Chapter 9 : I'm Affraid It Will Happen

502 58 15
                                    


Chapter 9

Baekhyun menatap kosong pada pantulan bayangannya dicermin. Lalu menghela nafas. Resah.

Semenjak mengetahui kondisinya yang saat ini tengah mengandung seorang bayi, hari-hari Baekhyun selalu diliputi keresahan, ketakutan dan penyesalan yang dalam.

Segala sesuatu tentang kehamilan ini membuatnya tidak tenang. Bagaimana bisa seseorang yang bahkan tidak pernah memimpikan sebuah pernikahan sampai bisa mengandung seorang bayi?

Sejak awal saat menyusun rencana masa depannya setelah memutuskan untuk hidup mandiri, kedua hal tersebut tidak pernah masuk kedalam list yang ingin Baekhyun jalani dikehidupannya.

Segala hal yang berkaitan dengan pernikahan dan bayi seolah membuatnya alergi, sehingga untuk membayangkannya saja Baekhyun tidak ingin.

Tapi, lihat apa yang terjadi sekarang.

Baekhyun meraba perutnya, menekan pelan titik dimana Dokter-nya biasa mengarahkan alat perekam denyut jantung seolah tengah berkomunikasi dengan janin-nya.

Mungkin hanya Baekhyun yang dapat merasakan hal tersebut, kehidupan yang ada didalamnya memang terasa nyata.

Disana letak bayinya.

Ia berusia enam minggu tepat dihari ini. Dokternya mengatakan janin-nya sudah berukuran seperti buah cherry. Sedikit lebih besar daripada sebelumnya Baekhyun diberi tahu saat janin-nya menginjak usia 'empat' ia hanya seukuran seperti kacang polong.

"Kenapa ia bisa begitu mungil didalam sini." gumam Baekhyun sambil tanpa sadar mengelus lembut perutnya.

DRTT DRTT

Aku sudah sampai.

Sebaris kalimat yang sampai diponselnya berhasil mengalihkan atensi Baekhyun. Ia kembali menarik nafas panjang untuk kesekian kalinya, lalu meraih topi yang telah ia siapkan diatas sofa dan berjalan keluar dari apartemennya.

Setidaknya semua keresahan ini akan segera berakhir, pikirnya sesaat setelah menutup pintu.

.

.

.

Chanyeol memarkirkan mobilnya tepat didepan gedung apartemen Baekhyun, setelah mengirimkan pesan singkat yang mengatakan bahwa ia sudah sampai, Chanyeol mematikan mesin mobilnya sambil menunggu.

Tidak perlu menunggu lama sosok yang ditunggunya telah muncul dari arah lobby utama, sosok itu sempat menarik tinggi topi hitam yang dipakainya untuk memastikan keberadaan mobil Chanyeol sebelum kembali menurunkannya hingga menutupi hampir setengah dari wajah kecilnya yang juga tertutupi masker, sambil berlari kecil ia menghampiri mobil Chanyeol yang terparkir.

Sesaat setelah ia berhasil masuk dan menutup pintu, baru Baekhyun melepaskan topi dikepala dan mulai mengibas-ngibaskan tangan didepan wajahnya yang berkeringat.

Cuaca diluar begitu terik hari ini, negara mereka tengah melalui pertengahan musim panas dimana matahari akan bersinar paling cerah tanpa awan-awan yang menghalangi.

Dan tepat hari ini pula Baekhyun memutuskan keluar rumah dengan memakai hoodie panjang hitam, celana kain hitam, topi hitam dan dilengkapi pula dengan masker hitam yang menutupi hampir separuh wajahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol sambil menaikkan suhu pendingin dimobilnya. Masih binggung dengan penampilan Baekhyun saat ini yang seolah-olah tengah berusaha−

Love Me If You DareWhere stories live. Discover now