Ketua kelas baru saja mengumumkan bahwa mata pelajaran selanjutnya tidak akan ada yang isi alias jamkos, gurunya entah kemana. Nggak jelasin mau kemana juga. Kelas itu seketika berubah menjadi ribut dan rusuh, para cowok asik bermain game dan ada juga yang sedang main-main nggak jelas, para cewek sendiri asik dengan ngerumpi.
"OMG!!! sumpah Asahi ganteng banget di sini, gue mupeng liatnya" Suara nyaring itu membuat seisi kelas menutup telinga mereka.
"Berisik Viona, bisa nggak sih suara lo itu di kecilin dikit" kesal Vero melihat tingah gadis itu.
"Lo pikir suara gue tv di kecil-kecilin" kesal Viona.
"Mungkim aja" balas Vero, membuat Viona semakin kesal.
"Udah-udah woii!! Nggak usah pada ribut" helai Haikal, membuat kedua orang itu terdiam.
Mereka kembali asik melihat vidio yang tengah di putar Alya di leptopnya. Mereka begitu serius melihat vidio yang menampakan para laki-laki dari negeri ginseng itu. Bahkan mereka tidak habis-habisnya menganggumi ketampanan mereka.
"Je..!" Suara itu berhasil membuat ketiga cewek itu berbalik.
Melihat wajah datar dan malas milik seorang cowok sebaya mereka.
"Apa?" Cewek berambut pendek itu menatap cowok yang membalas menatapnya juga.
"Nih! Jangan bilang siapa-siapa" dengan senyum senangnya Jean mengambil uang dari cowok itu.
Tampa sengaja juga cowok itu melihat cewek yang sedari tari menatapnya. Tau bahwa tatapannya di balas, Alya lansung mengalihkan tatapannya. Pura-pura bahwa dia tidak melihat cowok itu, sedangkan cowok itu hanya tersenyum miring.
"Ngapain senyum, udah sanah. Gue mau lanjutin ini nonton para suami gue" usir Jean, yang di turuti cowok itu dengan pergi menjauh.
"Lanjut guys!"
Mereka mulai kembali menonton vidio itu sampai selesai. Bahkan saat bel pertanda kalau istrahat sudah mulai, mereka masih fokus dengan layar yang menampilkan oppa-oppa itu.
Sampai seorang mem-pause vidio itu. "Jihan!! Kok lo matiin sih" kesal Alya melihat vidio itu terhenti.
Jihan hanya nyengir membuat ketiga gadis itu kesal melihatnya. "Maaf, soalnya lo pada sibuk banget nontonnya. Kita kan mau kekantin"
"Hah! Ini udah istrahat" kaget Viona kalau mengetahui ini udah jam istrahat.
"Telinga lo pada di taruh di mana sih maimuna, orang udah dari lima menit yang lalu bel bunyi juga" kata Jihan, membuat ketiga gadis itu menyengir.
"Udah ah, kita mendingan cepat. Vita udah ada di sana, jagain tempat kita"
Ketiga gadis itu segera saja meninggalian kelas yang mulai sepi. Tapi bodohnya Alya dia lupa mengambil uangnya yang ada di dalam tasnya.
"Aduh kalian duluan aja, gue lupa ambil uang gue"
Ketiganya mengangguk dan meninggalkan Alya yang juga mulai berjalan balik.
Saat memasuki kelas, sama sekali tidak ada suara. Karena seperti biasa kala jam istrahat semua orang pergi untuk makan atau tidak hanya sekedar keluar. Pikir Alya kalau dalam kelas tidak ada sama sekali orang. Tapi sepertinya dia salah.
Tepatnya di salah satu bangku, terlihat seorang yang tengah tertidur lelap dengan kedua lengannya yang menjadi tumpuannya. Entah kenapa rasanya jantung Alya memompa begitu cepat, melihat cowok itu tertidur dengan lelapnya. Bahkan sanking lelapnya cowok itu tak peduli jika sinar matahari menerpa wajahnya yang tampan.
"Enggak dia nggak tampan" Alya menggigit bibirnya, mengenyahkan pikiran tentang cowok itu yang terlihat tampan.
'Emang tampan, hanya saja susah untuk mengakuinya' Alya menghembuskan nafasnya kesal. Coba mengenyahkan perkataan hatinya itu, kalau Kevih itu emang tampan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tidur
Teen FictionMenurut Kevin cinta itu rumit, lihat bagaimana ia harus rela menunggu kepekaan Alya terhadap perasaannya, kalau sebenarnya dia cinta sama gadis itu. Sedangkan Alya menurutnya cinta itu kebahagiaan. Karena ia selalu bahagia kala dirinya tidak sengaja...