Episode 01- Tugas

869 76 4
                                    

Sebelum ceritanya di mulai, alangkah lebih baiknya para readers sekalian memberikan like dan juga komennya agar saya semakin semangat membuat cerita ini^_^


Info:
(Y/n) : Your name
(H/c) : Your Hair color
(F/n) : Full name
(E/c) : Your Eye color





Happy readers ^_^
Let's start your story!





Pagi hari itu di rumah sakit terbesar Tokyo, Jepang. (Y/n) baru saja selesai melakukan operasi yang membuatnya cukup lelah, sebab pasien UGD terus saja ada. Namun semua itu tak dapat memutuskan atau menciutkan semangat dokter muda itu.

(F/n) adalah dokter ahli bedah dan juga saraf. Memang luar biasa bukan? Gadis bernama (y/n) yang berusia masih 24 tahun itu sudah memegang dua gelar dokter sekaligus.

(Y/n) baru saja keluar dari ruangan UGD, gadis itu baru saja selesai melakukan operasi. Tanpa ia sadari sesosok tangan tiba-tiba saja menutup kedua matamu dari belakang.

"Sudah berhentilah Armin aku tahu itu kau" (y/n) sudah bisa menebaknya.

"Heeee....bagaimana bisa kau menebak ini aku (y/n)? " sosok itu mulai melepaskan tangannya dari kedua matamu.

"Hei, kau itu sudah sering sekali menjahiliku sejak kita masih SMA jadi aku sudah hafal tahu" (y/n) menatap sosok pria berambut pirang pendek tersebut dengan setelan jas dokter yang ia kenakan.

"Hehe....iya maaf (y/n) " Armin hanya terkekeh saat itu.

Armin Arlet adalah sahabatmu sejak duduk di bangku SMA hingga kalian berdua bekerja di rumah sakit yang sama. Armin adalah dokter spesialis anak. Memang tak dapat di pungkiri pria imut itu dapat menjadi dokter spesialis anak karena sifatnya sangat lembut terutama kepada anak-anak.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini Armin?"
(y/n) menatap heran sosok sahabatnya itu.

"Aku kemari karena di minta kepala rumah sakit Merry untuk memanggilmu menemuinya sekarang" ucap Armin sambil menatapmu yang sudah memasang wajah cemberut.

"Ada apa (y/n)? "

"Ada apa lagi sih dia memanggilku" kau masih terus cemberut karena terakhir kali kau bertemu kepala rumah sakit Merry itu karena kau tak terima jika jam lemburmu di perpanjang saat tahun baru lalu.

"Sudahlah (y/n), aku yakin kepala rumah sakit Merry ingin berbicara pribadi denganmu" Armin mencoba menenangkan suasana hatimu yang murung saat itu.

"Baiklah kalau begitu semangat ya (f/n) " Armin menepuk bahu kananmu sambil tersenyum lalu berjalan kembali ke ruangannya.

(Y/n) pov

Kau pun akhirnya terpaksa pergi ke ruangan kepala rumah sakit dengan suasana hati yang sedikit kesal karena kau menduga bahwa Merry pasti akan memintamu untuk bertanggung jawab terhadap rumah sakit seperti tahun lalu ia cuti menikah dengan alasan 'kau adalah dokter paling senior dan dapat di percaya'. Sungguh kalimat yang basi' ucapmu dalam hati.

Sesampainya di ruangan kepala rumah sakit, kau pun mengetuk pintu tersebut dengan sopan, walau sebenarnya di dalam hatimu itu ingin menggedor pintu ruangan itu dengan penuh emosi.

Hey my soldiers don't leave me || (Levi Ackerman x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang