Chapter 4 : A Bitter Day

733 101 3
                                    

Chapter 4

Baekhyun meneguk air ludahnya gugup. Ditangannya sudah ada testpack yang ia beli saat diperjalanan pulang tadi.

Setengah jam yang lalu dengan jantung berdegup kencang akhirnya Baekhyun memberanikan diri untuk mencobanya. Dan beberapa menit berlalu Baekhyun masih belum juga berani membalik alat tersebut untuk melihat hasil tesnya disana. Ia takut, tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk menghadapinya.

Setelah mendengar ucapan Luhan siang tadi di kantor, Baekhyun tidak bisa berkonsentrasi pada sisa pekerjaannya. Perutnya mendadak mual saat membayangkan apa yang Luhan katakan saat itu bisa saja menjadi sebuah kenyataan.

Baekhyun menarik nafas dalam-dalam, mengumpulkan sisa-sia keberanian untuk membalik testpack digenggamannya.

Satu-satunya harapan yang masih ia gantungkan adalah hasil tes akan menunjukkan reaksi negatif dan ia bisa kembali menjalani kehidupannya yang normal seperti biasa.

Hingga dua garis merah-lah yang nyatanya muncul disana.

Syok.

Benar-benar syok.

Walaupun Baekhyun sudah memikirkan saat diperjalanan pulang tadi kalau saja ada kemungkinan kecil bahwa ia bisa saja benar-benar hamil tapi ia tidak menyangka bahwa hal itu bukanlah sebuah kemungkinan kecil tapi sebuah kenyataan yang mau tidak mau harus ia terima, bahwa saat ini didalam dirinya sedang tumbuh seorang janin, bakal calon bayinya.

Baekhyun mendudukkan tubuhnya yang lemas diatas kloset yang tertutup didalam kamar mandi apartemennya. Kakinya terasa seperti jelly saat berusaha menopang tubuhnya sendiri.

Otaknya mendadak kosong. Baekhyun tidak berani membayangkan bagaimana hidupnya nanti setelah mengetahui bahwa ia tengah hamil seorang bayi.

Baekhyun tidak lagi memiliki keluarga. Tidak ada lagi yang bisa menghidupinya selain dirinya sendiri.

Ia pernah mengantungkan hidupnya pada orang lain sebelum akhirnya ia bisa menghidupi dirinya sendiri. Baekhyun belum membayar tahun demi tahun kerja kerasnya untuk tetap bertahan hidup dengan hasil yang memuaskan.

Ia baru saja mendapatkan pekerjaan yang sangat menjanjikan untuk hidupnya. Baekhyun baru saja berhasil mewujudkan mimpinya untuk bekerja diperusahaan besar dengan penghasilan yang besar pula.

Bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran Baekhyun untuk menjalin hubungan serius dengan pria manapun, apalagi memiliki bayi.

Tidak disaat seperti ini, saat ia sedang bersungguh-sungguh untuk menunjukkan bahwa ia bisa hidup layak dengan usaha dan kerja kerasnya sendiri.

Baekhyun menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis dengan kencang , bertanya-tanya sendiri dengan apa yang harus ia lakukan untuk menghadapinya.

Hingga hanya terlintas dua pilihan di dalam benaknya. Melahirkan dan membesarkan bayi ini atau aborsi.

Pilihan pertama jelas saja sulit untuk dilakukan karna Baekhyun juga menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja. Lalu kalau Baekhyun memutuskan untuk melahirkan dan membesarkan bayi ini siapa yang akan menghidupi mereka berdua?

Baekhyun jelas saja tidak akan bisa bekerja dalam keadaan hamil. Siapa yang akan menerima pegawai yang sedang hamil. Posisi yang Baekhyun gantikan di perusahaan tempatnya bekerja saat ini pun baru saja ditinggalkan oleh pegawai yang sedang hamil, lalu kalau Baekhyun tetap bekerja sedangkan ia juga memiliki kondisi yang sama bukankah ia terlihat sangat tidak tahu diri.

Baekhyun tidak akan bisa menghidupi bayi itu seorang diri dengan keadaannya yang seperti ini.

Dan tentu saja ia tidak akan mungkin bisa meminta pertolongan Kyungsoo dan orang tua Kyungsoo seperti dulu saat ia kesulitan, karna lihat apa yang Baekhyun perbuat pada keluarga itu.

Love Me If You DareWhere stories live. Discover now