Hii
Tiga tahun kemudian....
Sudah banyak waktu yang berlalu sejak kepergian Seungmin. Lelaki manis itu seolah hilang ditelan bumi setelah kencan terakhir mereka, tepatnya seminggu sebelum persiapan tes dimulai.
Awalnya, ia merasa tidak mengalami yang namanya sakit hati karena Hyunjin merasa bahwa ini tidak nyata. Sampai Hyunjin akhirnya menyadari bahwa semuanya adalah realita dan bukanlah sebuah bunga tidur sama sekali.
Dirinya berusaha untuk bertahan ditengah kehilangan sosok Seungmin dihidupnya. Sebulan pertama adalah saat-saat paling krisis dalam hidupnya.
Ditinggalkan tanpa kabar dan salam perpisahan sama sekali. Juga tanpa mengatakan sepatah katapun. Seungmin pergi begitu saja.
Kedua orangtuanya sangat amat sakit hati melihat keadaan Hyunjin yang seperti mayat hidup. Hanya menangis dan tidur. Makanpun belum tentu sehari sekali. Kondisinya benar-benar memperihatinkan.
Selama sebulan, ia mencoba untuk menggabungkan seluruh kilas balik ketika mereka bersama. Tidak ada yang aneh. Kecuali, kencan terakhir. Sudah ia duga, ada yang salah dengan lelaki manis itu.
Apa alasan Seungmin meninggalkannya begitu saja?
Apa ia membuat kesalahan yang fatal secara tidak sadar?
Apa dirinya bisa kembali menjalani kehidupan seperti biasa?
Apa bisa dirinya mencintai orang lain lagi seperti tidak ada yang terjadi?
Apa dirinya mampu tersenyum lebar seperti dulu?
Teman bahkan kedua orangtuanya tidak tahu menahu akan kepergian Seungmin yang sangat mendadak. Usaha Hyunjin tidak berhenti sampai situ. Ia tetap mencoba menghubungi dan mengirim pesan pada Seungmin. Namun, tidak membuahkan hasil. Bahkan, pria itu terkadang mengunjungi kediaman Seungmin dahulu yang sekarang masih kosong.
Ia tidak ingin merepotkan kawan-kawannya. Dirinya juga tahu diri bahwa mereka adalah mahasiswa yang tengah sibuk-sibuknya disibukkan oleh tugas.
Saat ini, Hyunjin sudah menjadi seorang mahasiswa. Semuanya berjalan sesuai rencana dan harapannya. Masuk ke Universitas dan jurusan yang ia inginkan. Tapi tetap saja ia merasa kosong.
Rasanya tidak sama dengan ada dan tidaknya seorang Kim Seungmin dalam hidupnya. Setiap hari, pikirannya selalu dipenuhi dengan 'kenapa'. Jujur, ia masih belum bisa menerima kepergian Seungmin yang mendadak.
Untung saja, ada Changbin. Anak itu benar-benar menyadarkannya pada realita. Pria kekurangan kalsium itu sama sekali tidak ragu-ragu untuk memukulnya untuk segera sadar.
Flashback
"Seungmin, kemana Bin? " Tanya Hyunjin bertubi-tubi dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Namun, hanya itu yang terlontar dari bibir tebalnya.
"Gua nggak tau, Jin. " Bentak Changbin. Ia juga pusing sungguh. "Lu bodoh apa gimana hah? "
"Apa maksud lu? " Hyunjin merasa emosi.
"Emangnya dengan lu begini bisa ngembaliin Seungmin gitu? Jangan gila. " Ujarnya. Jujur, dia merasa bersalah dan emosi. "Sadar, Jin. "
Satu tinjuan dilayangkan pada wajah Changbin. Hyunjin merasa tersinggung dengan ucapan Changbin. Namun, semuanya tidak berhenti sampai disitu. Changbin juga ikutan melayangkan sebuah tinju.
"Sadar, Jin. Gua nggak mau lu begini. " Tutur Changbin sembari menahan rasa sakit dipelipisnya.
"Gua juga nggak mau begini, Bin. Gua cuma pengen Seungmin. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙙𝙖𝙨 𝙂𝙚𝙝𝙚𝙞𝙢𝙣𝙞𝙨 (ꜱᴇᴄʀᴇᴛ) - 𝗦𝗲𝘂𝗻𝗴𝗷𝗶𝗻
FanfictionGak ada deskripsi karna aku gak pintar buat Deskripsi warning ini cerita BXB kalau gak suka gak apa apa kok Thank you