Pesawat Kertas yang Keenam

110 41 3
                                    

Sunyi dan tenang, itulah keadaannya sekarang. Pantas saja Sou sering membuang bebannya dengan pergi ke perpustakaan, Lon saja tertidur disini. Ruangan itu benar-benar seakan menyihir murid di satu kelas itu untuk tenang dan diam. Padahal kelas mereka dikenal dengan kehebohan mereka yang sangat bar-bar.

Guru-guru sedang rapat, Pak Araki cerdik dengan memberikan kelas itu tugas untuk membuat pidato topik bebas dan mereka bisa mencari referensi di perpustakaan.

Bukan hanya kelas mereka yang ada disana, Shoose juga ada disana tentunya dan nampak sedang berbincang-bincang dengan Sou.

Gadis dengan surai (h/c) menyenggol sahabatnya yang tertidur. "Lon, jangan tidur saja nanti kalau tiba-tiba Pak Araki datang dan meminta mana tugasmu bagaimana?"

Yang empunya nama tiba-tiba terbangun. "Ah! Iya!" Dia langsung segera membaca buku pelajarannya dan berusaha menentukan topik.

"T-tunggu apa topikmu (Y/n)-chan?" tanya Lon dengan khawatir dan gugup, ia takut.

"Aku memilih tentang bullying saja," kata (Y/n) sambil memeriksa tugasnya.

Lon melihat-lihat sekitar lagi mencari bantuan, dengan tiba-tiba Soraru lewat membawa beberapa buku ditangannya. Lon langsung menarik pria itu dan membuatnya hampir menjatuhkan buku yang ia bawa.

"Ternyata kamu sudah bangun, Lon."

"Tidak ada waktu untuk basa-basi sekarang! Apa topik untuk pidatomu Soraru?"

Soraru terdiam sejenak. "Aku menulis pidato tentang bahaya rokok. Aku pernah melihat beberapa murid sekolah ini diam-diam merokok jadi mungkin itu adalah topik yang bagus."

Bukannya malah terbantu, Lon semakin bingung dengan topik yang harus ia pilih. Soraru menghela napasnya kemudian melambai memberikan isyarat kepada Mafu untuk kemari.

"Eh? Ada apa ini?" tanya Mafu kepada Soraru.

Lon melihat ke arah Mafu dengan putus asa. "Apa topik pidatomu Mafu?"

"Uhm ... pidatoku tentang manfaat gim! Selama ini orang-orang hanya melihat gim sebelah mata saja jadi aku membuat pidato itu saja."

(Y/n) berusaha menahan tawanya melihat Lon yang sedang putus asa begini.

Lon mengacak rambutnya kasar. "Ah! Kalian tidak membantu! Lebih baik aku minta bantuan ketua kelas kita saja!" Gadis itu berdeham kecil untuk mendapatkan perhatian Sou kemudian mengisyaratkan Sou untuk kemari mendekat.

"Ada yang bisa kubantu, Lon-san?"

Mafu memutar bola matanya. "Sungguh Sou, kau bukanlah babu. Gunakanlah bahasa yang lebih bersahabat, kita kan teman sekelas."

Soraru mencubit tangan Mafu. "Sudah jangan didengarkan Sou, dedemit yang satu jangan dihiraukan."

"Astaga Mafu kamu itu berdosa banget," (Y/n) bertindak sebagai kompor di situasi itu.

"Woe kalian emang semua ga bener, aku manggil Sou buat minta bantuan malah dicandain. Mau rasain rasanya dicekcokin gayung napa?!" Lon protes namun tetap menahan nada suaranya agar tidak mengganggu yang lain.

Soraru, Mafu dan (Y/n) diam, pura-pura tidak tau apa yang mereka lakukan. Lon mengatur pernapasannya agar emosinya dapat dikendalikan.

Sou yang daritadi menatap lembaran kosong buku tulis Lon peka. "Aku mengambil topik tentang mikroplastik dan bahayanya untuk bumi kita."

Gadis bersurai kuning itu berkedip dua kali kemudian kembali kebingungan. Seperti biasa, Sou memberikan topik yang anti-maenstream yang tidak dapat ditandingi siapapun di kelas.

Sang ketua kelas berpikir. "Bagaimana jika topiknya tentang sarapan sebelum sekolah? Sarapan itu penting namun banyak yang masih meremehkan sarapan."

Lon mengguncang-guncangkan tubuh Sou dengan bahagia. "Terima kasih Sou! Kamu memang ketua kelas paling keren!" ujarnya. Gadis itu melepaskan Sou yang pusing dan membuatnya jatuh ke lantai perpustakaan.

Shoose berusaha menahan tawanya karena kejadian itu kemudian memberikan isyarat untuk tetap tenang di perpustakaan. Lon menangguk paham dan langsung mengerjakan tugasnya.

Tidak lama, jam istirahat pertama berbunyi nyaring. Murid kelas (Y/n) berhamburan keluar dari perpustakaan dengan berdesak-desakkan, sedangkan (Y/n) dan Lon sendiri menunggu keadaan agak sepi baru mereka meninggalkan perpustakaan.

*

"Enak banget ya tadi di traktir Soraru," ujar Lon.

(Y/n) melirik Lon. "Apapun yang gratis enak kok!"

Mereka terhenti di depan kelas, entah ada apa Shoose nampak menunggu disana. Karena Shoose sering terlihat bersama Pak Araki dan Sou, (Y/n) langsung mendekat dan mau memberitahukan bahwa Pak Araki sedang tidur di UKS.

Pak Araki memang guru yang sangat teladan.

"Ano, Shoose-senpai, Pak Araki sedang tidur di UKS," gadis itu berkata dengan gugup karena ia jarang mengobrol dengan kakak kelas.

Shoose menoleh ke arahnya. "Ah! Bukan itu! Ini buku tulismu tertinggal diperpustakaan," sahutnya dengan ramah. Ia memberikan buku tulis milik (Y/n) kembali ke pemiliknya.

Sang pemilik terkejut, ia benar-benar tidak sadar kalau buku tulisnya tertinggal. "Terima kasih senpai! Dan maaf membuat senpai susah seperti ini!" Ia membungkukkan badannya berterima kasih.

Shoose tersenyum. "Bukan apa-apa, aku sekalian mengobrol dengan Sou disini. Baiklah, lain kali lebih teliti, sampai jumpa!" Ia berjalan pergi meninggalkan Lon dan (Y/n).

Kedua orang itu lanjut berjalan ke kelasnya dan duduk di kursi masing-masing sambil mencerna kejadian tadi. Ternyata, mereka salah menilai Shoose sebagai kakak kelas yang galak, Shoose kakak kelas yang ramah. (Y/n) jadi ingin menjadi seperti Shoose suatu hari ini, teladan bagi adik-adik kelasnya.

Gadis itu memeriksa bukunya siapa tau ada yang hilang atau siapa tau Shoose menyelipkan permen ke bukunya. Harapannya terhadap permen sirna, ia menemukan sebuah pesawat kertas yang sama.

Mungkin ini gila
Mungkin ini tidak nyata
Sampai kapan aku akan seperti ini
Menjadi pengecut yang menyampaikan cintanya dengan pesawat kertas
Aku tahu aku bodoh
Aku tahu aku konyol
Namun jika aku menyampaikan cintaku langsung nanti
Apakah kau akan menerimanya, tuan putri?

Surai (h/c) itu merenung, mencari-cari jawaban tentang pengirim pesawat kertas ini. Shoose sekarang masuk daftar tersangka utama dalam kasus ini.

Pikirannya sedang bergelut sekarang. Itu tidak mungkin Shoose. Shoose baru saja mengenalnya walaupun memang Shoose yang sering mengikuti lomba literasi di sekolah dan mana mungkin Shoose tau vanilla adalah bau kesukaannya.

"Astaga, lama-lama ini membuatku pusing sendiri."

***TBC***

bentar lagi tamat gusi eh maksudnya guys ❤(ӦvӦ。)

10 Pesawat Kertas┊Sou ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang