3. Another Day

0 0 0
                                    

Happy Reading!

🍁 🍁 🍁

Pagi yang monoton selalu menjadi pembuka hari Anna. Rutinitas yang selalu berulang setiap harinya tanpa ada perubahan yang berarti.

Bangun pagi, masak untuk dirinya sendiri, beberes rumah, mandi dan bersiap berangkat kerja. Hari ini Anna memakai celana jeans dan juga hoody berwarna biru langit. Dengan rambut yang dikuncir satu serta tas slempang yang selalu dibawa ya kemana saja. Sederhana itu yang menjadi ciri khas berpakaian Anna. Ia tidak terlalu memperhatikan gaya dalam berpakainya toh tak ada yang akan memperhatikan.

Keluar dari kontrakan kecilnya anna berjalan kaki dengan langkah pasti. Anna harap harinya berjalan lancar tanpa adanya masalah. Tiba di halte bus anna menunggu sambil mendengarkan musik dari airphone yang tersambung ke handphonenya.

Sambil menikmati musik ana memandang jalan yang penuh lalu lalang kendaraan ataupun pejalan kaki di pinggiran trotoar. Kadang ada yang sekedar tersenyum sebagai sapaan kepadanya. Tapi hanya di balas anggukan dan sedikit senyum olehnya.

Acuh dengan sekitar itulah anna, karena keadaan membuat anna menjadi pribadi yang apatis terhadap sekitar.

Ketika bus datang segera anna berdiri dan berangkat ke Daisy Flower's. Toko bunga tempat ia bekerja selama ini.

🍁 🍁 🍁

Hari ini Anna bekerja cukup santai karena pesanan bunga sedang tidak terlalu banyak. Daisy Flower's mempunyai 3 karyawan termasuk dirinya. Pemiliknya adalah bu Daisy perempuan baik hati yang mau menerimanya kerja disini. Ia sudah berumur sekitar empat puluhan tapi tetap cantik dan terlihat muda.

Anna bekerja sebagai orang yang melayani pemesanan bunga dan juga merangkap kasir. Entahlah kenapa juga anna di tempatkan di posisi ini padahal ana tergolong orang yang pendiam dan juga tidak terlalu ramah. Akan tetapi ia tetap bersyukur dan bekerja secara profesional dan selalu ramah jika ada pelanggan datang. Dan selebihnya anna kan memilih diam dalam kesendirianya.

Vio dan Sarah, karyawan lain di Daisy Flower's pun tak mempersalahkan hal tersebut, karena sudah mengenal Anna lebih lama. Anna memang pendiam dan terlihat apatis namun dia akan tetapi peduli semasih orang tersebut tak mengusik dirinya.

Memang jika di ajak mengobrol Anna hanya kan menjawab seperlunya saja. Namun hal itu tidak menjadikan alasam mereka berdua, Vio dan sarah untuk membenci Anna. Bahkan keduanya terkadang mencoba untuk membuat anna lebih terbuka kepada mereka dan sering mengajak jalan jalan sekedar makan atau menghilangkan bosan di sela libur kerjanya. Tapi memang Annanya saja yang terkesan menutup diri dan hanya sesekali mengiyakan ajakan mereka.

Tak terasa sudah sore, anna menoleh ke jam tangan yang di kenakanya ternyata sudah jam hampir jam 4. Sepuluh menit terakhir anna gunakan untuk berkemas untuk pulang.

"Ah syukurlah hari ini pekerjaan lancar jaya" seru Vio di sela mereka bersiap pulang.

"Iya, hari ini kita juga ngga terlalu keteteran karena pesanan lagi ngga terlalu ramai" Sarah menimpali

"Oh iya anna mau pulang bareng kita ngga" lanjutnya membuat anna menoleh kearahnya.

"Mm kalian duluan aja yah, aku harus nunggu bu daisy buat ngasih kunci tokonya dulu" terang anna sambil tersenyum kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang