***
Di penghujung petang
Di pelataran hujan
Rintik bersendu-senda di antara alam.
Basah menjadi senang
Dingin menjadi riang
Seketika reda terbentang panorama
Merah kuning hijau menjadi ciri khasnya
Aku menyebutnya teman
Mereka menyebutnya pelangi
_- Pelangi usai reda, catatan Lika.
***
Saat itu Lika dan Liam berada di puncak yang bernama Negeri Seribu Bukit, berteduh di bawah pondok tua diantara bukit-bukit sekitarnya, mereka tampak menggigil dengan tubuh yang kedinginan dan sedikit basah.
Di sela menunggu hujan reda, Lika menulis sesutu dibuku catatan hariannya, sebuah puisi singkat dengan judul "Pelangi usai Reda" yang di atas.
Di sebelahnya ada Liam berdiam diri sambil memperhatikan Lika yang hanya fokus pada buku catatannya. Pandangan Liam yang tanpa kedip itu seolah sedang melamunkan sesuatu pada Lika.
Tak lama kemudian Liam meminta selembar kertas catatan Lika,
"untuk apa?" tanya Lika
"bosen, pengen nulis juga" jawab Liam.
Lika merobek selembar kertas catatannya tersebut lalu memberikanya, Liam pun mulai menulis sambil diam-diam melirik kearah Lika.
,,
Mataku tak tau malu
Tak ingin aku berpaling pandang
Tuturku patuh mengotori pikiran jernihku
Gugup jariku menjelaskan lekuk tubuhnya
Aku tak yakin rambut itu hitam
Namun, kuning pula tak kuning
Ikal terurai basah, menutupi pundaknya
Mahkota begitu mewah, di atas kepalanyaGerak jarinya mengayunkan pena
Seolah meraba tubuh tangguhku
Hembusan nafas liarnya
Seakan meranah dalam otakku
Lentik bibirnya, sayu matanya
Melemahkan bagian terkuatku
Pelangi pun cemburu terlampau indah
Senja pun tak mampu berbanding mewah
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan LIKA & LIKU
Teen FictionSeorang Gadis bernama Lika, dipertemukan dengan pemuda introvert yang bernama Liam Kusuma atau kerap di sapa Liku, pertemuan yang dramatis, namun dihadapkan pada kisah yang terbilang tragis, dimana kisah yang sering kita sebut Lika-Liku.