini saja butuh perjuangan, menahan sakit itu sakit sekali."

"Memangnya sesakit itu?" tanya Seokjin, kini berdiri di depan Jisoo. Dengan kedua tangannya besedekap dada. Raut wajahnya terlihat bingung dan penasaran.

"Kita bermain sampai jam satu malam, kau yang tinggal masuk doang mana tau rasanya dimasuki berkali-kali." keluh Jisoo.

"Kamu itu tugasnya cuman mengangkang dan desahkan namaku saja. Aku yang bergerak." kini Seokjin yang membela dirinya sendiri, tidak setuju dengan pendapat Jisoo. Seokjin juga sama lelahnya.

"Kamu pikir itu tidak melelahkan? Teriak-teriak sepanjang malam, suara aku hampir habis tahu." memang suara Jisoo agak serak pagi ini.

"Tapi kamu suka, bukan?" Seokjin menaik-turunkan alisnya dan bibirnya tersenyum puas.

"Suka... Tapiㅡ" Astaga pipi Jisoo sepertinya sedang terbakar malu.

"Jisoo-ya, lain kali kita harus coba berbagai gaya. Kamu juga boleh memimpin." dengan santainya pria Kim itu meluncurkan kalimat yang ambigu itu.

"Astaga. Percakapan pagi macam apa ini?" sungut Jisoo dalam hati.

Adu mulut itu terus terjadi, hingga mereka mencium sesuatu yang gosong. "Kamu mencium sesuatu tidak? Seperti ada yang gosong." tanya Jisoo.

"Iya, kamu benar." terdiam sebentar,

"Astaga! Aku lupa sedang memanggang roti!!" teriak Seokjin berlari ke kompor dan dilihatnya roti sudah gosong. Semua permukaan roti itu menghitam.

Sambil membereskan kekacauan roti gosong, Seokjin berceletuk, "Jisoo-ya, bagaimana kalau nanti malam kita bermain lagi. Kita buktikan siapa yang paling lelah?"

"Oke! Siapa takut."

Fin.

Jisoo's Story AreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang