BAB II

23 3 0
                                    


"Raafandra"

        Malam pelantikan pun berlangsung, adik kelas yang sedari tadi memperhatikan Jane pun tiba untuk giliran maju menampilkan hiburan bersama kelompoknya, ternyata mereka membawakan sebuah akustik sederhana,
     Dari kejauhan Jane menatap anak itu yang sedang menyetel gitarnya, bagi Jane cowok yang memegang gitar itu coolnya bertambah 70%.

"Harusnya aku yang disana,

Dampingimu dan bukan dia,

Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia,

Harusnya kau tau bahwa cintaku lebih darinya,

Harusnya yang kau pilih bukan dia……."

(song of : Armada – Harusnya Aku)

          Lagu tersebut mengingatkan Jane akan sesuatu dimasa lalunya, ia hanyut terbawa suasana ketika ikut menyanyikan lagu itu, air matanya lancang mengalir begitu saja yang membuat Jane terkejut.           Ia cepat-cepat menghapusnya dan memutuskan kembali ke basecamp saat sepi agar barangnya  sudah siap dan cepat pulang keesokan harinya.

KEESOKAN HARINYA

TING!!!

(Dering Handphone Jane)

Raafa : Assalamualaikum ka, permisi save ya ini Raafandra.

Jane: Waalaikumsalam, Raafandra siapa?

Raafa : Siapa hayo tebak?

(READ MESSAGE)
Jane agak malas menanggapi, model pesan seperti ini, karena banyak tipe-tipe playboy yang tipe chatnya serupa

TRING!!!

Raafa : Ini Raafa yang kemaren negur kakak suruh mingkem, inget nggak?

Jane: Oh itu lo! Dapet nomer gue dari mana?

Raafa : Dapet dari temen cewek dikelas yang ikut OSIS juga, katanya dia Se-dojang taekwondo sama kakak.

Jane: Oh okay, Gue save ya raf.

Raafa : Salah tuh, don't forget Raafa bukan Rafa ya!

Jane: Iya Iya bawel, kenapa harus dua si 'A' nya?

Raafa : Karena kalo satu nanti beda arti kak.

Jane: Emang apa artinya?

Raafa : Kata 'Raaf' nya diambil dari asma-ul husna ka terus ditambahin jadi Raafandra biar kece kaya gue.

Jane: Ew hahaha, by the way gitaran lo keren deh kemaren.

Raafa : Ah masa? Kalo keren kok kemaren nggak ada waktu gue tampil kak?

Jane: Serius keren, kemaren gue ada keperluan aja, sebenernya sayang dilewatin.

Raafa : Kalo gitu Insyaallah kapan- kapan gue gitarin boleh kak?

Jane: Boleh-boleh, gue juga pen belajar kunci yang lain nih.

Raafa: Okay! Siap bos!

        Bibirnya tersenyum simpul membaca Whatsapp dari Raafa. Seketika rasa sedih akan kenangan masa lalunya yang bertahun-tahun terkesampingkan, jika dipikir-pikir baru kali ini ada seorang adik kelas yang berani menegur dirinya, apalagi hanya perkara mingkem hahahaha.
....
Keesokan harinya

      Jam menunjukkan pukul 06.30 yang artinya Jane berangkat cukup pagi dan ia memutuskan untuk melancarkan cara bermain gitar dikelas, ketika asyik memainkan melodi yang masih fals itu, ia menatap kearah parkiran yang berada disebelah kelasnya.
      Disana, ia mendapati sosok adik kelas yang humoris itu sedang memarkirkan motor ninja merahnya.

"Hi raafa? Selamat pagi!" Sapa Jane dengan semangat yang melongok lewat jendela kelasnya.

"Oh kak Jane? Pagi juga kak!" Balas Raafa dengan tersenyum ramah.

        Ternyata sahabat-sahabatnya telah tiba beberapa menit yang lalu, dan tak ada yang bertanya apapun karena menurut mereka itu adalah kebiasaan Jane siswa teladan yang kurang kerjaan karena kebiasaannya menyapa semua guru, teman-temannya, adik kelas, dan semua warga sekolah yang lewat didepan mata Jane, terkadang mereka risih melihat kelakuan Jane tapi mau bagaimana lagi, sudah wataknya seperti itu.

"Guys, Gue mau cerita, tau nggak sih sekarang Dani tuh kaya cuek gitu lho sama gue, gimana ya?" Ucap Fayza salah satu sahabat Jane.

"Ya positif thingking aja si, mungkin dia kan cape abis ngurusin OSIS juga kan?" Sahut Amara berusaha menenangkan.
"Hum, Resiko si pacaran sama adik kelas, lagian kan gue dah bilang kan Fa dari dulu, jangan pacaran sama adik kelas karena kita aja masih labil, apalagi mereka, tapi kalo udah terlanjur sayang mau gimana lagi?" Tambah Jane yang dari dulu tak setuju sahabatnya ini pacaran dengan adik kelas.

"Ya terus gue harus gimana? Kasi solusi kek" Keluh Fayza bingung atas apa yang harus ia lakukan

"Menurut gue si, saling terbuka itu penting banget, nanti lo cari timing yang pas deh terus lo ajakin dia ngobrol gitu, sharing-sharing gitu lho, terus lo tanya deh dia kenapa? Apa yang lagi dirasain? Setidaknya lo tau his problem, syukur-syukur lo bisa bantu dia" Saran Jane memberi solusi

"hum, boljug si, thanks Je" balas Fayza

"Gue mau ke toilet dulu.."

       Jane adalah sosok cewek yang sangat tidak setuju apabila sahabatnya berpacaran dengan adik kelas, karena menurutnya cowok itu harus lebih tua atau minimal seperantaran karena harus bisa lebih dewasa disbanding mereka. Jane hanya belum sadar bahwa umur tidak pernah menjadi tolak ukur kedewasaan, iya kan?

"Jane? Gue suka sama lo" Ucap seorang cowok yang tiba tiba mendatangi Jane ia adalah....?

TO BE CONTINUE....

Kira² apa yang bakalan terjadi ya?

Mis Understanding LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang