"Nee, (Y/n)-chan ayo ke kantin bersama!" ajak Lon.
"Duluanlah, aku akan menyusulmu nanti," jawab (Y/n) sambil diam-diam menyembunyikan surat untuk Shoose itu di dalam saku roknya.
Lon cemberut. "Istirahat pertama tadi kamu menolak ajakanku loh (Y/n)-chan!"
"Tadi kan aku tidak bilang akan menyusulmu kan? Nah kali ini aku akan menyusulmu ke kantin kok!" (Y/n) mencoba menghibur Lon.
Gadis bersurai kuning itu menatap sahabatnya penuh selidik. "Memangnya ada apa sih jadi hari ini kamu sibuk sekali (Y/n)-chan?"
(Y/n) hanya tersenyum penuh arti. Lon menyerah dan mengikuti saja kemauan (Y/n), ia akan menunggu di kantin namun jika gadis itu mengingkari janjinya, Lon akan ngambek dan mengamuk.
Di perpustakaan, terlihat Shoose sedang merapikan buku-buku yang ada. Kacamata yang Shoose kenakan menambah pesona-nya saja, detak jantung (Y/n) menjadi tidak karuan.
Kamu pasti bisa (Y/n)! Katanya dalam hati guna menyemangati. Shoose menoleh saat menyadari kedatangan (Y/n), seutas senyum hangat terukir diwajahnya.
"Ya? Ada yang bisa kubantu?"
"A-ano, terima kasih ya senpai sudah mengembalikan bukuku kemarin."
Shoose melepas kaca matanya kemudian terkekeh pelan. "Masih saja memikirkan itu ya? Sudahlah, itu biasa saja. Aku juga tidak meminta balasan."
"B-bu-bukan itu s-saja alasanku kesini senpai."
Sang lawan bicara menaikkan satu alisnya bingung. "Lalu? Ada apa (L/n)-san? Pak Araki membutuhkanku?"
"Bukan!" (Y/n) meremas roknya agar tidak panik, "aku hanya ingin bertanya apakah senpai sibuk pulang sekolah nanti?"
Shoose terdiam sejenak. "Tidak. Aku tidak ada kegiatan pulang sekolah hari ini. Apakah kau ingin bertemu dan membicarakan sesuatu nanti?"
Sungguh, Shoose ternyata peka apa yang mau (Y/n) sampaikan.
"A-ah, iya itu senpai. Di taman sekolah."
"Baiklah, akan kuusahakan ya (L/n)-san."
"T-terima kasih senpai ...."
(Y/n) menghela napasnya lega dan hendak berjalan ke kantin untuk menyusul Lon. Tiba-tiba sebuah benda runcing kecil menabraknya dari belakang, membuat gadis itu menoleh ke belakang. Itu adalah pesawat kertas kedua yang ia temukan hari ini jika ditotal dengan yang sudah ia temukan, ini adalah pesawat kertas yang ke delapan.
Tidak ada orang lain diperpustakaan selain dirinya dan Shoose. (Y/n) semakin yakin kalau pengirim pesawat kertas itu selama ini adalah Shoose.
Gadis itu mengambil pesawat kertas itu dan lanjut berjalan ke kantin. Ia membaca isinya.
Aku ingin kau menyadariku lebih awal
Tetapi aku tidak ingin akhirnya seperti ini
Mungkin aku hanya berburuk sangka
Akan kulihat bagaimana kisah ini berakhir nanti
Semoga kau memilihku, tuan putriJanggal. Kalau Shoose peka karena (Y/n) sudah sadar bahwa ia pengirimnya, kenapa Shoose harus mengirim pesan yang menyedihkan ini?
*
Gadis itu menunggu Shoose di taman sekolah, senpai-nya itu benar-benar memenuhi janjinya.
"Maafkan aku jika aku terlambat ya (L/n)-san," kata sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Gadis itu tidak menjawab. (Y/n) merongoh sakunya kemudian memberikan surat yang ia tulis untuk Shoose kepada sang senpai. Ia benar-benar gugup sekarang.
"Pesawat kertas?"
Nada ucapan Shoose membuat (Y/n) berani untuk menangkat kepalanya dan melihat Shoose, Shoose benar-benar bingung pesawat kertas mana yang (Y/n) bicarakan ini.
"Iya! Senpai kan yang mengirimkanku pesawat kertas ini!" Gadis itu membuka tasnya kemudian mengeluarkan dua surat yang awalnya berbentuk pesawat kertas dengan wangi vanilla dan kertas berwarna (f/c). "Sebenarnya masih ada enam lagi di rumah."
Shoose percaya kalau itu pesawat kertas karena lipatannya. "Maaf (L/n)-san namun bukan aku yang mengirimkan itu kepadamu."
Gadis itu berusaha menahan malunya. Rasanya, langit sudah runtuh. Ini adalah salahnya karena terlalu cepat mengambil kesimpulan.
"Lihatlah, bahkan tulisan tangannya tidak mirip tulisanku." Shoose mengeluarkan buku catatan dimana ia biasanya menuliskan puisi, pantun ataupun hal acak lainnya yang sedang ada dipikirannya.
"M-maafkan aku senpai."
Shoose merasa bersalah, ia mencoba untuk menghibur adik kelasnya. "Tidak apa-apa (L/n)-san, lagipula kau juga tidak tahu siapa pengirimnya."
(Y/n) meremas roknya dan menahan tangisannya. Ia tidak tau harus apa lagi dan sekarang ia membuat kesan buruk kepada salah satu senpainya.
"E-eh jangan menangis! Bagaimana kalau kita membeli boba? Aku yang traktir!" kata Shoose sambil menarik (Y/n) pergi.
"T-tapi senpai ...."
"Tidak ada penolakan!"
***TBC***
Shoose kakel idaman ლ('ڡ'ლ)
(L/n) : Last name/nama marga/nama keluarga
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Pesawat Kertas┊Sou ✔︎
Hayran Kurgu🧸 ⧘ 10 Pesawat Kertas ft. Sou aku sadar bahwa diriku ini pengecut. namun, kuharap kau menerima pesawat kertas yang kukirimkan padamu. Uptaite Project story © moehyung utaite © theirself