Jam pelajaran terakhir akhirnya selesai. (Y/n) tidak sakit namun seharian ini pikirannya tidak tenang, ia harus menemukan petunjuk lain agar bisa menemukan siapa pengirimnya.
"Nee, Lon, hari ini aku tidak bisa pulang bareng bersamamu."
"E-eh? Baiklah (Y/n)-chan. Kalau begitu aku duluan dengan Soraru." Lon terkejut namun ia pasrah saja, gadis itu melambaikan tangannya dan pergi pulang bersama Soraru.
"(Y/n)-chan, akhir-akhir ini kamu pendiam sekali dan jarang bergaul dengan Lon lagi. Apakah kalian bertengkar? Atau apakah ada masalah?" Sou tiba-tiba muncul di sebelah gadis itu membuyarkannya dari lamunan.
Yang empunya nama terkejut kemudian dengan cepat berjalan menuju taman sekolah meninggalkan Sou sendirian tanpa jawaban darinya.
(Y/n) mengingat lagi kejadian pesawat pertama itu kemudian mencoba untuk mereka ulang kejadiannya, sudah jelas pengirim pesawat itu mengirimkannya dari arah taman sekolah yang tidak jauh dari gerbang sekolah.
Gadis itu bersemangat karena ia selangkah lebih dekat untuk menemukan siapa pengirimnya. "Ini dia! Saatnya mencari petunjuk lainnya!"
Perlahan-lahan, (Y/n) mengecek sudut taman dulu. Bingo! Ia menemukan sebuah pesawat kertas berwarna putih di bawah kursi taman. Berbeda daripada pesawat kertas yang sebelumnya, yang ini tidak berbau vanilla.
"Aneh ... " gumamnya pelan. Ia menyelidiki lagi pesawat kertas itu.
Kejadian kemaren terulang lagi. Gadis berambut pendek pirang dengan baret merebut pesawat kertas itu namun kali ini dia merobeknya dan gadis itu membawa dua temannya, dan kedua orang itu kembar.
Gadis dengan baret itu menatap (Y/n) dengan benci kemudian ia melemparkan sobekkan pesawat kertas itu kepada (Y/n). "Ini dia yang berani deketin Shoose, guys."
"Aneh banget ya, masa hobinya ngumpulin pesawat kertas," sahut salah satu dari mereka yang berambut biru gelap.
"Biasa mungkin dia kampungan Aine," kembarannya yang bernetra biru sengaja memanas-manasi keadaan.
(Y/n) mengepalkan tangannya menahan amarah, ia bukanlah tipe yang akan melawan dalam keadaan seperti ini. Ia tahu kalau ia melawan pasti masalahnya akan semakin besar.
"Maaf mungkin kalian terlalu cepat mengambil kesimpulan tapi hubunganku dengan Shoose hanya sebatas teman." (Y/n) memberikan beberapa penekanan dalam ucapannya untuk memperjelas dan mempertegas.
Gadis dengan baret itu mendecih. Jelas ia tidak akan menerima penjelasan dari (Y/n) dan memutuskan main hakim sendiri. "Aine, Aina, buatlah gadis sombong ini menyesal."
Kedua kembar itu menangguk mengerti. (Y/n) hanya bisa menutup mata dan membiarkan apapun itu mengenai dirinya, ia tidak ingin melawan. Dalam hatinya, ia berdoa kepada Tuhan meminta pertolongan dan kekuatan untuk menghadapi ini semua.
"Begitukah? Menggunakan cara yang kotor untuk disukai olehku?" Suara yang familiar terdengar, menghentikan mereka bertiga sebelum melancarkan aksi bullyingnya.
(Y/n) membuka mata, dan benar saja dugaannya itu adalah Shoose. Dia nampak benar-benar marah, kesal dan kecewa. Ketiga orang itu jadi tidak bisa bekutik. Dibelakang Shoose ada Sou yang langsung mendekat ke arah (Y/n) kemudian memastikan jika teman sekelasnya itu baik-baik saja.
"(Y/n)-san kamu tidak apa apa?" tanya Sou.
(Y/n) hanya diam dan berusaha untuk mengumpulkan sobekan-sobekan pesawat kertas yang sudah hancur itu. "Ya, tidak apa-apa," jawabnya lemas.
Sou berlutut dan membuat (Y/n) menghentikan kegiatannya, dikeluarkannya sebuah pesawat kertas dengan warna (f/c) dan wangi vanilla dari sakunya.
"S-sou? Kamu menemukan ini juga?"
Sang empunya nama menggeleng. "Tidak (Y/n), akulah yang selama ini membuat pesawat-pesawat kertas itu untukmu."
Netra (e/c) milik (Y/n) membulat tidak percaya. "K-kenapa Sou? Kau tidak tahu seberapa penasarannya aku karena itu?"
Sou tertawa canggung kemudian pipinya bersemu merah. "A-aku tidak berani menyatakannya secara langsung. Jadi kuputuskan untuk membuat pesawat-pesawat kertas ini."
(Y/n) membuka lipatan pesawat kertas terakhir itu. Ia benar-benar bingung kenapa pesawat kertas itu kosong, tidak seperti yang sebelumnya.
"Kosong karena aku ingin menyatakannya secara langsung," terang Sou, lelaki itu masih belum berani melakukan kontak mata dengan (Y/n). "Jadi bagaimana jawabanmu?"
"Tidak," jawabnya singkat, "aku belum terlalu mengenalmu Sou jadi kali ini ayo lebih mengenal dan barulah kita bersama."
Sou menghela napasnya lega. Hampir saja ia terkena serangan jantung saat (Y/n) berkata tidak, ia tidak akan menyianyiakan kesempatan yang (Y/n) berikan.
"Mulailah dengan memanggilku dengan embel-embel chan."
"Kalau kita sudah lebih mengenal, maukah kamu menerimanya?"
(Y/n) terkekeh pelan. "Tentu saja Sou-kun. Kamu adalah orang yang menarik!"
Pipi Sou bersemu merah karena tau (Y/n) sudah membuka hati untuknya dan karena sekarang (Y/n) memanggilnya dengan embel-embel kun.
"Bagaimana dengan kencan akhir pekan ini (Y/n)-chan?"
Kini giliran (Y/n) yang tersipu. "E-eh?!"
***END***
paham ga sih kalian dengan endingnya? jadi si yeen ini engga nolak dan engga juga nerima. dikasih kesempatan lah untuk lebih mengenal Sou( ・∀・)
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Pesawat Kertas┊Sou ✔︎
Fanfiction🧸 ⧘ 10 Pesawat Kertas ft. Sou aku sadar bahwa diriku ini pengecut. namun, kuharap kau menerima pesawat kertas yang kukirimkan padamu. Uptaite Project story © moehyung utaite © theirself