Chapter 8 : How Does a Moment Last Forever

832 104 26
                                    

Apakah Baekhyun sudah pernah bilang kalau ia paling benci saat mendengar suara denting bel di pagi liburnya?

Serius.

Baekhyun sudah mengatakannya berulang-ulang, ia sangat membencinya.

Baekhyun tidak suka kesempatan untuk tidur lebih lama yang hanya bisa ia dapatkan saat akhir pekan terganggu dengan suara bel pintu yang pasti berasal dari seseorang yang tidak tahu 'etika bertamu' datang ke apartemennya.

Tangan Baekhyun terangkat untuk meraba sisi lain ranjangnya, berniat membangunkan Luhan yang seharusnya masih terlelap juga disana dan meminta temannya itu untuk membukakan pintu karna ia terlalu malas untuk bangun.

Dan sia-sia.

Ia tidak menemukan sosok Luhan disebelahnya.

'Sial, dia pasti tidak pulang saat semalam bilang akan menghabiskan malam minggu bersama teman-temannya di pub.'

Oke, Baekhyun menyerah.

Ia bangkit dari ranjangnya, setidaknya Baekhyun pikir ia hanya akan membukakan pintu, menanyakan maksud kedatangan si 'pelaku' , menyelesaikan urusannya dan kembali tidur.

−atau mungkin juga tidak.

Kalau saja bukan wajah pria tinggi nan tampan dengan senyum lebar yang saat ini menyapanya dibalik pintu apartemen yang telah ia buka lebar.

Ya, benar. Park Chanyeol adalah si 'pelaku' yang menekan bel pintu apartemennya pagi ini.

Baekhun reflek menyentuh rambutnya yang ia yakini saat itu mencuat berantakan layaknya sarang burung. Lalu menutup sebagian wajahnya dengan telapak tangan untuk menyembunyikan muka bantal-nya dihadapan pria itu.

Sungguh penampilannya saat ini pastilah sangat memalukan untuk menerima seorang tamu, apalagi tamu itu adalah Park Chanyeol.

"Hai, Baekhyun." sapa pria itu pertama kali.

Sial, ini benar-benar Chanyeol.

Baekhyun hampir mengira ia masih berada di alam mimpi saat menemukan sosok yang tidak pernah ia sangka akan berada di depan pintu apartemennya kini berdiri dengan pakaian casual, membawa satu paper bag cokelat di tangan dan senyum lebar andalannya dengan begitu santai.

"Apa yang kau lakukan disini?" Baekhyun berujar panik. Matanya mengawasi pada lorong-lorong gedung apartemennya yang terlihat sepi.

Tentu saja, bagi sebagian orang pasti terlalu awal untuk memulai aktifitas saat hari libur di jam delapan pagi. Tidak, terkecuali dengan dengan pria kelebihan kalsium dihadapannya ini.

"Membawakanmu seloyang tiramisu." ucapnya dengan tanpa rasa bersalah sambil mengangkat paper bag dengan logo toko kue kesukaan Baekhyum terpampang disana. "Kemarin kau bilang ingin memakannya, kan?"

Apa yang ia maksud kemarin adalah saat pria itu datang keruangannya, membawakan kotak makan malam dan menanyakan rencananya diakhir pekan?

"Aku bisa membelinya sendiri." Baekhyun dibuat geram dengan alasan konyol yang didengarnya.

"Kau tidak bisa membelinya sendiri, kau bilang tubuhmu mudah lelah semenjak hamil."

Baekhyun membelalakkan mata saat Chanyeol dengan mudah mengatakan soal kehamilannya dengan sembarangan.

Hei, itu rahasianya. Rahasia yang menyangkut hidup dan matinya.

Bagaimana kalau ada yang tidak sengaja mendengar perkataannya barusan dan mulai mengosipkan tentang kehamilan Baekhyun.

Love Me If You DareWhere stories live. Discover now