Chapter 7 : Hate How Much I Love You

1K 126 19
                                    


Chapter 7

Dua hari setelah makan siangnya dengan Chanyeol, Baekhyun masih berusaha untuk tetap fokus pada setumpuk pekerjaan yang akhir-akhir ini menyita waktunya. Bahkan ia sudah tidak lagi melihat keberadaan atau mendengar kabar dari pria itu sejak dua hari belakangan.

'Padahal aku memberinya waktu satu minggu, tapi dia menyia-nyiakan dua hari waktunya dengan menghilang begitu saja' batinnya akhir-akhir ini.

Tunggu, sejak kapan Baekhyun jadi memperdulikan pria itu?

Malam ini, Baekhyun baru saja selesai menyusun jadwal tayang acara reality show baru yang akan diproduksi oleh tim-nya bulan depan, saat menyadari hanya tinggal dirinya sendiri yang masih berada didalam ruang kerja karna seluruh rekannya telah pulang terlebih dulu.

Sambil merenggangkan ototnya yang kaku, Baekhyun melirik pada jam diatas meja kerjanya yang telah menunjukkan pukul tujuh malam. Pantas saja ruang kerjanya telah kosong, karna hari ini adalah hari Jumat dan besok weekend jadi sudah bisa dipastikan tidak ada rekan kerjanya yang mau repot-repot menghabiskan waktu berharganya untuk lembur disaat seharusnya waktu itu bisa mereka gunakan untuk bersenang-senang.

Sebenarnya Baekhyun juga tidak ada niat untuk lembur hari ini. Karna kalau ia mengikuti jadwal yang ia tulis didalam buku agendanya, Baekhyun seharusnya sekarang sedang berada di dalam salah satu ruang rawat rumah sakit setelah menjalani operasi pengangkatan janinnya. Mungkin efek anestesi masih bisa ia rasakannya untuk mengurangi rasa sakit akibat sayatan yang seharusnya melintang disekitar perutnya saat ini.

Tapi sayangnya itu semua hanya ada didalam kepala Baekhyun−untuk saat ini−karna janjinya dengan Chanyeol untuk memberinya waktu satu minggu, yang akhirnya membuat Baekhyun terjebak didalam ruang kerjanya seorang diri demi untuk menghabiskan waktunya dan mengenyahkan sejenak keinginannya untuk menyingkirkan janin ini sesegera mungkin.

Ia semakin kesal karna tidak bisa menyalahkan siapapun karna ini murni keputusannya sendiri.

Baekhyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi untuk melepas lelah, bola matanya menatap langit-langit ruang kerjanya dengan bosan. Seandainya saja ia sedang tidak hamil, mungkin saat ini Baekhyun sudah berada di dalam pub bersama rekan-rekan kerjanya yang lain, menikmati sabtu malam sambil meneguk chivas regal yang pahit, mungkin juga menari-nari random diatas lantai dansa untuk melepaskan penat dan pulang dalam keadaan mabuk yang akan terasa luar biasa menyenangkan.

Bukannya berada didalam ruang kerja sendirian, dengan setumpuk pekerjaan yang masih belum selesai, dengan ditemani sebungkus hershey's kisses dan secangkir hot chocolate untuk menganjal perutnya yang kelaparan.

Ah, ngomong-ngomong Baekhyun lapar lagi. Padahal tadi Luhan sudah membelikannya semangkuk jajangmyeon sebelum dia pergi meninggalkan Baekhyun untuk ikut nongkrong di pub bersama teman-temannya yang lain.

Percuma saja kalau begitu Baekhyun pulang sekarang, karna sudah dipastikan tidak ada makanan diatas meja seperti yang sering Luhan sediakan untuknya, karna temannya itu mungkin saat ini sedang sibuk mengoda pria lajang di pub tanpa memikirkan tugas rutinnya untuk menyediakan Baekhyun makanan.

Baekhyun sedang berfikir untuk memesan delivery sebelum seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya ragu-ragu. Baekhyun menegakkan tubuhnya saat mengetahui sosok Chanyeol-lah yang sedang berdiri didepan pintu ruang kerjanya tersebut.

"Hai." sapanya dengan canggung. "Boleh aku masuk?"

Baekhyun melirik pada ruangan sebelah ruang kerjanya yang hanya dibatasi oleh dinding kaca tranparant yang telah kosong, Baekhyun harus memeriksanya karna seingatnya beberapa saat lalu ruangan disana juga masih terisi seorang karyawan yang masih lembur seperti dirinya–ia harus waspada, karna ia tidak ingin ada rumor aneh karna seseorang melihat kehadiran Chanyeol didalam ruang kerjanya di waktu seperti ini.

Love Me If You DareWhere stories live. Discover now