"Dear are you alright? Hati-hati ya sayang. Btw tadi juga ada sedikit accident di sini, but I'm Ok, don't worry :)"
"I'm Ok, no one hurts. Kenapa dear? Oh ya gimana kerjaannya hari ini? Udah dapet temen baru belum?"
"Belum, mereka ramah-ramah kok. Tapi karena banyak banget kerjaan jadi belum sempet basa-basi cari temen. Ini juga aku gak jadi nyari makan siang, baju aku kotor jadi harus ganti baju dan gak sempet lagi makan siang."
"Loh bajumu kenapa emangnya? Gak bisa dibersihin emangnya?
"Gara-gara accident tadi. Kayanya susah deh, tadi aku udah coba cuci di wastafel tapi gak ilang. Jadinya aku pulang ke rumah buat ganti baju."
"Poor you! Nanti sempetin makan ya, kamu kan gak bisa kalo sampe telat makan, bisa-bisa nanti perih lagi perutnya."
"Siap bos!"
Aku senyum sendiri. Seperti inilah kalau aku sedang chatting dengan pacarku, pacar online maksudnya. Tapi tetap saja pacar kan?
Karena dia bilang bajunya kotor dan sampai harus ganti baju, aku jadi ingat tentang baju Pak Rigel yang tadi terkena lipstikku. Gimana ini? Aku harus gimana? Apa aku paksa agar baju itu bisa aku cuci? Atau lebih baik aku beli yang baru? Kayanya yang terakhir lebih baik deh. Baiklah sepulang kerja nanti aku akan pergi ke mall untuk membeli baju baru untuknya. Tapi aku kan tidak tahu ukuran apa yang dia pakai. Badannya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Tegap. Apa aku beli ukuran M saja? Atau S juga sebenarnya sudah cukup? Masa iya aku harus tanya langsung, dia pasti akan bilang tidak usah. Apa aku tanya pacarku saja? Ah tapi dia pasti salah paham.
Pada saat yang tepat Pak Rigel datang. Dia mengenakan baju yang lain. Itu semakin membuatku merasa bersalah. Beli sajalah, masalah ukuran aku tanya ke pegawai tokonya saja, mereka pasti lebih paham.
Jam lima pas aku bersiap pulang. Pekerjaan sudah aku selesaikan semuanya. Tidak ada yang urgent juga, jadi aku bisa pulang tepat waktu sesekali.
"Arun, kok udah siap-siap aja sih, tumben?" Dara tahu kalau biasanya aku pulang minimal jam enam sore, jadi wajar dia aneh kalu aku pulang on time banget.
"Aku ada perlu dulu. Eh Dara..." aku ragu untuk melajutkan. Aku berniat bertanya padanya soal ukuran dan jenis kemeja yang bagus, tapi dia pasti akan mengeluarkan seribu pertanyaan.
"Kenapa?"
"Gak apa-apa. Aku duluan ya, bye!"
Untungnya jalanan tidak terlalu macet, jadi 15 menit sudah bisa sampai parkiran mall. Padahal biasanya kalau pulang jam lima pasti macet, itulah alasan kenapa aku jarang pulang on time. Lebih baik menunggu sedikit dan menunggu jalanan lumayan kosong.
Aku langsung pergi ke toko tempat menjual pakaian pria. Kalau aku lihat-lihat dulu ke sekililing mall, bisa-bisa bukan kemeja Pak Rigel yang aku beli tapi yang lainnya. Ya, aku memang tidak tahan kalau melihat buku baru atau parfum baru. Aku menghabiskan sebagian besar uangku untuk membeli parfum. Sudah dua lemari koleksi parfum-parfumku, tapi aku selalu tergoda untuk membeli yang baru.
Letak toko pakaian pria yang paling besar ada di lantai dua. Ada banyak model pakaian di sana. Kaos lengan panjang dan pendek, kemeja, baju batik, celana panjang, jeans dan aksesoris seperti topi, ikat pinggang dan kaca mata juga ada. Kusapukan pandanganku ke sekeliling toko. Menilai, mempertimbangkan dan membayangkan mana yang akan terlihat bagus untuk Pak Rigel. Namun aku menyadari sesuatu, kalau dengan muka yang tampan dan badan yang tinggi tegap seperti itu dia akan cocok dengan semua jenis pakaian. Haah. What a perfect creature!
Mataku terhenti pada satu kemeja di sudut atas kanan.Perfect. Itu dia! Di atas sana tergantung kemeja lengan panjang berwarna hitam dengan kerah berdiri. Kancingnya berwarna khaki dengan motif kayu. Ada saku di dada sebelah kiri.
"Kalo lengannya digulung sampai siku pasti akan terlihat lebih keren," aku langsung membayangkan Pak Rigel mengenakan kemeja itu dan dia menggulung lengan kemejanya sampai siku. Dan kakinya yang panjang itu mengenakan celana hitam. Rambut disisir rapi menggunakan pomade. Bahkan jika dia memakai celana jeans pun kemeja itu akan terlihat sangat cocok.
"Black never fails," aku mengangguk puas.
Setelah mendapat masukan dari pegawai tokonya tentang ukuran yang pas, akhirnya aku membeli ukuran S. Dan sebagai permintaan maaf aku tambah dengan sepotong sapu tangan yang terlihat sangat lembut dan cocok dengan penampilan Pak Rigel.
Setelah membeli kemeja dan sapu tangan, aku sempatkan untuk mampir ke toko buku untuk melihat buku Agatha Christie yang baru. Puas dengan dua buah buku terbaru aku memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patronus Rusa
Lãng mạnPacar Online ku adalah Manager yang baru di perusahaan tempatku bekerja, tapi dia belum tahu kalau aku adalah pacar online yang sangat dia manja itu. Lebih baik aku ungkap atau tidak?