Old Days

21 1 0
                                    

"en udah dong jangan nangis lagi..."
"gimana aku bisa ga nangis, kamu tau seberapa aku sayang ikan itu"
"ih toh cuma ikan doang loh"
"tapi itu ikan yang kamu kasih waktu kita ulang tahun"
"ya itu berarti emg udah waktunya dia mati, iklasin aja"
"tapi itukan hadiah dari kamu"
"aduh kan masih banyak hadiah dari aku" kembali ingatanku berputar saat aku menangisi ikan yang hana berikan padaku sebagai hadiah, dulu dia pernah bilang akan memusuhiku kalau ikan itu sampai mati, lalu aku bingung mengapa kala itu ia tidak marah padaku?

"happy old day en...."
"happy old day to na"
"ini hadiah dari aku, buka di rumah aja ya"
"loh kenapa?"
"ih en bawel deh, pokoknya buka di rumah aja"
"ya udah, ini juga buat kamu, ini bebas kamu mau buka sekarang atau entar"
"biar adil aku juga buka di rumah aja deh". seperti biasa setiap kami ulang tahun kami merayakannya bersama tapi hanya makan malam keluarga karena kami tidak begitu menyukai keramaian atau lebih tepatnya kami hanya tidak suka kalau hana menangis di hari ualang tahun kami karena teringat tragedi ulang tahun kami yang ke -7. Hari itu seperti setiap tahunnya kami menggadakan acara ulang tahun di taman kompleks dan menggundang teman-teman sebaya kami, tak ada yang berbeda pada hari itu kami masih pada konsep ulang tahun yang sama, kue ulang tahun yang selalu sama karena kami menyukai itu, namun ada yang berbed pada hari itu, paman hana mengundang badut pertunjukan untuk menghibur anak-anak terutama kami yang sedang berulang tahun. sang badut tidak datang sedari awal acara, ia datang untuk mengejutkan kami. pada awalnya kami semua terkejut dan senang tetapi ketika sang badut mulai menghibur kami hana mulai merasa tidak enak, lalu ketika sang badut mendekati hana untuk memberikannya boneka beruang sebagai hadiah iya mulai ketakutan dan mundur tetapi dia tidak menyadari bahwa ia berada dekat dengan kue ulang tahun kami dan iya menabrak meja berisi kue dan mereka jatuh bersamaan. hana jatuh di atas kue ulang tahun dan gaunnya terbakar karena lilin yang sedang di nyalakan karena seharusnya setelah hiburan itu kami meniup lilin. dengan sigap ayah hana memadamkan api, dan teman-teman kami bukannya menolong tetapi malah menertawakan apa yang menimpa hana, hari itu menjadi hari terakhir kami merayakan ulang tahun dengan orang lain selain keluarga kami, dan setelah kejaian itu hana menjadi bahan tertawaan teman kami di sekolah kami. dan sejak hari itu hana membenci dan takut pada badut serta boneka beruang.

sesampainya di rumah aku membuka kado yang hana berikan dan itu adalah sekor kura-kura dan ada sepucuk surat di dalamnya "Hendra yang cengeng jangan sedih lagi karena ikan yang sudah mati itu, aku tau kalau umur ikan itu tidak akan panjang dan sebernanya dari awal aku agak menyesal memberikan itu padamu, tapi aku tidak menyangka kalau kamu akan begitu sedih karena kehilangan ikan itu. dan sekarang aku berikan kura-kura ini dia akan berumur sangat panjang jadi kamu engga akan sedih lagi untuk waktu yang cukup lama, asal kamu merawat kura-kura ini dengan baik dan aku tau kamu akan menjaganya dengan baik seperti kamu merawat ikan itu, dan en aku tau kamu sudah berkerja keras untuk merawat ikan itu makanya aku engga akan marah soal ikan itu. happy old day en" dan hanya butuh sepucuk surat itu untuk menjelaskan sikap aneh hana pada hari aku menangisi seekor ikan yang sangat berharga dalam hidupku karena ikan itu hal pertama yang iya percayakan padaku dan bahkan iya pernah menyebut ikan itu anak kami yang membuatku membayangkan hidup bersama dengannya sampai kami tua.

sampai nanti kita bertemu KembaliWhere stories live. Discover now