About Him

258 34 12
                                    

Aku memoles wajahku dengan perona pipi sebagai sentuhan terakhir. Riasan wajah tipis saja sepertinya sudah cukup untuk acara pernikahan kakakku dengan Hitoka Nee-San. Toh, kakakku tidak suka sesuatu yang berlebihan. Aku menata rambut jingga pendekku dengan gaya messy look half updo yang tidak ribet. 

Aku menatap cermin. Gaun terusan berwarna kuning pastel ini tidak terlalu buruk juga. Aku memilih sepatu datar, karena jika memakai sepatu hak tinggi kakiku akan pegal.  Apakah aku sudah cukup cantik ? Ah, aku harus terlihat cantik di depan dirinya. Tunggu, apakah dia akan datang di acara pernikahan kakakku ?

Ada dua alasan mengapa hari ini adalah hari yang telah kunanti-nanti sejak beberapa bulan lalu. Yang pertama, kakakku akan menikah dengan Hitoka Nee-San. Aku tahu mereka pasti bahagia sekali. Hitoka Nee-San sering curhat padaku betapa dirinya amat mencintai kakakku bahkan sejak masih SMA, begitu pula sebaliknya. Mereka cocok. 

Hitoka Nee-San sering bercerita padaku bahwa dia menyukai kakakku sejak lama karena sifat kakakku yang ceria, optimis, baik hati, dan membuatnya menjadi lebih percaya diri, akan tetapi kakakku baru peka pada perasaan kakakku saat mereka kelas dua belas. Hahaha, aku gemas sekali mendengar kisah Hitoka Nee-San yang selama dua tahun memendam rasa dan akhirnya berbalas saat kelas 3 SMA. Dan hari ini, mereka akan menikah setelah empat tahun pacaran.

Alasan kedua, karena hari ini aku akan bertemu dengannya. Benar, dia. Dia yang namanya selalu kusebut dalam doa. Dia yang wajahnya selalu terlukis dalam benakku setiap aku memejamkan mata. Sosok yang selalu kurindukan setiap kali aku menatap langit malam. Sosok yang selalu membuat jantungku berdebar hanya dengan  mengingat wajah dan suaranya. Tobio Kageyama.

Tobio Kageyama. Mungkin bagi orang lain, dia adalah pemuda yang kasar, dingin, dan egois. Namun, aku tahu. Aku tahu dia hanya perlu waktu untuk menunjukkan sisi malaikatnya pada orang lain. Aku takkan pernah melupakannya, musim semi saat umurku tiga belas tahun.

Aku tidak bisa ingat persis detail kejadiannya, akan tetapi tiga tahun lalu Kageyama menyelamatkan nyawaku. Saat aku berlari menyebrang jalan, sebuah bus nyaris menabrakku. Saat itulah, Kageyama refleks menyelamatkanku dan membawaku ke trotoar, mendekapku dalam dadanya. Ah, aku bahkan masih ingat aroma tubuhnya dan irama detak jantungnya hari itu.

"Natsu, kau ini tidak diajari harus berhati-hati saat menyebrang jalan, kah ?! Kau nyaris tertabrak tadi !" Aku terdiam seribu bahasa. Kageyama membentakku, namun alih-alih merasa ingin menangis, aku justru merasakan sebuah perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku merasakan getaran yang berbeda saat aku menatap mata birunya yang sedalam telaga. Apakah ini sebatas rasa terima kasih karena dia telah menyelamatkan nyawaku ? Jika memang itu sebatas rasa terima kasih, mengapa sejak hari itu aku selalu merindukannya dan memikirkan wajahnya ? Juga... mengapa sejak hari itu aku selalu merasa nyaman saat di dekatnya ? Perasaan apakah ini ?

Hari itu, aku hanyalah bocah ingusan 13 tahun yang naif dan tidak mengerti apa pun tentang perasaan apa yang kurasakan hari itu. Dan, semakin hari perasaan itu semakin tumbuh, tumbuh, dan terus tumbuh semakin dalam. Hingga akhirnya hari ini, aku tahu. Bahwa itulah perasaan yang sering disebut dalam shoujo manga, webnovel, atau Drama Korea sebagai perasaan yang menjadi tonggok utama konflik dalam cerita. Ya, itulah yang disebut 'CINTA'. 

Aku tak peduli orang-orang menjulukinya sebagai Raja Lapangan yang egois. Aku tak peduli setiap hari kakakku mengeluh betapa kesalnya dia terhadap sikap Kageyama. Yang kutahu, Kageyama adalah orang pertama yang membuatku merasakan perasaan ini. Kageyama adalah orang yang membuatku tersenyum, membuat jantungku berdebar, dan membuatku merindukannya setiap malam.

Ah, Tobio Kageyama. Mengingat namanya saja sudah membuat pipiku merona entah kenapa. Aku merindukannya. Amat merindukannya. Sudah dua tahun lamanya aku tidak bertemu dengannya karena dia disibukkan dengan kegiatannya di klub Scweiden Adlers. Kageyama, bagaimana keadaanmu ? Tahukah kamu, bahwa aku, seorang gadis kecil yang dulu pernah ditolongmu, amat merindukanmu setiap malamnya ?

Little Queen ( KageNatsu )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang