Jatuh cinta tidak hanya berputar pada orang itu saja. Melainkan apapun yang berada di sekitarnya membuat kita mencintainya lebih dan lebih.
.
.
.
Siwon terdiam, pandangan matanya terpaku pada hiasan dinding yang ia dapatkan beberapa waktu lalu. Bagi orang lain yang melihatnya hanya akan menganggap kerajinan tangan biasa. Namun, bagi Siwon hiasan itu lebih berharga dari koleksi barang langka. Apalagi huruf-huruf tersusun membentuk kalimat pendek 'DAD YOU ROCK!', berhasil membuat hati Siwon menghangat dan untuk pertama kali di hidupnya, ia berani menggantung harapan tinggi serta melakukan apapun agar dapat merasakan perasaan hangat —yang timbul karena seseorang bergantung kepadanya dan selalu menyebut dengan panggilan 'ayah'— secara terus-menerus. Pria itu tidak ingin kehilangan rasa yang membuat hatinya membuncah bahagia. Ia juga tidak siap untuk kehilangan bagian baru yang mengisi kesehariannya akhir-akhir ini.
"Jiwon-ah aku menyadari satu hal." ungkap Siwon disela lamunannya.
"Menyadari apa?"
"Mengapa aku masih bertahan meski selalu ragu, apa aku mengambil langkah yang benar? Mengapa aku terlihat sangat manipulatif. Ketika bibirku mengatakan bahwa aku membutuhkanmu untuk mencari seseorang, tetapi di sisi lain aku terlihat tidak ingin dan sebaliknya terkesan tidak ingin melepaskannya."
Jiwon menggelengkan kepalanya seraya menyembunyikan senyuman. Meski waktu terus berjalan dan berlalu, meskipun semua keadaan selalu berubah tetapi kakaknya akan tetap sama. Persis seperti robot —jika tepat menemukan titik sensor— tidak perlu banyak usaha untuk mengetahui segala informasi. "Apalagi kalau bukan karena kau terlanjur jatuh dalam pesona seorang Im Yoona. Sayangnya, selama ini kau selalu menyangkal fakta itu." tandas wanita itu penuh percaya diri.
"Kau benar mengatakan aku bodoh. Kau juga benar bahwa selama ini aku lebih banyak menyangkal daripada menerima kenyataan." balas Siwon sembari melipat tangannya di depan dada. "Tetapi tidak Jiwon. Aku tidak sebodoh itu hingga tidak bisa mengontrol pikiranku dalam kewarasan. Aku tidak menjadi buta karena menyukai seseorang, jika tahu tidak ada harapan aku benar-benar akan mundur dan tidak akan memaksakan sesuatu yang mustahil." sanggahnya kemudian. Di awal memang Siwon membenarkan perkataan adiknya tetapi selanjutnya tidak. Karena tidak semua fakta diketahui adiknya dan tidak bisa sekedar menebak dari sekilas mengamati. Pria itu sangat paham segala konsekuensi ketika mengambil keputusan berkaitan dengan Yoona. Dipertegas dengan ultimatum terang-terangan dari Im Bo Yeong — Siwon tidak akan gegabah dan terkesan main-main.
"Sudah tidak terhitung berapa kali aku ingin berhenti maju dan memperjuangkan. Rasanya tetap sama, ketika ingin mengakhiri hubungan wanita lainnya."
"Tetapi bedanya sekarang kau merasa terikat dan tidak sanggup untuk meninggalkan?" sela Jiwon. "Sudah terlihat jelas mau beralasan apalagi?"desaknya penuh rasa sebal.
"Kalaupun mau, aku bisa menyudahi. Untukku, seseorang datang dan pergi sudah menjadi makanan sehari-hari. Ini tidak akan berbeda jauh dengan hubungan sebelum-sebelumnya. Meski butuh waktu, aku pasti akan berhasil mengatasinya."
"Lalu? Kenapa kau tidak meninggalkannya segera ketika kau merasa bahwa hubunganmu kali ini tidak mempunyai harapan lebih?"
"Ya aku sudah mencobanya Jiwon. Namun, setiap aku ingin melangkah jauh ada yang membuatku semakin terikat, dan itu adalah Jinseo. Bukan berarti Yoona tidak mempunyai alasan kuat untukku tetap tinggal. Seandainya Jinseo tidak ada, jelas akan berbeda." jawab Siwon. Pria itu buru-buru melanjutkan ucapannya ketika melihat Jiwon dan Bo-hyun memandangnya aneh. "Jangan memandangku seperti itu." tegurnya seraya mengibaskan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Lens : Image of Fortitude [TERBIT]
FanfictionSejatinya hidup adalah ujian yang tidak berkesudahan. Tinggal bagaimana cara manusia mencari jalan agar lolos dalam berbagai ujian yang disediakan oleh Tuhan. Mencapai satu tujuan, berproses menguatkan jiwa hingga dapat menerima diri.