Bab 4 : Istri Yang Sempurna 2

417 38 1
                                    


#

"Apa yang lucu?" Tanya Ariana heran dengan tingkah Damian.

Pria itu bangit berdiri dan meletakkan kedua tangannya di bahu Ariana, membuat Ariana melirik sekilas pada kedua tangan kokoh dan lebar yang sekarang seakan menggenggam pelan bahunya yang ringkih.

"Aku tidak tahu bagaimana keluarga Pradipta mendidikmu. Tapi untuk menyenangkanku cukup di atas tempat tidur, kalau kau juga ingin menyenangkanku di meja makan, kau cukup barbaring di atasnya seperti kemarin, itu tentunya akan jauh lebih menyenangkan untukku dibanding seorang wanita yang harus bersikap seperti pembantu di hadapan suaminya. Aku tidak menyukainya." Ucap Damian.

Damian melepaskan bahu Ariana dan memperhatikan bagaimana istrinya melipat bibirnya pelan dengan cara yang mungkin tanpa disadari oleh wanita itu sangatlah menggoda. Ia juga memperhatikan ketika Arian memalingkan wajahnya perlahan dari meja makan, itu terasa menarik baginya untuk melihat bagaimana wanita itu sudah pasti teringat apa yang sudah mereka lakukan kemarin.

Ia maju dan menarik kursi di samping Ariana.

"Duduklah. Aku sedang mencoba menjadi seorang pria sejati disini."Lanjutnya Damian.

Ariana duduk di kursi yang ditarik Damian dan pria itu kemudian memilih untuk duduk disampingnya dibandingkan di seberang Ariana.

"Aku akan mengingat apa yang kau katakana." Ucap Ariana lagi.

"Bagian mana? Bagian kau berbaring menggodaku di atas meja makan atau bagian kau tidak perlu bersikap seperti pembantu untuk membuatku senang?" Damian malah balas bertanya.

Arian tahu, Damian sedang mencoba mengganggunya. Memangnya di otak pria ini tidak ada hal lain selain hal-hal mesum seperti itu? Dia jelas-jelas terganggu tapi ia menekan kekesalannya hingga ke dasar kesabarannya semampunya.

"Tentu saja bagian yang terakhir. Aku minta maaf kalau kau tidak menyukainya. Memang benar, wanita di keluargaku di didik untuk melayani suaminya dengan cara yang tradisional, kupikir itulah yang kau inginkan makanya aku dipilih oleh ayahmu diantara banyak wanita yang bisa saja menjadi pendampingmu." Ucap Ariana datar.

Damian menyendokkan nasi ke piringnya dan juga piring Ariana.

"Kau makan banyak atau sedikit? Dua sendok nasi atau tiga sendok nasi?" Tanya Damian tanpa memperdulikan apa yang baru saja dikatakan oleh Ariana.

"Satu." Jawab Ariana.

Damian memberikan tiga sendok nasi kedalam piring Ariana.

"Habiskan, kita akan sering berolahraga seperti semalam selama bulan madu disini, aku tidak ingin kau sakit dalam bulan madu kita dan menyulitkanku." Ucap Damian.

Ariana menatap nasi di atas piringnya.

"Ini....terlalu banyak." Ucapnya.

"Makan dengan pelan, aku akan menemanimu sampai kau selesai makan." Ucap Damian

Ariana tidak punya pilihan, ia hanya diam dan mulai mengambil lauk dan makan dengan perlahan melawan dengan susah payah nafsu makannya yang sebenarnya sudah hilang entah kemana.

Damian hanya mengamatinya dan Ariana menyadarinya.

"Kau tidak makan?" Tanya Ariana.

Damian tersenyum dan mulai memenuhi piringnya dengan makanan.

"Apa yang kau sukai? Aku ingin tahu." Ucap Damian.

"Apapun yang kau sukai." Ucap Ariana.

Damian berpaling lagi menatap Ariana.

Just Friendship MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang