Keesokan harinya, hujan turun dipagi hari. Niki pun pergi ke sekolah dengan ayahnya, dan dijalan dia bertemu dengan galaksi yang pergi sekolah dengan kondisi kehujanan. Niki pun terkejut karena galaksi terlihat dengan santainya berjalan diderasnya hujan tanpa disadari dia pun sampai didepan gerbang sekolah.
Sesampainya disekolah, dia sengaja tak masuk dan pergi ke kelas karena dia menunggu galaksi yang sedang berjalan ke sekolah.
Ketika dia melihat galaksi, dia pun mendekati galaksi.
“galaksi, kok kamu malah hujan-hujanan sih?”
Galaksi diam dan mengacuhkan niki. Galaksi pergi meninggalkan niki dan terus berjalan menuju bangunan sekolah untuk berteduh. Niki yang masih penasaran pun kembali mendekati galaksi dan kembali bertanya padanya.
“jawab ih, jangan diem aja kenapa? Kenapa kamu hujan-hujanan? Kenapa kamu gak bawa payung?”tanya niki pada galaksi.
“emang itu urusan lu.”
Dengan jawaban yang dingin galaksi pun kembali meninggalkan niki.
Kemudian bel sekolah pun berbunyi dan niki pun pergi ke kelasnya dan masuk ke kelasnya.
Ketika jam pelajaran berlangsung, galaksi tidak ada dikelas dan niki juga siswa yang lainnya pun heran karena anak menyebalkan itu belum juga nampak batang hidungnya di kelas padahal dia adalah murid pindahan yang baru saja pindah ke sekolah itu.
Kemudian, tak lama kemudian galaksi pun datang ke kelas dengan rambut sedikit berantakan. Guru mata pelajaran yang sedang mengajar pun langsung menatap ke arah galaksi karena dia sudah sangat terlambat.
“permisi pak, apa saya boleh masuk?” ucap galaksi dengan menundukan kepalanya.
“ udah telat hampir setengah jam, masih nanya boleh masuk?!” tanya gurunya sambil menaikan nada.
“maaf pak.” Jawab galaksi.
Galaksi terus menunduk ketika gurunya memarahinya, dia menerima kata-kata gurunya kepadanya. Kemudian, galaksi pun disuruh tidak mengikuti pelajaran karena telah terlambat sangat lama.
Lalu, niki pun berdiri.
Dan kemudian…“maaf pak, saya mohon kasih ijin sama galaksi buat ikut pelajaran bapak. Soalnya niki sendiri lihat dia itu tadi datang kehujanan mungkin dia telat karena habis ngeringin badannya pak.” Ucap niki berani pada gurunya.
“kehujanan? Baju sekering ini kamu bilang kehujanan?”
“iya pak, soalnya niki liat sendiri kalo galaksi tadi kehujanan dijalan. Kalo masalah hukuman nanti dia niki masukin buku pelanggaran kelas supaya nanti dia bisa dipanggil guru bp.” Jawab niki.
“yaudah okeh berhubung kamu anak baru, bapak maafin kamu. Tapi lain kali kamu harus tepat waktu.”
“makasih pak.”
Hanya dengan jawaban sederhana galaksi pun langsung duduk ke kursi tempat duduknya itu.
Galaksi pun segera pergi ke meja tempatnya duduk dan mulai mengikuti pelajaran. Akan tetapi, galaksi terlihat lebih dingin dari yang biasanya.
Tatapannya, cara bicaranya sejak pagi ini, dan juga raut mukanya membuat niki terus memperhatikannya. Tatapan galaksi menandakan bahwa ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.
Kring….
Ketika bel istirahat berbunyi, galaksi langsung menghampiri niki.
“ayo.”
“ayo kemana?” tanya niki.
“bukannya tadi bilang sama pak subandi mau laporin sikap gua ke bp?” jawab galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antartika
Teen FictionHe's like an ice, he's like a sea, he's like the artic, and he's like the antarctica