02 - Mencoba Bertahan

51 4 7
                                    

Hay hay👋
Balik lagi dicerita gue, author zhanteek...xixixi

Canda zhanteek!

Budayakanlah vote dan komen, untuk kesejahteraan bersama...

__________

"Ini mimpi, ini ilusi
Tak lagi bisa kubedakan
Ini baik, ini buruk
Hatiku kian terpuruk
Bagiku kini, bertahan adalah satu-satunya jalan
Tak bisa lagi kutemukan alasan
Ketika satu persatu mereka pergi
Kita belajar mana yang berarti."
~Zevania Adriani~

______

Happy reading!
________

Sudah dua minggu semenjak ia ditinggalkan kedua orangtuanya. Selama itu juga ia mencoba bertahan hidup seorang diri.

Sekolah? Vania sudah mengundurkan diri dari sekolahnya karena tak lagi mampu membayar uang bulanan.

Kini ia duduk di sofa usang diruang tamu kontrakannya. Ditemani teh hangat dan cahaya lampu remang-remang. Merenungi nasib dan bagaimana hidupnya kedepan.

"Gue harus gimana ya? Gimana hidup gue kedepannya? Uang tabuangan cuma tinggal sedikit. Sedangkan kontrakan belum dibayar. Kalo gue diusir dari sini gue harus tinggal dimana?" Gumam vania seorang diri.

Tak terasa hari semakin larut. Vania terlalu mendalami dugaan-dugaan yang berlalu lalang di kepalanya. Sadar dari lamunannya akibat matanya mulai perih karena terlalu lama melek tanpa berkedip. Ia segera menandaskan tehnya dan berlalu masuk kekamar untuk mengistirahatkan raga, otak dan juga batinnya.

Sebelum tidur vania berdoa agar saat ia bangun dipagi hari nanti hidupnya berubah. Meskipun ia tahu waktu takkan berubah. Yg penting berdoa: )

🌞🌞🌞

Sayup sayup Vania mendengar lantunan merdu suara adzan. Yang menandakan masuknya waktu subuh bagi umat muslim.

Gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya dan bangun menuju kekamar mandi untuk berwudhu.

Setelah selesai shalat dengan diakhiri doa untuk kedua orangtuanya dan juga doa untuk dirinya sendiri, vania merapikan mukenah dan sajadahnya. Lalu ia berlalu kedapur untuk memasak sarapan. Meskipun hanya dengan mie instan ia sangat bersyukur. Sedangkan diluar sana masih ada yang tidak bisa makan walaupun hanya sekedar mie instan. Pikirnya.

Selesai dengan sarapannya vania membersihkan tubuhnya dan bersiap mencari sebuah pekerjaan agar ia bisa melanjutkan hidupnya.

Terik matahari sangat menyengat hari ini. Rasanya membakar kepala. Sekarang sudah tengah hari ia masih belum mendapatkan pekerjaan. Vania sudah mencoba melamar ke berbagai toko, cafe, minimarket dan sebagainya dengan bermodalkan ijazah SMP.

Vania pulang dengan perasaan kecewa. Tapi dirinya tak menyerah. "Gue gak boleh nyerah! Gue harus semangat! Besok gue akan cari lagi didaerah lain! Iya gue gak boleh nyerah. Semangat Vania!" Gumamnya memberi semangat kepada dirinya sendiri sembari mengelap peluh dipelipisnya dengan punggung tangan.

Gadis itu kemudian pulang kekontrakan, berharap esok ia mendapatkan pekerjaan.

.
.
.

Sekitar pukul setengah enam sore, Vania berencana untuk memasak tempe orek dan tumis kangkung. Makanan keaukaannya. Gadis itu berjalan kedapur bersiap untuk bertempur. Saat ia membuka kulkas dan...

Afghani {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang