00. Prolog

1.8K 188 31
                                    

"Bertahanlah sayang"

Taeil melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Sebelahnya, Doyoung alias sang istri tengah menahan rasa sakitnya.

Taeil menggenggam tangan sang istri, sambil membawa mobil menuju rumah sakit.

"Aarrgghh"

🍁 🍁 🍁

Taeil bolak-balik di depan ruangan sambil berdua agar istri dan anaknya selamat. Taeil merutuki dirinya karena telat pulang ke rumah untuk menjemput istrinya yang akan melahirkan. Taeil terlalu sibuk dengan tugas kantornya.

"Ya tuhan, selamatkan anak dan istriku. Aku gak mau kehilangan mereka" Taeil duduk sambil menunggu sang dokter memberikan kabar. Kakinya gak berhenti bergetar karena cemas dengan keadaan anak dan istrinya.

Hingga suara tangisan bayi membuat Taeil merasa legah. Dia berdoa dan bersyukur karena anaknya telah lahir dengan selamat.

Cklek!

Taeil segera menghampiri dokter nya yang baru saja keluar dari ruangan persalinan "Gimana dok? Istri dan anak saya?"

"Selamat, anak bapak lahir dengan selamat dan jenis kelaminnya cowok. Tapi-"

"Tapi apa dok? Istri saya? Istri saya baik-baik aja kan?"

"Kondisinya sedang kritis. Dia kehilangan banyak darah dan-"

"Saya mau ketemu sama istri saya"

Taeil masuk ke dalam ruangan persalinan tersebut dan ngeliat istrinya yang pucat tidak berdaya berbaring di atas kasur rumah sakit.

Doyoung, alias sang istri tersenyum saat kehadiran suaminya. Di sebelahnya, ada sang anak yang baru lahir tertidur manis di samping Doyoung.

Taeil segera menghampiri Doyoung. Taeil menggenggam dan mencium tangan sang istri. Lalu beralih mencium kening sang istri.

"Mas anak kita tampan sekali. Sama kayak ayah nya"

"Dia juga manis, sama kayak kamu" Taeil menggigit bibir bawahnya agar tangisannya tidak pecah. Dia gak kuat ngeliat raut wajah sang istri yang sangat pucat.

"Yangyang"

Taeil melihat ke arah sang istri dengan kebingungan. "Itu nama anak kita. Yangyang"

Doyoung dengan hati-hati menggendong sang buah hati untuk diberikan kepada Doyoung. Taeil mengambilnya dengan hati-hati agar anaknya tidak terluka apalagi terjatuh.

Taeil menggendong putranya dengan senang, sedih dan gemas. "Jaga dia baik-baik mas"

"S-sayang, apa maksud kamu? Kita berdua bakal jaga anak kita sama-sama. Kita bakal jaga Yangyang sampai Yangyang tumbuh menjadi dewasa"

Doyoung tersenyum manis, membuat Taeil sudah tidak bisa menahan tangisannya. Taeil meletakkan bayinya di samping Doyoung, karena Taeil peka saat Doyoung menatap bayinya, seperti ingin mencium anaknya itu.

"Sayang, kalo sudah besar nanti jangan ngerepotin papa ya. Maaf bunda gak bisa nemenin Yangyang sampai bes-"

"Kenapa kamu ngomong begitu Doy? Gak Doy, aku gak mau kamu kayak gitu. Kita berdua bakal jagain Yangyang sama-sama. Doy please"

"Ini sudah rencana dari tuhan mas. Aku juga gak bisa ngehindarin rencana dari tuhan"

Doyoung mencium kening putranya sambil meneteskan air matanya, 3 detik kemudian Doyoung menutup matanya karena sudah kelelahan.

Alat pendeteksi jantung kini pun hanya menampilkan garis lurus dan juga suara kecil dari alat tersebut.

Taeil masih gak percaya. Dia membangunkan sang istri agar istrinya itu terbangun. Saat itu juga Yangyang menangis, seolah-olah dia juga gak mau kehilangan sosok sang bunda.

"Sayang lihatlah, Yangyang menangis. Dia ingin bersama bunda nya. Doyoung kumohon, jangan tinggalkan aku. Kamu pernah bilang, kalo kamu pingin bawa anak kita ke sebuah taman dan mengajak nya main. Bukan? Jadi kumohon bangunlah.. Doyoung!"

Taeil meremat pinggiran kasur dengan kuat. Kini dia telah kehilangan sosok kedua yang dia sayangi setelah mamanya pergi meninggalkan nya waktu dia dilahirkan. Sama seperti Doyoung.

🍁 🍁 🍁

Taeil mengusap batu nisan yang bertuliskan nama sang istri. Sambil menggendong putra nya yang masih bayi itu. Makam Doyoung bersebelahan dengan makam mamanya Taeil.

Taeil menangis sejadi-jadinya di sana. Dia tidak perduli jika ada orang yang mengatakannya lemah karena Taeil seharian ini sudah mengeluarkan air matanya cukup banyak.

Taeil mencium sang anak, lalu kemudian dia mencium batu nisan sang istri. "Sayang aku janji, aku bakal rawat anak kita ini dengan baik. Aku bakal ajarkan dia untuk membedakan mana hal yang baik dan buruk. Semoga kamu tenang disana, dan senang saat kamu melihat anak kita tumbuh dengan baik"

Lalu kemudian, Taeil beralih ke makam mamanya. Dia melakukan hal yang sama, yaitu mencium batu nisan yang bertuliskan nama sang mama. Dan kemudian Taeil pamit untuk pulang kerumah, karena cuacanya yang sangat gelap. Seperti sangat mendukung untuk keadaan Taeil sekarang.

🍁 🍁 🍁

Taeil meletakkan anaknya di dalam ranjang, lalu Taeil pergi memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Baru saja dia ingin menutup pintu kamar mandi, suara tangisan Yangyang kini membuat Taeil gak jadi untuk membersihkan dirinya.

"Anak ayah kenapa nangis hm?"

"Yangyang haus? Ayah bikinin susu dulu ya"

Taeil keluar kamar menuju ke dapur sambil menggendong anaknya. Taeil membuat susu untuk sang anak hanya dengan satu tangan. Karena tangan satunya dia buat untuk gendong Yangyang yang masih bayi.

Setelah selesai, Taeil menuju ke kamar sambil memberikan susu kepada Yangyang.

"Ayah gak jadi mandi nih gara-gara kamu" Sesekali Taeil memainkan pipi sang anak karena gemas.

Taeil kembali mengingat moment dia bersama sang istri. Moment dimana sang istri sangat antusias untuk memilih baju buat anaknya lahiran nanti. Hingga berdebat tentang jenis kelamin anaknya.

Seandainya bunda kamu masih hidup sampai sekarang, mungkin sekarang kamu bakal dicium-cium terus sama bunda kamu.

Bunda kamu suka gak tahan liat yang gemes-gemes, apalagi kamu nak.

Doyoung, kenapa kamu pergi secepat ini? Bahkan Yangyang belum melihat wajah manis bunda nya.

Taeil menghela napas panjang, dia sangat merindukan istrinya. Jika saya istri dan mama nya masih hidup dan ngeliat Yangyang, pasti mereka gak akan segan-segan untuk mencium dane mencubit pipi Yangyang.

tbc

Wk, gak tau lagi. Gatel banget pengen bikin ceritanya ilyoung 😌

Next or unpub?

Miss You | yangyang ft ilyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang