Sudah seminggu belakangan, di teras perpustakaan, disediakan pakan kucing. Ada banyak kucing-kucing liar yang berdatangan untuk mendapatkan bagian mereka. Namun, ada satu ekor kucing yang selalu datang ke sana, tapi tak pernah sekalipun mendekat untuk memakan makanan kucing itu. Kucing tersebut hanya berdiri diam, memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, keluar-masuk perpustakaan.
Sesekali, mata kucingnya beradu tatap dengan Wonwoo ketika Wonwoo berada di dekat pintu atau dengan Soonyoung ketika pria itu sedang mengisi ulang mangkok-mangkok yang sudah mulai kosong. Entah kenapa, rasanya seperti ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan gedung hitam aneh yang dijuluki perpustakaan tersebut.
Hingga akhirnya, pada suatu malam, kucing berbulu abu-abu tersebut berjalan mendekat dan melangkah masuk ketika perpustakaan sedang sepi pengunjung. Ia tidak menyangka bahwa pintu di belakangnya akan tertutup seketika ia masuk ke sana. Rasa takut mulai menghinggapi dirinya, terlebih ketika melihat Mingyu datang dan mengangkatnya.
"Akhirnya ketemu juga biang masalahnya..."
.
"I don't know how I should say it, in my mind, it's every word... that they don't wanna hear..."
Soonyoung menyanyikan sebuah lagu sambil menatap heran ke sebuah bra renda hitam polos di tangannya, tanpa kehilangan momen, ia melipat bra tersebut dan berlanjut ke pakaian berikutnya.
"Maybe you can take the pressure, and make it disappear," dendangnya seraya mencampakkan sebuah boxer butut milik Seokmin, tak sudi melipatkannya.
"You make me feel a feeling that I've never felt before..." ia melanjutkan, kali ini melipat bra lagi, warna merah menyala. Punya Jihoon. Ia sedikit kaget waktu tahu kalau Jihoon punya pakaian dalam dengan warna mentereng seperti itu. Tahu dari mana kalau itu punya Jihoon? Dari ukurannya. Jihoon, Wonwoo dan Jeonghan memiliki ukuran yang berbeda, kalian tahu? Tentu saja tidak.
"If it's me, and if it's you, and if our love is wrong~ Then I don't ever wanna be right, I don't ever wanna be right~"
Dia terus bernyanyi dengan semangat sambil melipat pakaian miliknya dan yang lain. Tak jauh darinya, Lee Jihoon duduk memangku seekor bayi harimau berwarna biru sambil menatap Soonyoung dengan aneh. Mau seberapa seringpun dia melihat kelakuan aneh Soonyoung, dia tetap tidak bisa memahaminya.
Di dapur, ada Seokmin yang mendapatkan giliran untuk memasak. Jangan lupakan, Mingyu, Seokmin dan Jihoon masih memerlukan asupan makanan, tidak seperti Jeonghan, Wonwoo dan Soonyoung.
Di ruangan yang sama dengan Soonyoung dan Jihoon, ada Mingyu yang sedang membaca koran dengan Wonwoo di pangkuannya, ikut membaca sambil sesekali mengutarakan apa yang dia tahu tentang berita-berita yang terpapar di koran. Sedangkan Yoon Jeonghan masih berada di kamarnya, dia tidak pernah menyukai cahaya matahari. Jadi, kecuali dia butuh untuk mengambil stok makanannya di kulkas atau malam tiba, dia tidak akan keluar dari kamarnya yang senantiasa gelap tersebut.
"Kejadian yang sama lagi," gumam Wonwoo ketika melihat judul salah satu berita. "Ini sudah keempat kalinya seingatku. Tapi, aku yakin sudah terjadi lebih dari itu, aku sempat mendengar pembicaraan pengunjung perpustakaan yang datang dari kota lain, mereka membicarakan hal serupa."
Soonyoung berhenti bernyanyi dan menanggapi perkataan Wonwoo. "Apa ini tentang mayat yang bangkit dari kubur itu?" Ia sudah selesai dengan tugas rumahnya hari itu dan tangannya menggapai-gapai ke arah Hoji, si bayi harimau yang ada di pangkuan Jihoon. Hoji yang melihat hal tersebut langsung berlari ke pelukan Soonyoung, membuat Jihoon merengut sebal karena temannya diambil.
"Iya," balas Wonwoo.
Seokmin yang baru saja selesai meletakkan hidangan terakhirnya di meja ikut berceletuk. "Sepertinya sebentar lagi Jinnie akan mampir ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen] The Librarians
FanficAda perpustakaan aneh di tengah kota. Perpustakaan yang hanya buka ketika malam. Dijaga oleh enam orang pekerja dengan berbagai macam latar belakang. Cobalah mampir ke sana, siapa tahu keinginanmu dapat terwujud... WARNING : GS! Seventeen (beberapa...