Belum Saatnya

7 0 1
                                    

Hari ini aku kembali mengulang apa yang selalu kita lakukan dan janji akan terus kita lakukan walau salah satu dari kita telah pergi, tidak pernah mudah bagiku untuk mengulang semua ini namun janjiku padamu mengikatku dengan semua ini. Teman-temanku selalu bertanya mengapa aku harus terus mengulang kebiasaan kita, mengapa aku terus berkutat dengan segala kenangan tentang kita dan tentangmu, mengapa aku tak mencari pengantimu dan mengapa aku tak melupakanmu. Dan aku selalu menjawab "Hanna akan memarahiku ketika kita bertemu kembali"......

"en kamu harus janji sama aku kalo suatu hari nanti aku pergi, kamu harus tetap datang ketempat ini dan kamu harus mengantikan aku merawat semua tanaman ini"
"ih na masa cowok ngerawat tanaman sih, apa kata cewek-cewek yang suka sama aku entar"
"en justru cowok yang pintar ngerawat tanaman itu bisa jadi idola baru para cewek"
"kok bisa kan itu kesannya terlalu feminin buat cowok"
"kalo cowok pinter ngerawat tanaman itu jadi tanda kalo cowok itu sabar, dan cowok sabar itu idola banyak cewek"
"kalo aku ga butuh jadi idola banyak cewek cukup satu orang aja yang ada sisi aku"
"terus kalo gitu kenapa kamu takut sama pandangan cewek-cewek soal kamu yang pinter ngerawat tanaman?"
"ya biar ga kamu suruh ngerawat tanaman, lagian kita harusnya selalu bareng sampai kapanpun"
"hey inget en namanya manusia itu pasti suatu saat akan pulang lagi ke asalnya"
"na kalo kamu harus pergi duluan, aku bakal nyusulin kamu"
"big no, janji sama aku kalo kamu ga bakalan beneran ngelakuin itu!!"
"aku ga mau hidup di dunia yang kamunya ga ada"
"dan aku ga mau kamu ada di dunia yang seharusnya kamu belum ada, en kalo kamu juga pergi nanti siapa yang bakal ngejalanin apa kebiasaan kita, siapa yang ngerawat tanaman kita?"
"na kamu kenapa selalu kaya gini sih? hobby banget ngedebat apa yang aku bilang"
"kalo bukan aku siapa lagi yang bakalan berani en?" lalu gelak tawa mengisi sisa sore kami di rumah kaca favorit hanna. Seperti namanya hanna sangat menyukai tanaman sampai sang ayah membuatkan sebuah rumah kaca untuknya. Rumah kaca itu cukup besar didalamnya ada sebuah kolam ikan dan air terjun buatan agar menambah kesan natural. Rumah kaca itu pula rumah kedua hanna iya akan mengahabiskan waktu luangnya untuk membaca atau mengahabiskan waktunya unutk bekerja di dalam rumah kacanya, hanna bekerja sebagai fashion desainer. Namun hanna tidak bekerja di butiknya, yang mengurus soal butik adalah kakak hanna, hanna bertugas untuk membuat desain dan ia juga terkadang menulis cerita yang ia publikasikan dengan nama samaran, hanna hampir jarang keluar ke dunia nyata jika tidak bersamaku atau bersama keluarganya, trauma yang cukup besar mengahancurkan kepercaan dirinya dan belum saatnya aku menceritakan hal itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

sampai nanti kita bertemu KembaliWhere stories live. Discover now