>> A Psycho <<

5.8K 151 59
                                    

Dɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ: Oɴᴇ Pɪᴇᴄᴇ ʙᴇʟᴏɴɢs ᴛᴏ Eɪɪᴄʜɪʀᴏ Oᴅᴀ!!!
Pᴀɪʀɪɴɢ: Lᴜғғʏ x Nᴀᴍɪ ♡
Rᴀᴛᴇ: M
Aᴜᴛʜᴏʀ: Gʟᴇʏ Vᴇʟᴀᴠᴀ
Wᴀʀɴɪɴɢ: Gᴀᴊᴇ, ɪᴅᴇ ᴘᴀsᴀʀᴀɴ, OOC (ᴘᴀsᴛɪ), ᴅᴀɴ ʟɪʜᴀᴛ sᴀᴊᴀ ᴋᴇᴋᴜʀᴀɴɢᴀɴ ʟᴀɪɴɴʏᴀ.

Σ>―(〃°ω°〃)♡→

Suaranya mellow. Sepertinya bukan. Itu seriosa. Untuk apa memikirkan hal tidak penting seperti itu? Yang pastinya suara itu bisa dinikmati oleh semua orang di sini. Sepertinya bukan orang. Lebih tepatnya duyung, manusia ikan dan beberapa manusia hidup.

Nami lelah berdebat dengan pikirannya. Tangannya terangkat ke atas, meminta tambahan sake pada para duyung dari mermaid cafe yang melayani mereka.

"Nami-san, kau sudah terlalu banyak minum," salah satu duyung itu memperingatkannya. "Lihat, wajahmu sangat merah."

"Daijoubu, daijoubu. Ini sudah sering terjadi saat kami berpesta. Tambah lagi," jawab Nami seperti orang gila.

Si duyung tidak punya pilihan lain selain menuangkan sake itu kembali. Dia geleng-geleng kepala melihat Nami yang tidak berhenti meminta.

Yang dikatakannya memang benar. Dia memang sering minum saat mereka sedang berpesta setiap kali menyelesaikan perang. Namun kali ini berbeda karena dirinya tidak bisa mengontrol untuk terus minum. Jika saja Chopper melihatnya, rusa imut itu pasti akan berteriak, 'Nami, itu tidak baik bagi kesehatanmu'. Kira-kira begitu.

Namun dokter mereka lebih tertarik mengurusi Sanji yang sejak tadi berusaha mengejar para duyung. Jinbe membantunya agar tidak keluar dari gelembung. Persediaan darah tetap stay, dan entah sudah berapa kali si koki berubah menjadi batu.

Gadis oranye itu meletakkan gelasnya. Rasanya dia tidak sanggup lagi melanjutkan, walau sebenarnya niatnya masih ingin terus melanjutkan.

Dia berdiri, lalu keluar dari acara pesta. Samar-samar, suara seriosa itu masih terdengar di telinganya, namun rasanya semakin jauh saja.

Dia berpegangan pada dinding saat tubuhnya hampir saja jatuh. "Aku pusing," gumamnya pelan.

Kakinya melangkah lagi entah mau kemana, hingga sudut matanya melihat sebuah pisau di sudut ruangan yang dimasukinya.

Bibirnya terangkat ke atas, tersenyum. Dia mengambil pisau itu. "Dunia bawah laut memang surganya harta karun," ucapnya saat memperhatikan pegangan pisau itu terbuat dari emas.

Kalau tidak salah, Keimi sempat mengatakan kalau barang-barang di istana ini memang tidak jarang berlapis emas, dan sepertinya itu tidaklah bohong. Setelah ini, dia akan meminta beberapa harta karun pada Neptune. Raja duyung itu pasti tidak keberatan sama sekali.

Nami berjalan lagi dan menemukan sebuah kamar yang tidak terlalu besar. "Aku mau istirahat sebentar."

Tubuhnya langsung ambruk di atas tempat tidur. Empuk sekali. Beginikah rasanya tempat tidur istana? Dia berharap punya satu di Sunny Go.

Matanya yang sudah sempat tertutup kembali terbuka saat merasakan sebuah tangan menyentuh pipinya.

"Nami, apa yang kau lakukan di sini?"

Luffy x Nami Love 👒🍊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang