Yera terdiam dengan mata yang terpaku pada Ayahnya. Otaknya masih mencerna pertanyaan mendadak dari Jaehyun.
"Memberi mereka hukuman? Kenapa, Ayah?" tanya Yera dengan raut kebingungan.
"Ada salah satu orang yang berniat melukai Ayahmu, Yera. Orang yang jahat tidak pantas hidup kan?"
Belum menjawab pertanyaan dari Yunho, mata Yera seketika teralih pada dua pria tampan yang berdiri disamping Ayah dan Grandfa nya. Seketika raut penasaran Yera terganti dengan wajah tanpa ekspresi.
"Wow, aku tidak menyangka sifat Jaehyun yang seperti ini turun kepadamu, Yera," kata Johnny lalu terkekeh.
Yera tetap menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi.
"Kami sahabat Ayah mu, Yera. Jadi jangan menatap kami seolah kami pencuri seperti itu," canda Taeyong.
Yera menaikkan sebelah alisnya.
"Nama uncle Lee Taeyong, kalau ini Seo Johnny," Taeyong memperkenalkan dirinya dan Johnny.
Yera hanya mengangguk singkat lalu kembali menatap Ayahnya.
"Lalu, dengan apa aku harus memberinya hukuman, Ayah?"
"Ini. Kau sering melihat Jeno memakai ini bukan? Jadi kau pasti sudah tau cara memakainya," Jaehyun berjongkok dihadapan Yera lalu memberikan sebuah revolver berwarna merah gelap.
"Keren," gumam Yera yang membuat kening Yunho, Jaehyun, Taeyong, Johnny dan Jeno menyerngit heran. Sedangkan Jessica sudah mencebikkan bibirnya kesal.
Awalnya Jaehyun kira Yera akan kebingungan saat ia menyerahkan revolver itu tanpa basa-basi, tapi ternyata dia salah. Menyadari itu membuat Jaehyun menyeringai tipis.
Dengan melihat Yera yang sepertinya sudah siap dengan revolver nya, Yunho langsung memerintahkan penjaga untuk mengeluarkan orang yang akan menjadi sasaran pertama Yera. Ia benar benar penasaran akan skil yang dimiliki cucu bungsunya ini.
Yera menoleh ketika mendengar suara rantai yang bergesekan dengan sesuatu, dan ternyata disebrangnya sudah ada seorang pria paruh baya yang dirantai disebuah kursi kayu usang.
Yera menoleh kearah Grandfa nya yang juga tengah menatapnya. Yunho tersenyum tipis lalu mengangguk mengisyaratkan kalau itu orang yang dibicarakannya.
Ia pun menghampiri orang itu yang sudah sedikit babak belur dengan banyak bekas darah mengering disekujur tubuhnya. Bukannya merasa ngeri, Yera justru penasaran dengan orang yang berada didepannya ini.
"Jadi, kenapa kau bisa ada disini, paman? Ketahuan ingin mencelakai Ayahku?" suara Yera berubah menjadi mengintimidasi. Yunho dan yang lainnya menyerngit bingung ketika merasakan aura lain dari Yera. Sedangkan Jeno mendadak ingin menjadikan adiknya itu tempe karena ia benar benar tidak suka kalau aura Yera sudah seperti ini.
"Kenapa kau berniat jahat pada Ayahku?" tanya Yera dengan nada tenang.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Yera, orang itu malah melemparkan tatapan tajam pada Yera yang masih tak mengeluarkan ekspresi apapun.
"Hhhh, setidaknya jawab pertanyaanku, paman. Padahal aku bertanya baik baik padamu,"
Jaehyun mendadak tersenyum penuh arti.
'Sangat tenang. Lalu bagaimana jika ketenangan itu diganggu?'
"Grandfaku bilang, kalau orang jahat itu harus dihukum. Jadi kau juga harus dihukum karena mencoba menyakiti Ayah ku, kau juga menyebalkan," tutur Yera masih tenang dengan wajah santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DANGEROUS JUNG (HIATUS)
FanfictionKehilangan kehangatan, membuatnya juga kehilangan arah dan tujuan. Semuanya berubah semenjak sang pembawa kebahagiaan pergi, lantaran tak bisa ia lindungi. Hatinya yang dulu selalu dikelilingi kehangatan serta kebahagiaan, kini menjadi kosong, sepi...