03

3.9K 343 23
                                    

"sasuke..." panggil sakura.

"hn." sasuke fokus mengerjakan laporan dari perusahaan. Mereka baru selesai merayakan kelulusan. Sasuke sedang menyiapkan dirinya untuk memasuki jenjang perkuliahan sembari bekerja diperusahaan ayahnya.

"sasuke aku hamil." cicit sakura.

Pena dalam genggapan sasuke terjatuh. Ia mematung.

"apa?" tanya sasuke. Sasuke tergagap.

"aku hamil sasuke." ucap sasuke. Sakura meremas roknya.

"bagaimana bisa." gumam sasuke. Sasuke merasa bingung sekaligus takut. Bukan seperti ini.

"gugurkan." tegas sasuke. Ucapan sasuke membuat sakura membulatkan mata.

"apa maksudmu sasuke?" tanya sakura. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu.ini anakmu" airmata sakura perlahan turun.

"gugurkan! Aku tidak menginginkannya." ucap sasuke. Pria itu memandang tajam sakura jantungannya berdegup kencang merasa bersalah namun anak itu bisa menjadi batu sandung baginya. Ia berdiri dan meninggalkan sakura yang menangis pilu.

Sudah seminggu, sakura tidak menghubunginya. Ia merasa khawatir. Namun egonya lebih besar hingga mendiamkan sakura.

Apa dia menggugurkan janin itu?  Dia sudah seperti bajingan sialan sekarang. Nyatanya kau memang bajingan sasuke.

Ia bergegas menuju kediaman haruno. Terdengar suara tangisan bibi mebuki dari dalam.

"ibu tenanglah aku akan mencari sakura."

"dia baru lulus mengapa ia kabur seperti ini karin. Apa yang telah ibu perbuat." mebuki menangis tersedu-sedu.

"jangan menangis bu, kak sasori sedang melacak keberadaan sakura sekarang. Akan kupastikan siapapun yang yang membuat adikku seperti ini akan kuhancurkan." karin

Sasuke terdiam. Tidak mungkin. Tidak mungkin.

Sasuke berjalan tergesa-gesa. Ia mencari sakura di segala tempat yang mereka kunjungi namun nihil.

Sakura menghilang.


Sudah 4 tahun namun gadis itu masih belum ditemukan. Sedangkan sasuke sudah menjadi CEO di uchiha corp.

Namun,hatinya hampa. Seharusnya ia merasa senang. Ini yang ia inginkan.

Hatinya selalu gelisah dan takut. Sudah 4 tahun ia bersembunyi. Mencari sakura dalam diam.

Kian hari rasa bersalah itu semakin besar. Ia merindukan gadisnya. Entah dimana dia sekarang.


Tahun ke 5 sasuke memberanikan diri mengakui segalanya. Di depan seluruh keluarga uchiha.

Pengakuan itu membuat fugaku murka. Ia dihabisi oleh ayahnya sendiri.

"bagaimana bisa kau lari dari tanggung jawabmu. Apa yang ada di dalam otakmu sasuke!"

"dia anakmu, darah dagingmu, kau dengan teganya meminta gadis itu mengugurkannya! Bagaimana nasib gadi itu mengurus anakmu sendirian uchiha sasuke." teriak fugaku. Tidak peduli bagaimana keadaan putra bungsunya yang sudah sekarat fugaku semakin brutal.

Yang dia ingat, ia melihat tangisan dan tatapan kecewa ibunya sebelum ia benar-benar pingsan.

Selama 4 bulan ia dirawat secara intensif di rumah sakit. Namun, hati itu terus merasa gelisah.

Bagaimana keadaan gadis itu?

Apa dia sudah makan hari ini?

Apa janinnya baik-baik saja?

Apa dia masih mencintainya?

Selama 4 bulan juga ia tidak bertemu dengan ayahnya. Ia terlalu mengecewakan ayahnya.

Yang ia tau fugaku bersahabat baik dengan mendiang ayah sakura, kizashi.

"siapkan dirimu kita akan bertemu dengan keluarga haruno."ucap fugaku dingin.

"bergegaslah ibu dan ayah menunggumu." ucap mikoto sembari mengelus rambut putranya.

"ibu..."

"kita akan bicara nanti sasuke. Bersiaplah sebelum ayahmu marah."

"sialan ternyata kau dalangnya! Kau pria sialann! Brengsek! Kembalikan adikku bangsat." sasori memukuli sasuke brutal. Ia sangat kecewa. Adik dari sahabatnya sendiri melakukan hal bejat pada adiknya.

Mikoto maupun fugaku hanya bisa terdiam pasrah. Mereka tidak dapat menyangkal kesalahan putra mereka.
Melihat isak pilu mebuki membuat mereka semakin merasa bersalah.

"putriku..." tangis mebuki pecah. Ia tidak sanggup lagi. Selama ini mereka mencari-cari kesalahan yang mereka lakukan hingga membuat putrinya pergi.

"kau memang tidak pantas sasuke." ucap karin tajam. Mata karin memerah menahan tangis.

"adikku. Adikku yang paling berharga. Aku menjaganya segenap jiwaku dan kau menghancurkannya dengan mudah sialan." teriak karin. Wanita itu menampar keras pipi sasuke.

"hiduplah dalam penderitaan! Sampai kau merasakan lebih baik mati dari pada hidup seperti ini. Aku membencimu uchiha sasuke."  lagi lagi karin berteriak.

Sasori membawa pergi karin. Ia menyeret wanita itu ke kamar sakura. Karin bisa saja hilang kendali dan membunuh sasuke. Adik pertamanya sangat kejam melebihi dirinya jika menyangkut sakura.

"aku tidak akan membiarkan adikku kembali padamu. Ingat itu brengsek." tangis karin pecah.

"huhu kak saso adik kita, adik kita. Dia menderita." isak karin. Sasori hanya bisa memejamkan matanya pasrah. Ia juga merasakan sakit yang sama seperti adiknya. Dengan hati-hati ia mengelus pelan surai merah adiknya. Mereka sama-sama terluka.

Entah dimana adik bungsu mereka sekarang. Semoga tuhan selalu melindungi adik mereka.

Sedangkan sasuke kembali berakhir di ruang gawat darurat untuk kedua kalinya.










Fugaku menatap pilu gundukan tanah dihadapannya. Ia merasa sangat malu untuk menemui sahabatnya. Ia bahkan tidak mampu mengangkat wajahnya.

"aku bahkan tidak punya muka lagi untuk mengunjungimu kizashi."

"maafkan putraku. Maafkan putraku kizashi." perlahan ayah 2 anak itu menangis. Di iringin hembusan angin yang seolah memeluk dirinya.

***
Banyak hal telah terjadi
7 tahun wanita itu menghilang bagai ditelan bumi. Bahkan uchiha sekalipun tidak dapat menemukan sakura. Sakura menutupinya dengan rapi, sangat rapi. Wanita itu memang sangat cerdas.

"lacak terus keberadaannya."

Sasuke menghembuskan nafas kasar. Sudah 7 tahun, ia sangat merindukan wanitanya. Sangat hingga ingin mati rasanya.

Rindu itu sangat kejam bukan?

***
Tbc

The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang