SM02

597 18 2
                                    

|2| meet again...

↓↓↓↓

"Kami bertemu kembali, setelah bertahun-tahun lamanya terpisah semenjak ia lulus dari sekolahnya. Aku, sosok gadis yang mencintainya di dalam diamku hanya berani menatapnya disaat kami masih berada di lingkungan yang sama. Tak berani menegur apalagi menyatakan apa yang ada di dalam hatiku ini. Aku hanya mampu mengucapkan namanya yang kusandingkan dengan namaku disaat aku mengungkapkannya kepada Tuhanku, Tuhan kami. Hingga pada saat aku tau tentang pernikahannya bersama sosok gadis yang bahkan selama ini tak pernah ia tunjukkan rupanya di sosial medianya yang menjadi tempat aku mengamatinya. Sejak perpisahan itu, kami tak pernah bertemu lagi atau saling berselisih. Tapi Tuhan berkata lain saat ini, kemarin aku bertemu dengannya, dengan bocah yang sangat mirip dengannya juga. Pasti, itu adalah buah cintanya bersama sang istri."

Cassandra Aurelia Putri Daniel, kini gadis itu sedang menulis sesuatu di buku hariannya yang ia simpan rapi di meja kerjanya yang berada tak jauh dari kasurnya. Dalam tulisannya, ia kembali mengingat bocah kecil itu yang memanggil jelas lelaki yang selama ini ia cintai dengan panggilan daddy.

"Ah! Kenapa dia makin tampan saat sudah menjadi suami orang. Astagfirullah jiwa pelakor gue bergejolak," ujarnya sembari menjatuhkan kepalanya berkali-kali ke meja itu.

"Allahu! Kalau engga inget dosa dan karma udah gue godain tuh lakik. Astagfirullah astagfirullah Aca sadar!" ujarnya pada diri sendiri. Gadis itu masih betah bermonolog sendiri sembari membiarkan dahinya menyapa meja itu.

"Plis lah jangan buat gue kayak orang gil-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, gadis itu menoleh kepada ponselnya yang berdering, menunjukkan jika ada nomor yang meneleponnya, tak tahu nomor siapa ini.

"Halo?" dengan kalimat yang sangat lembut itu ia menyapa orang yang meneleponnya yang bahkan tak ia ketahui siapa orang ini dan bagaimana caranya bisa mengetahui nomor ponselnya yang ini disaat hanya orang-orang terdekat sekaligus karyawan terpecayaannya saja yang mengetahuinya.

"Halo Aca... Ini Kak Gio," bak orang yang kesetrum listrik, gadis itu sontak berdiri dan menampilkan ekspresi terkejutnya, ia benar-benar tak menyangka jika hal ini akan terjadi.

"I-iya ada apa ya... Kak?" sedikit gugup namun Cassandra sebisa mungkin untuk tidak terdengar gugup saat berbicara dengan suami orang. Ah iya suami orang!

"Aku mau mengucapkan terimakasih kepadamu. Bisa kita ketemu di kafemu?" kali ini kaki yang sedari tadi bergetar hebat itu tak lagi dapat menopang tubuhnya yang diciptakan Tuhan begitu indahnya, Cassandra jatuh terduduk.

Merasa tak ada jawaban, laki-laki yang kata Cassandra sudah menjadi suami orang itu tetapi sangat menggoda dirinya itu kembali lagi menanyakan hal yang sama sembari menyebutkan nama panggilan Cassandra dengan penuh kelemah lembutan.

Cassandra hanya mengangguk saja walaupun ia tahu betul jika suami orang itu tak akan dapat melihat anggukannya.

"Ah... Yaudah engga papa kak, Aca bisa kok," terdengar seperti memastikan jika dirinya bisa tetapi teringat kembali akan status suami orang itu, Cassandra memijit pelipisnya sembari mengangguk.

"Mau aku jemput? Kirimkan saja alamat rumahmu," Cassandra yang refleks langsung saja menggeleng dengan wajah paniknya. Lakik orang ini emang beneran minta digodain atau apa sih? Allahu! Batinnya.

"Ah engga usah kak, nanti Aca naik mobil aja. Lagian dari kafe ke rumah Aca engga terlalu jauh kok," katanya memastikan dengan kalimat yang sedikit tegas dan nada bicaranya yang ia rasa sedikit meningkat.

Second MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang