4. Hades

10 4 0
                                    

"Jadi, kenapa mengundangku datang?" tanya Senja sebelum menyeruput teh hitam miliknya.

"Aku bertemu dia," jawab seorang pemuda yang dibalut aura hitam di sekujur tubuhnya.

"Dia?"

"Persephone."

"Ceritakan tentangnya," ucap Senja serius.

"Aku bertemu dengannya tiga bulan yang lalu." Pemuda itu memulai ceritanya.

***

Seorang wanita menghentikan langkahnya saat dua orang pria berwajah seram dan menakutkan mendekat padanya. Dia mundur beberapa langkah sebelum akhirnya berbalik dan lari meninggalkan dua pria itu. Namun, langkahnya terhenti saat salah satu diantara mereka berhasil menyusul dan menarik lengannya. Dia berontak, mencoba melepaskan diri.

"Lepas!" pekiknya.

"Tenang saja, kita bukan orang jahat. Justru kita berdua akan menemani dan mengantarmu pulang dengan selamat," ucapnya dengan seulas senyum yang seketika membuat wanita itu merinding ketakutan.

"Tolong!" teriaknya. "Tolong!" "Tol-emph!"

Pria itu menutup mulutnya dengan tangan. Tangan kirinya yang bebas diayunkan pada pria itu. Namun, pria satunya lagi menggagalkan usaha kecilnya melepaskan diri.

"Ikut kita saja," bisiknya pada sang wanita.

Wanita itu menendang tepat pada tulang kering si pria. Sontak saja dia melepaskan cengkraman tangan kiri wanita. Melihat ada celah, wanita itu melakukan hal yang sama pada pria yang menutup mulutnya. Dia berlari menghindari dua pria itu. 

Seakan nasib baik tidak berpihak padanya, wanita itu terjebak pada gang buntu. Dia terpojok saat dua pria itu semakin memperkecil jarak dengannya. Putus asa, dia memejamkan matanya. Sebuah teriakan nyaring membuat sang wanita membuka mata. Betapa terkejutnya dia saat melihat bayangan hitam yang menyala-nyala seperti api.

Dia menggeser posisinya, mencari tahu dari mana sumber suara yang terdengar sangat keras dan jelas itu. Dia menutup mulut saat melihat dua pria dengan tampang menakutkan itu dicekik oleh bayangan hitam. Tubuh mereka mengkerut, kulitnya pucat seperti mayat sebelum berakhir tergeletak tanpa nyawa.

Bayangan hitam itu berbalik, wanita itu mundur beberapa langkah sebelum akhirnya terpojok. Dia gemetar, takut pada apa yang ada dihadapannya.

"Kamu tidak apa-apa, Persephone?" tanyanya.

"P ... Persephone? A ... aku ...  Proseria," jawabnya gugup.

"Oh, Proseria. Jangan takut, aku datang untuk menolongmu," jawabnya. Bayangan hitam itu seketika menghilang, memunculkan seorang pemuda berwajah tegas dan berambut hitam panjang "Aku Hades," ucapnya dengan tangan terulur.

Wanita bernama Proseria itu melongo tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Pandangannya mendadak kabur, kepalanya terasa berputar. Dia mendadak lemas dan jatuh dengan kesadaran yang sudah menghilang. Untungnya, Hades berhasil menangkap tubuhnya sebelum jatuh mengempas aspal. Dia menggendong Proseria dan membawanya pergi.

***

Proseria membuka kelopak matanya perlahan, mengerjap beberapa kali sambil menyesuaikan pandangan. Dia bangun dengan kaget saat mendapati dirinya berada di tempat asing. Tempat itu seperti taman bunga.

"Aku di mana?" tanyanya.

Dia beranjak dari tempat tidur. Gaun panjang yang menutupi ujung kaki membuatnya bertanya-tanya. Pintu besar itu terbuka, menimbulkan bunyi derit yang mengusik telinga.

"Kamu sudah bangun?" Suara berat itu membuat Proseria menoleh.

"Kamu siapa? Apa yang kamu lakukan padaku? Di mana aku sekarang?" tanyanya tidak sabaran.

"Aku Hades, kamu berada di Underworld, tepatnya istanaku. Aku tidak melakukan apa pun padamu," ucapnya tenang.

"Aku tidak percaya padamu. Bawa aku pulang sekarang!" ucap Proseria tegas.

Hades memperkecil jarak mereka. "Kamu sudah berada di rumah, Sayang," ucap Hades lembut.

"Jangan bercanda! Ini bukan rumahku! Bawa aku pulang!" teriaknya.

Hades meraih tangan Proseria lalu menggenggamnya. "Underworld adalah rumahmu, rumah kita," ujarnya. "Kamu adalah reinkarnasi dari seseorang yang paling kucintai, Persephone."

Proseria menarik tangannya kasar, membuat Hades melepaskan genggaman tangannya. "Aku bukan Persephone. Jangan harap aku akan tinggal!"

Hades bergeming di tempatnya. "Baiklah, kamu akan tetap tinggal di sini. Jangan berharap akan datang keajaiban, karena kamu tidak akan pernah bisa keluar dari tempat ini," ucap Hades sebelum pergi meninggalkan Proseria.

Hari-hari berikutnya, Proseria berencana pergi dari istana  Underworld itu. Namun sayangnya, ia tidak pernah berhasil. Benar kata Hades, dia tidak memiliki jalan keluar, bahkan celah pun tidak ada. Sebulan telah berlalu, hari-hari Proseria sangat membosankan, terkurung di istana bersama penguasa Underworld, Hades. Sejak berada di sana, ia selalu murung. Berbagai upaya telah dilakukan Hades guna mengembalikan senyumnya. Namun, sekeras apa pun dia mencoba, Proseria tidak akan pernah menarik sudut bibirnya meski hanya satu senti sekali pun.

"Tuan, mau sampai kapan Tuan akan menahan Proseria di Underworld? Dia bukanlah Nyonya Persephone, ratu Underworld kita. Dia hanya wanita biasa dan dia mempunyai seseorang yang menunggu dan mencintainya, sama seperti Tuan yang mencintai Nyonya Persephone hingga detik ini," jelas pelayan kepercayaan Underworld.

"Saya tahu," jawab Hades sebelum beranjak dari tempat duduknya. Dia mendorong pintu besar itu, terlihat Proseria menatap kosong luar jendela.

"Perse .... Proseria, aku akan membawamu pulang," ucapnya yang sontak membuat Proseria menoleh.

***

Hades menurunkan Proseria dari gendongannya. Dia masih mengenakan gaun panjang bewarna emas, lengkap dengan mahkota bunga yang melingkar di kepalanya. "Dapatkan kamu menyimpan gaun dan mahkota itu?" tanya Hades yang dibalas anggukan tanpa ragu dari Proseria.

Hades tersenyum, menyembunyikan rasa sakit penantiannya yang menunggu Persephone bereinkarnasi. Namun, meksipun Proseria adalah reinkarnasi dari Persephone, tetap dia bukanlah Persephone, melainkan Proseria.

"Selamat tinggal Proseria. Selama tinggal Persephone." Hades kembali dalam bayangan hitam.

"Terima kasih karena telah membawaku kembali." Proseria memeluk Hades dalam bayangan hitamnya dari belakang. Hades mengangguk kemudian menghilang dari pandangan.

Proseria mengamati diri sendiri dengan bingung. "Aku kenapa ada di luar? Mengenakan gaun dan mahkota? Apakah aku sedang memainkan drama?" tanyanya heran sebelum masuk ke rumah.

***

"Dua bulan berlalu sejak aku memulangkan Proseria."

"Ayo kita temui dia," ajak Senja bangkit dari tempat duduknya.

"Tidak, dia sudah bahagia dengan orang lain sekarang," tolak Hades.

"Ayolah, jangan cengeng begitu. Begini sikap Tuan Hades, sang Raja Underworld?"

Setelah lelah berusaha dan mencoba, akhirnya Hades menyetujui ajakan Senja. Namun, Hades hanya menatapnya dari kejauhan. Proseria melihat ke luar jendela, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Hades mengulas sebuah senyuman. Proseria membalas dengan canggung.

"Lelaki itu terlihat familiar."

🍃 Selesai 🍃

Kedai Teh Senja [KumCer] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang