Buku-Buku di Antara Kelab Malam

2.2K 304 156
                                    

Siapa bilang hanya minuman beralkohol yang bisa membuatmu mabuk?

Ada banyak hal lain yang dapat membuatmu mabuk dan mabuknya pun bermacam-macam bentuknya. Mabuk kendaraan, mabuk cinta, mabuk pengetahuan...

Pengetahuan bisa membuatmu mabuk? Tentu saja. Coba sesekali datangi perpustakaan, naiklah ke lantai empat dan mintalah buku kalkulus tingkat lanjut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak buku lainnya yang dapat menyebabkan pusing, mual, bahkan muntah setelah membacanya. Tapi, setidaknya kau akan tahu apa itu limit, asimtot, trigonometri, aljabar dan lain sebagainya.

Ah, kata siapa? Tanyamu, kau seperti tidak percaya dengan kata-kataku barusan. Tentang kau yang akan tahu hal-hal tadi. Tapi, aku tidak bercanda. Asal kau mematuhi peraturannya, dan hanya membuka serta membaca buku di lantai satu, maka kau akan dapat menyerap semua informasi yang kau baca dengan cermat dan presisi. Tidak hanya sekedar tahu, kau juga akan dapat memahaminya. Hal itu adalah satu dari sejuta lebih keajaiban di perpustakaan ini, seperti yang telah kukatakan di bagian sebelumnya.

Pukul 6:56 malam.

Semua penjaga pustaka telah bersiap di lantai masing-masing.

Seokmin dengan lembaran pertanyaannya yang sepanjang gulungan tisu toilet baru, tersenyum lebar hingga matanya tak terlihat dan bergerak-gerak dengan penuh semangat. Jihoon, si manis bergaya gothic lolita dengan dress hitam cantiknya berdiri sambil bersandar di salah satu rak buku, terlihat bosan, tapi dia akan melayanimu dengan sepenuh hati. Mingyu seperti biasanya, sibuk merapikan dan membersihkan buku-buku di lantainya dari debu-debu yang patut dipertanyakan keberadaannya. Jeonghan, well, walaupun saat ini dia sedang tidur sambil meringkuk di balik meja kerjanya, tapi ketika ada seseorang yang menginjakkan kaki di lantainya, dia akan segera terbangun. Lalu, di lantai satu, Wonwoo dan Soonyoung telah bersiap untuk menyambut para pengunjung perpustakaan malam itu.

Pukul 7:00 malam.

Mingyu memberikan sinyal dari lantai tiga, Wonwoo menangkap sinyal tersebut, lalu menepuk bahu Soonyoung.

"Buka pintunya, Soon."

Soonyoung mengangguk. Tanpa beranjak sedikitpun dari tempat duduknya, dia menjentikkan jarinya. Lalu, pintu perpustakaan terbuka dengan sendirinya.

Di bagian luar, tempat yang tadinya terlihat suram seperti toko yang telah bangkrut tersebut mulai menarik perhatian para pejalan kaki yang melintasinya. Lampu-lampu teras dan lantai satu mulai menyala dengan begitu terang-benderang, mengalahkan cahaya lampu depan dari bar-bar di sekitar yang tak seberapa. Tidak ada papan penanda di sana. Sekali dua kali, ada saja yang salah mengira bahwa perpustakaan tersebut adalah bar.

Beberapa orang yang memang sudah mengetahui identitas tempat tersebut langsung menyerbu masuk. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar sekolah menengah ataupun mahasiswa yang membutuhkan bahan pendukung untuk tugas-tugas mereka.

Peraturan yang berlaku di sana tertera dalam tulisan cukup besar dan dipajang di setiap lantainya. Untuk naik ke lantai dua, tiga, empat dan lima, terdapat dua buah pilihan. Tangga, atau elevator kecil yang berjumlah cukup banyak namun hanya dapat menampung maksimal dua orang per unitnya.

Soonyoung sudah menghitungnya, saat ini ada 24 orang pengunjung perpustakaan. 12 orang ada di lantai satu. Menyebar di setiap titik yang dirasa mereka nyaman, membaca buku, mencatat sesuatu yang mereka temukan di buku, memotret beberapa halaman dan berdiskusi tentang hal yang sedang mereka baca. 6 orang berada di lantai tiga, daripada mencari buku, mereka lebih terlihat seperti orang-orang yang sedang menguji kemampuan dalam mencari arah dengan menyesatkan diri di labirin buku milik Mingyu. Ada 3 orang di lantai lima, sedang mengantri di dekat tangga selagi Seokmin memilih pertanyaan untuk masing-masing dari mereka. Sepasang muda-mudi terlihat sedang bingung, ditemani oleh Jihoon yang dengan sabar mendengarkan setiap ocehan dari mulut keduanya yang tidak bisa menemukan buku yang tepat seperti yang mereka inginkan. Lalu ada satu orang di lantai dua yang sedang menunggu kartu anggota barunya siap diproses oleh Jeonghan.

[Seventeen] The LibrariansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang