Drrrtt..
Ponsel Dika berdering, mau tak mau Dika harus mengambilnya dan melihat siapa yang sudah menghubunginya.
" Hallo ada orang kah disana? " Nomor tidak dikenal membuat Dika malas bertele-tele.
"Siapa?" Tanya Dika balik.
"Ini gue Nadia anak SMA Tri Bakti Paling cantik di sekolah"
"To the point." terdengar helaan nafas di seberang sana.
"Gue mau ngomongin tugas praktek, kerjainnya besok dirumah Acca jam 10 pagi jangan sampai gak dateng ajak juga teman lo duo curut itu alamatnya nanti gue kirim." Nadia memperjelas takut-takut dia kena omel pria dingin itu.
"Udahkan?"
"Hehe be.... " Belum sempat Nadia berbicara lagi namun teleponnya sudah dimatikan terlebih dahulu oleh Dika.
Belum sempat ponsel Dika ditaruh di nakas dekat kasurnya, namun ponselnya sudah berbunyi lagi.
Kali ini bukan Nadia lagi, tapi sahabatnya si Vano.
Dengan malas Dika mengangkat nya.
" Hal.."
"To the Point"
"Sini buru di Cafe Malaka, ada yang lain juga!"
" Otw "
Setelah sambungan telepon berakhir Dika bersiap-siap dan mengambil jaket yang sudah menjadi favoritnya.
Ketika Dika sudah sampai di anak tangga terakhir, terlihat Ferdi dan Mentari tengah diruang keluarga.
"Mau pergi lagi?" Tanya Ferdi dingin.
Dika tak menjawab.
"Ma, Dika pergi dulu ya." Dika mencium punggung tangan Mentari. setelah itu langsung bergegas pergi tanpa menghiraukan panggilan dari papanya.
Dika juga menyalami Ferdi, walaupun di tatap tajam oleh Ferdi. Dika tak perduli.
"Tuh anak kamu Ma, gak tau diri. " tuding Ferdi pada Mentari.
Mentari sudah terlalu pusing memikirkan kedua orang ini yang tidak pernah akur.
****
Setelah sampai di Cafe Malaka Dika berjalan santai menuju meja yang sudah dipesan oleh Vano.
Tak lupa kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku memberikan kesan yang sangat amat cool bagi wanita-wanita yang melihatnya. Terlihat ada empat pria yang sedang bercanda siapa lagi jika bukan Vano, Aril, Raka dan Riyan.Saat Dika sedang berjalan ke arah mereka tiba-tiba...
Brukk....
"Aduhh" suara cewek itu yang tidak asing baginya, tengah tersungkur ke lantai.
"Lo kalo jalan-" Ucapannya terhenti kala melihat siapa yang telah menabraknya.
Tanpa mereka sadari pengunjung di Cafe sedang memperhatikan mereka dan saling berbisik-bisik.
Dika hanya menatap datar tanpa ekspresi apapun.
"Kenapa sih gue kalo ketemu lo selalu sial terus." Kesalnya. Siapa lagi jika bukan Acca.
"Bukannya ke balik ya?" Sindir Dika.
Acca melirik tajam ke arah Dika. Dan langsung bangkit serta membersihkan celananya yang sedikit kotor.
"Dek lu gak kenapa-kenapa kan?" Satria datang dengan nada khawatir pada adiknya itu.
"Gak kok bang, dah ah yuk balik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia? [On Going]
Teen FictionHappy Reading. Kisah yang rumit diantara cinta yang persegi banyak. Ini bukan maripossa bukan juga cerita tentang badboy bertemu dengan gadis lugu. Ini cerita yang bisa dikatakan lebih rumit dari kisah maripossa. Penasaran kan? Baca! Baca! Baca! Yu...