ℳꫀꫀt

2.2K 204 11
                                    

Nah, tangan Sheira akhirnya dingin dan lembab bersamaan karena gugup ingin bertatap muka dengan Abyan. Padahal mereka ya meet nya biasa-biasa saja, tidak ada unsur untuk pdkt-pdkt semacamnya, namun Shei kan memang naksir jadi wajar saja kalau dirinya gundah gulana sekarang.

Lima menit lagi...

Glek

Shei meneguk Americano yang baru beberapa waktu lalu dipesannya. Ia sempat membuka kamera untuk melihat penampilan, walau itu sudah rapih sekali.

Cewek itu memakai Blouse peach dengan paduan jumpsuit, cantik sudah.

Kring

Bukan bunyi lonceng sepeda, melainkan pintu Kedai Kopi yang didorong ke dalam  dan Shei makin menundukkan kepalanya dalam-dalam, sebenarnya ia juga agak melihat seorang laki-laki yang mengenakan kemeja flanel hitam dengan topi putih sedang turun dari motor di halaman kedai, karena Abyan bilang ia pakai topi jadi pasti itu adalah dirinya.

"Emm, ini Sheira, bukan?"

Shei mendongak pelan ketika suara berat itu mengetuk gendang telinganya. Tuh kan benar, cowok yang pakai topi putih tadi itu Abyan!

"Eh, i-iya? Saya?" Shei reflek bertanya sambil menujuk dirinya sendiri.

Cowok di depannya itu mendengus geli lalu mengangguk, kemudian gantian ia yang menunjuk dirinya sendiri "Abyan" ujarnya dengan senyuman yang menimbulkan lesung pipi samar-samar.

"Shei" sahut Shei pelan dengan cengiran nya yang tak kalah manis.

Abyan manggut-manggut ditempat "Udah pesen?"

Shei menunjuk Americano nya kemudian menyahut "Iya tadinya aku mau pesenin kamu juga tapi gak tau suka nya apa"

Abyan mengangguk tak masalah ia melangkah menuju meja barista dan memesan Espresso, menoleh sebentar ke arah Shei yang tampaknya riweh sendiri dengan penampilannya, berkali-kali cewek itu merubah posisi duduk dengan benar tapi hasil nya mungkin tidak memuaskan.

Abyan menahan tawanya, entahlah Shei yang seperti itu sangat menghibur. Setidaknya ke sini, bertemu teman Ex-Anonymous nya bisa melupakan tumpukan kertas kusut yang harus ia evaluasi nanti malam.

"Tenang, Shei jangan tegang-tegang banget, lo bukan mau wawancara Raja Kesultanan,
kok" celetuk Abyan begitu dirinya kembali ke meja dengan tangan membawa secangkir Espresso.

Shei tersentak hingga lutut nya membentur bawah meja dan bunyinya cukup keras belum lagi pekikan ia yang sangat menderita.

"Aw!" Ia meringis pelan lalu mengangkat tangannya begitu Abyan terlihat ingin membantu.

Apa-apaan sih!?

Kenapa di pertemuan pertama kesannya jadi memalukan!

Dasar, Shei! Pantes aja gak ada yang mau sama lo.... Kelakuan minus akhlak.

Batinnya tambah menjerit ketika Abyan tertawa lepas, Shei malah mengeluarkan cengiran khas nya sambil mengelus-elus lutut.

"Oke-oke, maaf abisan lo menghibur banget" ujarnya mengehentikan tawa "Jadi? Sheira Kalula ini anak ke berapa dan lahir dimana?" Tanya Abyan mulai memulai topik dengan sesekali mendengus geli karena masih merasa lucu.

Sebenarnya justru ia sering melihat pemandangan orang salting. Bukan, ia bukan cowok famous cool dengan embel-embel bad boy seperti itu, circle pertemanan dan keaktifan nya di bidang ekstrakulikuler Basket yang membuat ia lebih dikenal baik. Abyan sering banget lihat adik kelas atau teman-teman cewek seangkatan nya yang tiba-tiba suka salting sendiri, seperti kesandung tiba-tiba atau rambutnya terjambak menyangkut di suatu tempat.

Tapi rasanya ada yang beda. Shei bercerita dengan riang juga kaku yang bersamaan karena masih belum terbiasa ketika Abyan menatapnya, padahal namanya orang bercerita toh pasti diperhatikan.

Tau lah maksudnya beda bagaimana, Abyan baru pertama kali merasakannya, Iya itu...Menyukai seseorang!

[]

::note::
bingung mau dibawa kemana tadinya aku pengen mereka tetep virtual chat aja... Hehe tapi lusyu kalau begini, vote ya!.

Anonymous Chat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang